Berlaku Adillah kepada Saudara Kita yang Istimewa[1]
Beberapa
saat yang lalu kami melihat salah satu kabar yang diberitakan di
stasiun TV internasional PRESS TV yang mengudara dari Tehran Iran.
Stasiun ini membuat suatu kabar yang menggugah hati duhai tuan. Apakah
kabar itu gerangan tuan? Yakni perihal pembaca berita dari salah satu
stasiun TV di Korea (Korea Selatan). KBS nama stasiun TV tersebut.
Apa
gerangan yang menarik duhai tuan? Yang menarik ialah karena pembaca
berita (news anchor) tersebut ternyata seorang yang kurang beruntung
dalam segi fisik, tak sampai hati mengatakannya tuan. Bagi kami beliau
ini ialah “News Anchor Istimewa”.. Maksud kami, beliau si pembaca berita
dari Korea ini ialah seorang yang buta. Namun keterbatasan yang
dimilikinya tidak membatasi dirinya untuk dapat bekerja mencari nafkah.
Beruntung
beliau ini berada di Korea Selatan, sebuah negara yang maju
kehidupannya. Walau sudah menjadi hukum alam bahwa semua keadaan di
dunia ini memiliki dua sisi yakni baik dan buruk. Seperti yang dikatakan
pepatah cina “Yin & Yang”. Namun setidaknya kehadiran pembaca
berita ini menambah kesalutan kami kepada Korea Selatan. Pada saat
sekarang ini, negara Asia sedang diserang oleh kebudayaan K-Pop yang
berasal dari Korea. Ada yang suka, namun ada pula yang tidak. Kehidupan hedonis Korea
sempat menjadi sorotan beberapa fihak di negara kita. Beragam kabar,
walau lebih banyak yang baiknya namun ada juga yang buruk perihal Korea.
Namun seperti yang kami cakapkan tadi tuan, Yin & Yang.
Memanglah
demikian duhai tuan. Di negara maju yang kebanyakan dari mereka
bukanlah negara Islam, kehidupan masyarakatnya amatlah teratur. Sebab
mereka taat kepada peraturan yang telah dibuat. Berlainan dengan kita di
Indonesia ini, tak ada peraturan yang tak dilanggar. Dan tak pula malu
dengan keadaan yang demikian, justeru bangga. Orang yang patuh kepada
peraturan dianggap bencong, tak memiliki keberanian..
Tuan
yang budiman, pada negara-negara maju mereka sangat memperhatikan
kepentingan rakyatnya. Sungguh aneh tuan, sebab pada negara yang
mengabaikan kehidupan akhirat justeru bagus pelayanan terhadap
rakyatnya. Memanglah demikian tuan, sebab negara kita bak kata pepatah hidup segan mati tak mau,
secara resminya masih merupakan negara Pancasila dengan Sila
Pertamanya. Namun kenyataannya ialah negara kita ini ialah negara
Sekuler yang menistakan agama.
Begitulah
keadaannya tuan, pada negara-negara maju ini rakyat mereka benar-benar
dilayani oleh negara. Termasuk kepentingan dan kebutuhan bagi
orang-orang yang memiliki kekurangan dalam segi fisik. Ada tempat
khusus, tanda petunjuk khusus, jalan khusus, perlakuan khusus, dan
berbagai macam ragam kekhususan atau keistimewaan lainnya yang mereka
dapatkan. Sungguh beruntung mereka ini tuan, dan malangnya orang yang
bernasib sama namun memiliki kewarganegaraan Indonesia. Disini mereka
dilecehkan, dipandang sebelah mata, dan tidak dihargai. Orang yang
lengkap anggota badannya saja sudah susah mendapat penghargaan dari
orang lain, apatah lagi yang tidak.
Salah satu perlakuan istimwa yang mereka dapatkan ialah penggunaan huruf / tulisan timbul, atau lebih dikenal dengan nama huruf “Braille”.
Pada tempat umum yang dikunjungi banyak orang maka akan terdapat
tulisan ini. Gunanya ialah untuk mempermudah saudara-saudara kita yang
memiliki keterbatasan dalam penglihatan. Contoh penggunaannya ialah pada
angka ataupun huruf di lift, pegangan, plang petunjung seperti Toilet,
Keluar (Exit), Masuk (Enter), Dilarang ini/itu, dan lain sebagainya.
Ada
pula jalan khusus dan tempat khusus yang disediakan untuk orang-orang
lumpuh tak dapat berjalan. Contohnya lift khusus, toilet khusus, jalan
khusus, dan lain sebagainya. Gunanya ialah untuk mempermudah gerak
mereka di ruang publik. Sehingga mereka tidak merasa tersisishkan.
Intinya ialah mereka diperlakukan sangat manusiawi duhai tuan. Malu awak jika melihat perkara semacam ini. Tak terbilang rasa syukur diucapkan ke hadirat Allah Ta’ala atas kelengkapan anggota badan.
Sungguh
sangat malu kita tuan, orang kafir saja tanpa mereka sadari telah
menunaikan ajaran agama kita yakni memperlakukan semua manusia dengan
adil. Sudahkah kita melakukan hal yang sama tuan? Sungguh kasihan
saudara-saudara kita yang hidup dengan kekurangan tersebut. Mereka tidak
dapat dengan bebas bergerak di ranah publik.
Kabar dari Korea sungguh menggetarkan hati, semoga saja dapat menjadi teladan yang baik bagi kita semua.
Sumber Gambar: Internet
[1]
Kami tak hendak menggunakan kata-kata “cacat” dalam hal ini. Sebab
terasa kasar, tak berperasaan, melecehkan, penghinaan, atau tak patut.
Kami lebih senang memanggil mereka sebagai orang-orang yang “Istimewa”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar