Rabu, 11 April 2012

Menghitung bilangan hari


Bulan 14


Seorang kawan berkisah pada ku, kisah yang diceritakannya kepada ku ialah perkara “Bulan 14”. Ketika ku tanya “Apa maksud engku dengan Bulan 14?”
Diapun menjawab “Maksud ku ialah bulan pernama, bulan penuh. Bukankah bulan penuh itu ialah setiap tanggal 14 atau pertengahan bulan.”


Lalu akupun bertanya padanya perihal maksudnya dengan “Bulan 14”. Diapun menjelaskan bahwa dia baru tersadar perihal “Bulan 14” ini ketika sedang mencuri-curi untuk merokok di luar rumahnya, “Takut ketahuan oleh isteri..?” canda ku.

Dia hanya diam acuh tak menanggapi. Dia lebih tertarik menceritakan perihal Bulan 14 dibandingkan kebiasaannya yang mencuri-curi untuk merokok. Pada malam hari Kamis tangal 5 April kemarin merupakan bulan penuh. Kawan ku inipun terkejut, soalnya sekarangkan baru tanggal 05 April, bukan pada pertengahan bulan. Lama dia termenung, apa gerangan yang salah? Dia yang salah melihat tanggalkah? Tidak, dia yakin kalau Kamis malam kemarin merupakan tanggal 05 April. Atau tukang kalender yang salah mencetak kalender? Dia fikir perkara tersebutpun tak mungkin sebab esoknya orang kantor cuti bersama.

Lama juga kawan ku ini berfikir dan akhirnya dia teringat akan sistem penanggalan orang Yunani dan perbedaannya dengan sistim penanggalan umat muslim. Ya.. kalender yang secara resmi kita pakai saat ini bernama Kalender Gregorian. Tahukah kawan kenapa kalender ini bernama Kalender Gregorian? Cobalah kawan kunjungi blog ini: minangcabo.blogspot.com, Insya Allah pertanyaan kawan akan terjawab. Kalender Gregorian ini mendasari penghitungan bilangan hari, bulan, dan tahun berdasarkan peredaran Bumi mengelilingi Matahari.

Sedangkan kita umat muslim yang bengak ini sebenarnya menggunakan penanggalan Hijriyah yang mendasari penghitungan bilangan hari, bulan, dan tahun pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Tentu saja hal ini menyebabkan jatuhnya tanggal pada masing-masing penanggalan berbeda pula. Sayang sekali tidak banyak muslim yang tahu pabila ditanya “Tanggal berapakah sekarang menurut penanggalan Hijriyah?”.

Nah, kawan ku pun teringat akan hal itu “Jangan-jangan yang dimaksudkan dengan tangan 14 setiap bulannya ialah tanggal 14 setiap bulan pada penanggalan Hijriyah..”. Kawan ku pun segera bertanya kepada Sang Isteri Tercinta “Dinda, tahukah dinda sekarang tanggal berapa menurut penanggalan Hijriyah?” tanyanya penuh semangat..

“Astagfirullah tuan, tuan masih merokok? Bukankah tuan sudah janji untuk berhenti merokok! Tuan tahukan seberapa besar petaka yang didatangkan kepada diri tuan dan keluarga kita jika tuan masih tetap saja terpikat dengan daun tembakau itu?” seru isterinya.

Alangkah terkejutnya kawan ku ini, rupanya dia lupa kalau baru selesai merokok di tempat persembunyiannya. Dan nafas kawan ku ini yang masih bau rokokpun akhirnya tercium juga. Dirinya hanya diam tertunduk mendengar ucapan isterinya. Sambil menahan senyum melihat suaminya canggung, diapun menjawab “Sekarang tanggal 14 Jumadil Awal tuan. Kenapa tuan kok tiba-tiba bertanya perkara ini kepada dinda?”

“Ah tidak, hanya penasaran dinda, sebab di luar bulan bersinar terang..” jawabnya. Karena masih penasaran dan berterima kasih kepada isterinya dalam hati karena tidak memperpanjang perkara “ayat-ayat tembakau ini”. Untuk menghilangkan kecanggunggan, kawan ku pun ini pergi mencari Almanak. “Tapi dinda, di almanak ini tertulis Kamis 05 April, dan dibawahnya dengan huruf Arab yang lebih kecil tertulis tanggal 13..”


Sambil terus membasuh pinggan dan gelas kotor di tempat pencucian Sang Isteri menjawab “Benar tuan, akan tetapi lupakah tuan kalau dalam Peradaban Islam yang berdasarkan Syari’at, kita mengambil permulaan hari disaat terbenamnya matahari bukan pada pukul 12 malam seperti yang dilakukan oleh orang-orang sekarang. Cobalah tuan tengok pabila hendak menentukan awal puasa dan hari raya, pasti para Ahli Falak sudah sibuk melihat hilal yang akan tampak ketika matahari akan terbenam. Jadi tuan, semenjak magrib tadi kita sudah berada pada hari Jum’at tanggal 14 Rabiul Awal..”

“O begitu rupanya… ah alangkah pekaknya aku selama ini..” ujar kawan ku. Isterinya hanya tersenyum. Dan cerita kawan ku inpun berakhir seiring dia menceritakan senyuman isterinya. Alamak..beruntungnya kawan ku ini punya isteri shaleh dan berilmu semacam itu.

Kisah kawan ku inipun menjadi jawaban atas ganjalan yang terasa selama ini. Sebenarnya akupun mengalami rasa penasaran dan keganjilan seperti yang dialami oleh kawan ku ini. Hanya saja aku mengabaikan perasaan semacam itu. Dan baru sekarang terjawab pertanyaan hati ku, benar rupanya dengan melihat fenomena alam kita sudah dapat menentukan jam, hari, bulan, dan tahun. Sungguh teknologi telah membuat kita mengalami kemajuan disatu sisi dan kehilangan kearifan disisi yang lain.


juga dimuat di:

Sumber Gambar: Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 11 April 2012

Menghitung bilangan hari


Bulan 14


Seorang kawan berkisah pada ku, kisah yang diceritakannya kepada ku ialah perkara “Bulan 14”. Ketika ku tanya “Apa maksud engku dengan Bulan 14?”
Diapun menjawab “Maksud ku ialah bulan pernama, bulan penuh. Bukankah bulan penuh itu ialah setiap tanggal 14 atau pertengahan bulan.”


Lalu akupun bertanya padanya perihal maksudnya dengan “Bulan 14”. Diapun menjelaskan bahwa dia baru tersadar perihal “Bulan 14” ini ketika sedang mencuri-curi untuk merokok di luar rumahnya, “Takut ketahuan oleh isteri..?” canda ku.

Dia hanya diam acuh tak menanggapi. Dia lebih tertarik menceritakan perihal Bulan 14 dibandingkan kebiasaannya yang mencuri-curi untuk merokok. Pada malam hari Kamis tangal 5 April kemarin merupakan bulan penuh. Kawan ku inipun terkejut, soalnya sekarangkan baru tanggal 05 April, bukan pada pertengahan bulan. Lama dia termenung, apa gerangan yang salah? Dia yang salah melihat tanggalkah? Tidak, dia yakin kalau Kamis malam kemarin merupakan tanggal 05 April. Atau tukang kalender yang salah mencetak kalender? Dia fikir perkara tersebutpun tak mungkin sebab esoknya orang kantor cuti bersama.

Lama juga kawan ku ini berfikir dan akhirnya dia teringat akan sistem penanggalan orang Yunani dan perbedaannya dengan sistim penanggalan umat muslim. Ya.. kalender yang secara resmi kita pakai saat ini bernama Kalender Gregorian. Tahukah kawan kenapa kalender ini bernama Kalender Gregorian? Cobalah kawan kunjungi blog ini: minangcabo.blogspot.com, Insya Allah pertanyaan kawan akan terjawab. Kalender Gregorian ini mendasari penghitungan bilangan hari, bulan, dan tahun berdasarkan peredaran Bumi mengelilingi Matahari.

Sedangkan kita umat muslim yang bengak ini sebenarnya menggunakan penanggalan Hijriyah yang mendasari penghitungan bilangan hari, bulan, dan tahun pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Tentu saja hal ini menyebabkan jatuhnya tanggal pada masing-masing penanggalan berbeda pula. Sayang sekali tidak banyak muslim yang tahu pabila ditanya “Tanggal berapakah sekarang menurut penanggalan Hijriyah?”.

Nah, kawan ku pun teringat akan hal itu “Jangan-jangan yang dimaksudkan dengan tangan 14 setiap bulannya ialah tanggal 14 setiap bulan pada penanggalan Hijriyah..”. Kawan ku pun segera bertanya kepada Sang Isteri Tercinta “Dinda, tahukah dinda sekarang tanggal berapa menurut penanggalan Hijriyah?” tanyanya penuh semangat..

“Astagfirullah tuan, tuan masih merokok? Bukankah tuan sudah janji untuk berhenti merokok! Tuan tahukan seberapa besar petaka yang didatangkan kepada diri tuan dan keluarga kita jika tuan masih tetap saja terpikat dengan daun tembakau itu?” seru isterinya.

Alangkah terkejutnya kawan ku ini, rupanya dia lupa kalau baru selesai merokok di tempat persembunyiannya. Dan nafas kawan ku ini yang masih bau rokokpun akhirnya tercium juga. Dirinya hanya diam tertunduk mendengar ucapan isterinya. Sambil menahan senyum melihat suaminya canggung, diapun menjawab “Sekarang tanggal 14 Jumadil Awal tuan. Kenapa tuan kok tiba-tiba bertanya perkara ini kepada dinda?”

“Ah tidak, hanya penasaran dinda, sebab di luar bulan bersinar terang..” jawabnya. Karena masih penasaran dan berterima kasih kepada isterinya dalam hati karena tidak memperpanjang perkara “ayat-ayat tembakau ini”. Untuk menghilangkan kecanggunggan, kawan ku pun ini pergi mencari Almanak. “Tapi dinda, di almanak ini tertulis Kamis 05 April, dan dibawahnya dengan huruf Arab yang lebih kecil tertulis tanggal 13..”


Sambil terus membasuh pinggan dan gelas kotor di tempat pencucian Sang Isteri menjawab “Benar tuan, akan tetapi lupakah tuan kalau dalam Peradaban Islam yang berdasarkan Syari’at, kita mengambil permulaan hari disaat terbenamnya matahari bukan pada pukul 12 malam seperti yang dilakukan oleh orang-orang sekarang. Cobalah tuan tengok pabila hendak menentukan awal puasa dan hari raya, pasti para Ahli Falak sudah sibuk melihat hilal yang akan tampak ketika matahari akan terbenam. Jadi tuan, semenjak magrib tadi kita sudah berada pada hari Jum’at tanggal 14 Rabiul Awal..”

“O begitu rupanya… ah alangkah pekaknya aku selama ini..” ujar kawan ku. Isterinya hanya tersenyum. Dan cerita kawan ku inpun berakhir seiring dia menceritakan senyuman isterinya. Alamak..beruntungnya kawan ku ini punya isteri shaleh dan berilmu semacam itu.

Kisah kawan ku inipun menjadi jawaban atas ganjalan yang terasa selama ini. Sebenarnya akupun mengalami rasa penasaran dan keganjilan seperti yang dialami oleh kawan ku ini. Hanya saja aku mengabaikan perasaan semacam itu. Dan baru sekarang terjawab pertanyaan hati ku, benar rupanya dengan melihat fenomena alam kita sudah dapat menentukan jam, hari, bulan, dan tahun. Sungguh teknologi telah membuat kita mengalami kemajuan disatu sisi dan kehilangan kearifan disisi yang lain.


juga dimuat di:

Sumber Gambar: Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar