Ma irik Saha

“Puaso lai indak, saha lai talok..” jawab mereka dengan gurauan khasnya.
Saha
merupakan sebutan lain untuk puasa dalam Bahasa Minangkabau. Namun pada
masa sekarang, bersama beberapa kosakata lama lainnya, kata saha mulai dilupakan orang. Kecuali oleh para generasi tua.
Pada masa sekarang anak-anak muda Minangkabau telah mengenal dan mulai pula menggunakan kata “ngabuburit”. Merupakan bahasa gaul khas anak-anak Jakarta yang cepat menyebar ke daerah melalui media televisi dan cetak. Makna kata dari ngabuburit ialah mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa.
Pada masa sekarang kata-kata ngabuburit semakin sering dipakai oleh anak-anak muda Minangkabau, menggantikan kata-kata ma i-rik saha. Ya..tuan, ma i irik saha merupakan kata-kata asli orang Minangkabau untuk menyebut kegiatan yang dilakukan dalam menanti waktu berbuka tiba.
Ma i-rik saha terdiri dari dua kata yakni ma i-rik yang berarti menarik dan saha yang berarti puasa. Jadi kalau diterjemahkan ma i-rik saha ialah menarik puasa.
Sungguh lucu dan aneh memang terjemahannya, mungkin maksudnya secara
harfiah ialah menarik puasa sampai ke waktu berbuka. Sebab bagi sebagian
orang, berpuasa merupakan beban, maklumlah tuan tidak semua orang Islam
itu beriman. Bukankah Allah sudah memperingatkan dalam Kitabnya bahwa
sebagian besar orang berpuasa yang di dapatnya ialah haus dan lapar. Bagi orang-orang semacam ini, ngabuburit atau ma i-rik saha merupakan cara yang handal untuk melupakan lamanya waktu berbuka.


Atau ada pula yang memain sepak takrau, bersepeda, atau sekedar duduk-duduk sambil maota-ota
di tengah simpang. Kegiatan yang terakhir merupakan kegiatan yang dapat
merusak puasa. Kalau orang zaman sekarang lebih banyak berjalan-jalan
sambil berleha-leha dengan mengendarai motor. Bagi yang lelaki biasanya
mereka akan mandi dulu yang bersih, kemudian memakai pakaian mereka yang
paling keren dan gaul, selepas itu mereka akan mengendarai motor
kesayangan mereka dengan congkak. Tanpa menggunakan helem, biasanya
bersama kawan-kawan seusia mereka akan berjalan-jalan keliling kampung
dengan motor mereka yang telah dimodifikasi. Tebar pesona..
Lain
padang lain belalang, lain lubuk lain pulang ikannya. Di daerah lain
tentu serupa tapi tak sama dengan di kampung kami. Tapi kami yakin,
pasti acara menjelang berbuka ini didominasi oleh anak muda. Tebar
pesona, sudah menjadi pemandangan biasa. Yang perempuan bersolek,
berbedak yang tebal. Sedangkan bagi lelaki akan lebih lama di muka
cermin, mengubah-ubah gaya rambut mereka. Selepas itu mereka akan pergi
ke luar rumah, biasanya berkelompok bersama kawan-kawan mereka. Apa
tujuan mereka? Apakah hendak menanti waktu berbuka? Bukan tuan,
melainkan mencari pasangan.. atau menghabiskan waktu dengan pasangan
menjelang berbuka. Sungguh pekak mereka, disaat-saat terakhir puasa
mereka malah merusak bahkan mungkin saja membatalkan puasa.
Demikianlah tuan, bagaimana dengan tuan dan engku..?
sumber gambar: internet
juga dimuat di: http://soeloehmelajoe.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar