Fanatisme
Fanatik, telah menjadi satu kata yang sangat bertuah di Indonesia. Bertuah bagi yang menjatuhkannya (memfonis) namun malapetaka bagi yang menerima. Dengan kesungguhan yang tiada henti, pemerintah dan media di Indonesia telah berhasil membuat pandangan (image/imej) bahwa sikap fanatik tersebut ialah identik dengan Islam. Setiap orang Islam yang berkeinginan hendak menegakkan Syari’at Islam di Indonesia maka ia merupakan seorang fanatik.
Namun engku-engku sekalian, tahukah engku arti dan makna dari kata fanatik tersebut? Benarkah sikap fanatik itu ialah orang-orang Islam yang berkeinginan untuk menegakkan hukum “Syari’at di Indonesia”?
Susah juga rupanya engku, yang banyak terdapat di internet hanyalah berbagai artikel mengenai fanatik. Sedangkan pengertian perihal apa itu fanatik sebenarnya sangatlah susah didapat. Kalau dalam sisi bahasa,
fanatik berarti:
teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap suatu ajaran (politik, agama, budaya, dan lain sebagainya).
Namun dapat jua oleh kami pengertian fanatik yang kami cari. Beginilah kira-kira makna dari fanatik itu engku.
Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu. Apakah itu merupakan pandangan yang baik (positif) ataupun yang buruk (negatif). Pandangan tersebut tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. (A Favourable or unfavourable belief or judjment, made without adequate evidence and not easily alterable by the presentation of contrary evidence).
Jadi engku, sikap fanatik itu dapat menerpa siapa saja, apapun agamanya, pandangan politik, maupun latar belakang keluarga maupun budaya. sesungguhnya sikap fanatik ada pada setiap agama, budaya, politik, maupun paham-paham lainnya. Namun kenapa hanya Islam yang menjadi sorotan. Kenapa engku? Cobalah engku fikirkan? Tidak anehkah engku?
Coba kita tengok pada kehidupan bernegara. Sering kali pecah pertikaian antara pendukung tim sepak bola di Indonesia. bahkan tak jarang ada yang berujung pada kematian. Pernahkah hal semcam itu dilarang engku? Bukankah hal semacam itu dapat kita golongkan kepada fanatik, fanatik kepada tim sepakbola?
Lalu bagaimana pula dengan sekelompok orang yang memutuskan batanggang sampai pagi hanya untuk menonton pertandingan sepakbola dari tim kesayangannya di Benua Eropa Sana.. pada hal esok hari mereka harus bekerja,..bukankah hal semacam itu dapat pula kita golongkan pada sikap fanatik engku?
Ah..janganlah engku marah pula, kami paham, engkupun sangat gemar sekali menonton bola. Itukan hanya contoh, kami tidak membahas perkara benar ataupun salah..
Itulah yang terjadi di negara kita pada saat sekarang duhai engku, sikap fanatik hampir dimiliki setiap orang. Masyarakat kitapun berkat pemberitaan dari media dengan mudahnya menjatuhkan cap fanatik kepada seseorang ataupun kelompok orang hanya dengan melihat pakaian yang dipakainya. Pada hal mereka sebenarnya tidak kenal atau paham mengenai ajaran yang dianut oleh orang-orang tersebut. Hanya berbekal informasi yang sedikit dari media yang mereka peroleh maka dengan mudahnya mereka menjatuhkan cap fanatik.