Sabtu, 30 Juni 2012

Panggamang


Perempuan Nyinyir


“Bagaimana kiranya jika kawan menghadapi orang pencemas dan penggamang?” tanya salah seorang kawan kami tatkala kami sedang khusyuk-khusyuknya memainkan jari di atas keyboard. Kami tersenyum mendengar pertanyaan darinya. Kami pandangi mukanya, rupanya sedang kusut masam sedang memikirkan sesauatu.


Kami paham bahwa pertanyaan semacam ini tidak muncul begitu saja. Pasti ada penyebabnya, pastia dia baru saja mengalami suatu kejadian yang tak menyenangkan hatinya. Kawan kami ini memang jenis orang yang selalu memikirkan segala sesuatu terlalu mendalam. Kata orang sekarang to serius, to sensitive, dificult for him to take comunication with other people.

Kamipun mencoba menyelidiki “Entahlah kawan, mungkin akan awak biarkan dia sekehendak hatinya. Pabila dilawan kita pula nan tabao rendong. Kalau tak dapat masalah dari dirinya, maka dari orang lain yang berhubungan dirinyalah kita akan mendapat masalah..”

“Ah..sayangnya aku melawannya, takajuik awak tadi kawan. Takajuik dek suaranya dan tanggapan yang diberikannya..” jelasnya.

“Apa dia seorang perempuan..?” terka ku.

“Benar kata orang rupanya, kaum perempuan itu lebih mendahulukan perasaannya, perasa, dan pencemas. Akal mereka tak berjalan pabila sedang berada dalam suatu keadaan yang menurut mereka mengancam diri mereka..” jelasnya.

Hm.. pertanyaan kami tak dijawab, tapi malah berkeluh kesah. Tapi tak apa kami senang jika ada kawan yang berkeluh kesah kepada kami. Merupakan suatu pertanda bahwa kami merupakan orang yang terpercaya. Kami pernah pada suatu ketika berada dalam keadaan dimana semua orang menaruh rahasia terhadap kami. Ditanya tak dijawab, mengalihkan percakapan kepada perkara lain yang sama sekali tak berhubungan. Sungguh tertekan jiwa kami ketika itu.

“Tak semua kawan, ada juga beberapa perempuan yang bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan yang menimpa dirinya. Semuanya kembali kepada orang tersebut, setidaknya sikap yang diperlihatkannya mencerminkan kepribadian dirinya. Ada apa kiranya kawan, tiba-taba saja engkau bercakap macam tu. Pastilah telah terjadi suatu perkara yang tak menyenangkan hati?” balas kami.

Minggu, 24 Juni 2012

moon at te night


Moon Light
 

This night in my city, the moon is shining. It’s a beautiful night. If every night like this, it could be fun. The moon is not completely full yet, may be two or three night later. I wish in that time the sky will be clear like this. No cloud or may be a few of cloud in the sky can make the night more beautiful. Its good for you who want make the great momen in your life.

A few of star was decorating the sky with their light. Allah is The Great, how can be the man who say that no god in this life, in this world. Who make all of this? Have they think not just with their head but also with use their heart?

This arrogant people who blind with their power in money and science said that religion was a nonsene. How can they think like this.

Every day, every hour, every time we life with mercy of the god.
May Allah blessing us my friend. Insya Allah..

picture: internet

Sabtu, 16 Juni 2012

Dunia Pariwisata Bukittinggi


De Mooi Fort de Kock

foto: Erison J.Kambari
Beberapa hari yang lalu terdengar kabar dari kampung oleh kami duhai tuan. Rupanya rumah kami nan buruk di kampung dikunjungi oleh saudara kami dari jauh, Tanah Semenanjung. Alangkah senangnya hati keluarga kami, sebab sudah lama tak bersua. Memanglah senang hati kedua orang tua kami, sebab mereka tak dapat berkunjung menziarahi dunsanak kami di sana. Maka sebagai gantinya, merekalah yang datang ke kampung kami membawa serta anak-anaknya.

Ibu kami sangat senang sekali, jauh-jauh hari telah dikabarkan kepada kami. Tatkala pulang kampung kampipun sibuk membantu beliau mempersiapkan bilik yang akan ditempati oleh tamu kami tersebut. Layaknya akan kedatangan tamu penting, bilik-bilik inipun dibersihkan dan dipercantik. Supaya tamu kami merasa nyaman menempatinya selama berkunjung.

Beberapa hari mereka tiba di kampung, mamak kami membawa mereka ke tempat-tempat pelancongan yang ada di negeri kita, Minangkabau. Negeri kita yang selama ini terkenal karena keelokan alamnya memang telah lama menjadi buah bibir kemana-mana. Banyak memang para pelancong yang datang untuk mengunjunginya. Sebab negeri mereka taklah sindah negeri kita. Alhamdulillah..

Namun ada satu hal yang menimbulkan kekhawatiran pada diri kami duhai tuan. Yaitu orang kita yang terkenal asal-asalan dan tidan profesional dalam mengelola tempat-tempat pelancongan tersebut. Tempat atau fasilitas yang disediakan ialah apa adanya, namun cukai yang diambil dari tempat tersebut sangatlah besar. Sebut saja cukai parkir dan cukai jamban, hanya di negeri kita saja duhai tuan, kalau orang ke jamban kena cukai pula.

Kamipun mendapat kabar, kalau beberapa hari yang lalu ibu kami beserta sanak keluarga lain di kampung membawa mereka berjalan-jalan ke Jam Gadang yang sangat terkenal itu. Kata orang, pada masa sekarang di bawah Jam Gadang sudah dipercantik orang. Tempat untuk berjalan-jalan sudah diperluas sehingga banyak orang dapat di tampung. Namun sayangnya, selain diramaikan oleh orang-orang yang berkunjung, tempat itu juga diramaikan oleh pedagang kaki lima yang berdagang. Mereka berdagang mengalahi tempat orang berjalan-jalan. Dan perkara semacam itu diabaikan oleh pemerintah di sana.

Kamis, 14 Juni 2012

Kisah di Pagi Hari


Mencari Rezki yang Halal

Terkadang kami merasa malu sendiri pabila melihat orang-orang yang berjualan keliling perkampungan dipagi hari. Kami yang telah diberi kemudahan dalam mencari rezki masih sering merasa malas dalam bekerja. Pabila terdapat hal yang disukai maka semangat kami dalam bekerja akan menurun. Selain itu kami juga boros dalam pengeluaran, setiap hari, ada saja pengeluaran yang tak perlu yang kami lakukan. Walau sudah berusaha mengendalikannya, akan tetapi selalu saja terdapat kesilapan semacam itu.

Dipagi hari, mulai pukul setengah tujuh hingga setengah delapan. Orang-orang ini sudah mencoba mengais rezeki. Pada hal dalam waktu itu sebagian dari penduduk negeri sedang asyiknya terlelap tidur. Melalaikan kewajiban mereka sebagai seorang muslim yakni Shalat Subuh. Sungguh suatu kejadian yang bertolak belakang, seandainya saja setiap muslim merupakan orang-orang yang berfikir, tentunya mereka dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yang mereka temui dalam hidup ini.

Selasa, 12 Juni 2012

Mendidik Anak


Masjid, kanak-kanak, & Jum’at

Pernah suatu ketika pada masa yang telah lalu kami mendengar ada orang berkata “Sesungguhnya menjadi orang tua itu tidaklah mudah..” dalam hati kami mengamini perkataan orang tersebut. Sebab walaupun belum pernah menjadi orang tua, kami sendiri menyaksikan dan dapat pula merasakan bahwa sangatlah berat beban yang harus ditanggung oleh para orang tua. Membiayai segala  kebutuhan, mulai dari makan, pakaian, serta kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun yang terberat dari itu semua ialah mendidik anak. Kami hanya sekedar tahu dan bersimpati, namun belum dapat merasakannya sebab kami belumlah menikah.


Namun perlahan-lahan tabir itu mulai tersingkap tatkala kami diminta oleh seorang kawan untuk membawa serta anak lelakinya yang beru berumur sekitar lima tahun untuk ikut Shalat Jum’at. Itulah pengalaman pertama kami dalam membawa seorang kanak-kanak ke masjid. Sungguh suatu perkara yang tidaklah mudah.

Adalah sudah menjadi tabi’at dari anak-anak yang tidak mudah diam. Mereka selalu lasak dan nyinyir. Tidak dapat tenang pabila disuruh berdiam untuk duduk, ataupun tak dapat diam pabila disuruh berhenti bercakap-cakap. Mereka sangat mudah sekali untuk bosan kemudian merengek.

Maka taklah mengherankan pabila dalam masjid mereka suka membuat ulah, berjalan ataupun berlari diantara shaf sehingga membuat para jama’ah tidak tenang. Merengek-rengek kepada orang tua mereka. Ataupun bergelut bercanda-ria dengan anak-anak seumur mereka. Perkara itu memang perkara wajar bagi anak-anak, akan tetapi bukan berarti mereka harus dibiarkan saja. Disinilah pendidikan itu dimulai, bukan begitu engku.

Kalaupun engku tak sanggup untuk mendidik mereka maka janganlah engku bikin anak. Maaf engku, maksud kami janganlah engku bawa mereka ke masjid. Sebab hal itu dapat mengganggu orang lain dalam beribadah. Sebab pabila seorang anak lasak di dalam masjid maka orang tuanya jugalah yang akan disalahkan orang.

Tetapi syukur engku, anak dari kawan ini tidaklah selasak yang kami kira. Dia cukup dapat disuruh diam, sebab anaknya memang agak penurut sedikit. Walau beberapa kali larangan kami dikerjakannya kembali, namun syukur tidak sampai mengganggu para jama’ah yang sedang menunaikan ibadah. Tak lama kiranya setelah duduk selepas melaksanakan Shalat Tahyatul Masjid, dia bernyanyi-nyanyi kecil mengusir kebosanan. Kami suruh diam dan diapun tersenyum dan diam. Beberapa saat kemudian, diulanginya kembali kelakuannya tersebut. Kamipun kembali menyuruh diam, dan diapun diam dan tersenyum kembali kepada kami. Hal yang sama berlaku kembali beberapa saat kemudian engku.

Minggu, 10 Juni 2012

Jihad & Pedang


JIHAD
Apabila kamu menemui suatu kemungkaran, maka cegahlah ia dengan kekuatan, kalau tak dapat, cegahlah dengan lisan, dan pabila engkau tak juga mampu melakukannya, maka cegahlah ia dengan hati. Sesungguhnya itu ialah selemah-lemah  iman.


Islam di sebarkan dengan perantaraan kalam bukan pedang. Begitulah kira-kira makna dari bunyi petikan untaian kalimat pada halaman awal salah satu novel yang dibuat oleh anak salah seorang pemimpin politik di Indonesia. Kami terkejut membacanya, apalagi yang menulis ialah anak dari tidak hanya tokoh politik melainkan juga tokoh cendikiawan muslim di Indonesia. Namun kami tak begitu heran tatkala merenungkan kembali perkara ini. kalau kami tak salah ingat, sang anak ini dahulunya bersekolah di Singapura dan dengan kedua orangtuanya terbiasa bercakap bahasa Inggris. Terlalu dangkal memang pabila hal ini kami jadikan bahan pertimbangan. Namun selain yang dua tersebut kami juga masih memiliki pertimbangan lain. Yakni sosok sang ayah yang menuntut Ilmu Politik di Amerika, serta keengganan ayahnya mengubah haluan partai yang didirikan dan dipimpinnya kala itu menjadi berasaskan Islam.

Kami memperbincangkan dengan kawan di kantor kami mengenai pernyataan tersebut. Kawan kami yang kami kira kuat pendiriannya perihal syari’at ini ternyata membenarkan pendapat tersebut. Alangkah terkejutnya kami sebab hal tersebut diluar perkiraan kami. Tapi kemudian kami mencoba memahami, memang beginilah keadaan umat Islam sekarang buta dengan agamanya sendiri. Amatlah sangat banyak umat muslim di INDonesia yang tak memahami agamanya dengan benar. Sangat sedikit yang memahami hukum fiqih, sehingga banyak terjadi kesalahan dalam beramal.

Sabtu, 09 Juni 2012

Kritislah Terhadap Media


Melawan Arus

Melawan arus atau berfikir melawan arus, apa yang engku tangkap dari perkataan ini? Bukan engku, sekali bukan. Kami paham maksud engku, pastinya pola berfikir seperti yang dipertontonkan oleh ­agen-agen zionis di negara kita bukan? Para SEPILIS yang berusaha menghancurkan akidah dan keyakinan umat beragama di negara ini. Berfikir bebas, menghujat agama dan keyakinan, mendobrak tradisi, mengerjakan yang terpantangkan selama ini di tengah-tengah masyrakat kita.


Bukan engku, sekali lagi bukan. Yang kami maksudkan dengan berfikir melawan arus ialah suatu pola berfikir yang bertolak belakang dengan yang dilakukan oleh banyak orang (masyarakat awam). Tahukak engku, para ilmuwan telah mengelompokkan cara berfikir manusia kepada dua kelompok yakni cara berfikir awam (commonsense) dan ilmiah (scientific). Sebenarnya ada satu lagi yakni cara berfikir filosofis yang merupakan cara berfikir paling hebat. Namun sayangnya kami belum dapat memahaminya dengan baik. Oleh karena itu kita hanya akan membahas kedua cara berfikir yang tersebut di atas.

Cara berfikir awam atau bahasa kerennya ialah commonsense, merupakan cara berfikir masyarakat kebanyakan. Maksudnya ialah suatu cara berfikir yang tidak mendasari pendapat ataupun kesimpulan yang didapat pada penyidikan atas suatu kejadian (fenomena) yang disaksikan. Orang-orang yang berfikir semacam ini selalu mengambil suatu kesimpulan tanpa perenungan ataupun penyidikan mendalam atas fenomena ataupun permasalahan yang mereka hadapi. Mereka mempercayai begitu saja atas suatu informasi yang mereka dapat, kalaupun dilakukan penyidikan maka hanya sebatas membandingkan dengan satu atau dua sumber lainnya.

Akhirnya fikiran semacam itu melahirkan gagasan-gagasan umum yang kemudian menjadi lazim dan dapat diterima ditengah-tengah masyarakat. Intinya mereka mempercayai karena mereka tidak pernah menemukan dan memang mereka tidak pernah berusaha untuk menemukannya. Contoh sederhananya ialah seperti ini: Sudah menjadi kelaziman dalam masyarakat di negara ini apabila terjadi suatu tindaka terorisme seperti pengeboman pada tempat-tempat umum maka tuduhan akan segera mengarah kepada Kaum Radikalis yang cirikhas mereka ialah berjenggot, bergamis, dan memperjuangkan tegaknya Syari’at Islam di negara ini. Hal ini diberitakan dengan luas oleh media, hampir setiap media, apakah itu televisi, radio, koran, maupun internet menyuarakan hal serupa. Dan masyarakat awam pada umumnya percaya, percaya begitu saja atas informasi yang disampaikan. Walaupun mereka mengetahui dengan pasti ajaran agama mereka bahwa suatu tindakan semacam itu juga dilarang oleh agama mereka, namun mereka tetap percaya. Fikiran mereka telah teralihkan, sudah tidak merdeka lagi, telah dijajah oleh orang(kelompok orang) yang menguasai media.

Lalu bagaimana dengan cara berfikir ilmiah, duhai engku? Tatkala masih kuliah dahulu, salah seorang dosen kami pernah berujar “Tahukah engku, bagaimana ilmu itu dapat wujud sampai dihadapan kita..?”

Kamis, 07 Juni 2012


Hati Seorang Perempuan

Siapa kiranya diantara engku-engku yang dapat menerka apa gerangan yang ada dalam benak seorang perempuan? Tak tahukah engku? Sama awak engku, kamipun tak dapat menerka. Bahkan Bapak Ilmu Psikologi Moderen yang bernama Tuan Sigmund Freud pun tak dapat menjelaskan. Bahkan diakhir hayatnya beliau meninggalkan satu pertanyaan sederhana namun tak dapat dipecahkan oleh ahli-ahli yang datang sesudah beliau. “What woman things?” begitulah kira-kira bunyi pertanyaan sederhana itu engku.


Perempuan sejati ialah perempuan yang sabar, tabah, tekun, dan teliti dalam menghadapi segala macam perkara. Pikiran mereka tajam, daya ingat mereka kuat (jadi engku jangan coba-coba berbuat serong, takkan pernah dilupa..) serta gigih dalam berjuang. Sangatlah tak mudah mematahkan semangat mereka. Mungkin adakalanya mereka akan menuruti perkataan kita, namun bukan berarti mereka setuju ataupun kalah dalam mempertahankan pendapat di hadapan kita engku. Melainkan mereka sedang bersabar, mananti saat yang tepat untuk menjalankan kehendaknya.

Seorang perempuan sejati merupakan seorang motivator ulung. Dorongan semangat mereka sangat berarti, lebih besar dari dukungan yang diberikan oleh beberapa orang lelaki. Cobalah engku tengok, dibelakang sosok nabi kita Muhammad Rasulullah terdapat sosok Siti Khadijah yang mendorong dan mendukung beliau untuk berdakwah. Segenap jiwa, raga, dan harta beliau persembahkan untuk sang suami. Sehingga ketika kematian memisahkan mereka, nabi kita merasa sangat terpukul.
Coba juga engku tengok, dibelakang Julius Caesar, politikus besar dari Romawi. Terdapat seorang perempuan jelita yang telah menaklukan hati beberapa lelaki, Cleopatra. Betapa hebatnya semangat yang ditanamkan oleh Cleopatra pada Julius Caesar. Sehingga Julius meluaskan pengaruh politiknya.

Dalam masa perang dunia kedua, seorang diktator Italia yakni Benitto Mussolini. Dibelakang dirinya terdapat sosok sang kekasih. Sehingga dikala kejatuhan dirinya dari tampuk kekuasaan. Dirinya dan sang kekasih menjadi sasaran kemarahan rakyatnya. Berdua meraka dipukuli dan digantung dihadapan khalayak.

Minggu, 03 Juni 2012

Manusia Welas Asih


 Si Besar Kepala

Setelah dengan HAM (Hak Asasi Manusia), sekarang Islam dihadapkan dengan militerisme. Bagaimana kisahnya engku?


Berawal pada petang hari Ahad tanggal 20 Mei 2012 kami membuka akun facebook. Kebiasaan kami ialah bukan meratap-ratap menulis status melainkan sekedar memeriksa apakah ada pesan masuk, kemudian pemberitahuan, selanjutnya pernyataan permintaan perkawanan (yang ini termasuk jarang kami dapati) dan terakhir memeriksa kabar kawan-kawan melalui status mereka di facebook.

Ketika sedang khusyuk-khusyuknya memeriksa status kawan-kawan, kami tertarik terhadap salah satu postingan yang kawan kami ikut ditag. Sebenarnya kami telah dapat memperkirakan apa gerangan isi postingan tersebut. Namun untuk menuntaskan rasa ingin tahu kami baca juga akhirnya. Isinya ialah FPI vs Lady Gaga. Dapatkah engku menerka, pambahasan seperti apakah yang kami baca pada postingan ini?
Hm.. bagaimana baiknya kami menyampaikannya..

Status yang lebih menyerupai postingan ini dibuat oleh seorang yang berpendidikan. Dia merupakan seorang dosen pada salah satu perguruan tinggi agama di Kota Padang. Cerdas orangnya sebab dia juga memiliki sebuah blog yang selalu diupdatenya tiap hari. Lagipula kalau tak cerdas, mana dapat dia menjadi seorang dosen, bukankah begitu engku?

Dia mencoba menganalisis mengenai sikap militerisme yang ada pada masyarakat Indonesia. Sungguh menarik tulisan yang dimuat karena mengutip tulisan dari salah seorang intelektual terkemuka dari Pulau Jawa, pusatnya Indonesia. Tulisan tersebut berisi sebuah kisah jenaka semasa Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh. Trik yang bagus untuk menarik minat dan simpati pembaca, cara penulisan yang profesional sehingga, tak kentara siapa yang dituju karena begitu halusnya permainan kata-kata.

Sabtu, 02 Juni 2012

Haters


Hate
Has you feel hate? Or be hating?
Be hating, its mean you would be killing..
They don’t like you, want you disapear from their face.
Or maybe they didn’t, keep smile on you, say helo to you, talking with you, or even joking with you.
But, deep in side their heart. They hate you so much.
They will beat you when they get the moment.
Beating you without mercy, together they would be your nightmare.
They want you disappear from the earth.
Cruel than you? yes its.
This is life my friend, people say life is cruel.
But, never punish them, don’t be the demon to kill the demon.
Its never make you feel better. It worst, that feeling can killing on you.
What you feel about this my friend..?
picture from internet.

Jumat, 01 Juni 2012

Adu Domab Sunni-Syi'ah


Tragedi Houla

Beberapa hari ini kita dikejutkan dengan kabar mengerikan yang datang dari Timur Tengah tepatnya dari Suriah atau Syiria. Kabar mengerikan tersebut ialah pembantaian terhadap sejumlah penduduk sebuah kota yang bernama Houla di Propinsi Homs Suriah Tengah. Apa gerangan yang tengah terjadi duhai engku?


Suriah ialah sebuah negara yang beribu negerikan Damaskus. Sebuah kota tua peninggalan zaman keemasan Islam. Di kota inilah pusat kekuasaan Daulah Umayyah setelah pendiri dinasti mereka yakni Umayyah bin Abi Sofyan merebut kekuasaan dari tangan keturunan Ali bin Abi Thalib yang semenjak masa nabi hingga Khulafurasyidin memusatkan pemerintahan di Kota Madinah yang pada saat sekarang terletak di Negara Arab Saudi.

Sudah semenjak lama Negara Suriah dipimpin oleh sebuah dinasti pemerintahan yang berhaluan sosialis. Boleh dikatakan tak ada kehidupan demokrasi di negara tersebut. Presidennya sekarang ialah Bashar al Ashad yang naik tahta setelah kematian ayahnya, sang pendiri negara. Pemerintahannya didukung oleh kaum Syiah di negara tersebut. Oleh sebab itu dapatlah kiranya kita memahami kenapa hubungan kedua negara ini begitu erat.

Pada saat sekarang ini, Negara Suriah sedang bergolak. Seiring dengan jatuhnya kekuasaan para diktator Arab di Timur Tengah, dimana Revolusi Arab dimulai dari Tunisia, sebuah negara Arab di Benua Afrika bagian Utara. Revolusi ini terus menyebar ke Mesir, Libya, Yaman, Suriah, Bahrain, Arab Saudi, Yordania, dan beberapa negara Arab lainnya. Revolusi ini telah berhasil di Tunisia, Libya, Mesir, dan Yaman. Sekarang Revolusi Suriah sedang menunggu waktu.

Keadaan tiap-tiap negara dimana revolusi ini berjalan berbeda-beda. Ada yang pemerintahannya merupakan sekutu dekat Amerika & Israel. Namun ada pula yang menjadi penentang kedua negara laknat ini. Namun cirikhasnya tetaplah sama yakni pemerintahan yang diktator dan mengekang kehidupan segenap rakyatnya.

Suriah merupakan negara yang menentang kekuasaan Amerika & Israel di Timur Tengah. Peran mereka di Libanon sempat membuat Amerika dan sekutunya kalang-kabut. Di Libanon, Suriah membantu perjuangan Hizbullah dalam melawan Kaum Kristen di negara tersebut. Hingga pada sekitar tahun 2003, pasukan Suriah angkat kaki dari Negara Libanon.

Sabtu, 30 Juni 2012

Panggamang


Perempuan Nyinyir


“Bagaimana kiranya jika kawan menghadapi orang pencemas dan penggamang?” tanya salah seorang kawan kami tatkala kami sedang khusyuk-khusyuknya memainkan jari di atas keyboard. Kami tersenyum mendengar pertanyaan darinya. Kami pandangi mukanya, rupanya sedang kusut masam sedang memikirkan sesauatu.


Kami paham bahwa pertanyaan semacam ini tidak muncul begitu saja. Pasti ada penyebabnya, pastia dia baru saja mengalami suatu kejadian yang tak menyenangkan hatinya. Kawan kami ini memang jenis orang yang selalu memikirkan segala sesuatu terlalu mendalam. Kata orang sekarang to serius, to sensitive, dificult for him to take comunication with other people.

Kamipun mencoba menyelidiki “Entahlah kawan, mungkin akan awak biarkan dia sekehendak hatinya. Pabila dilawan kita pula nan tabao rendong. Kalau tak dapat masalah dari dirinya, maka dari orang lain yang berhubungan dirinyalah kita akan mendapat masalah..”

“Ah..sayangnya aku melawannya, takajuik awak tadi kawan. Takajuik dek suaranya dan tanggapan yang diberikannya..” jelasnya.

“Apa dia seorang perempuan..?” terka ku.

“Benar kata orang rupanya, kaum perempuan itu lebih mendahulukan perasaannya, perasa, dan pencemas. Akal mereka tak berjalan pabila sedang berada dalam suatu keadaan yang menurut mereka mengancam diri mereka..” jelasnya.

Hm.. pertanyaan kami tak dijawab, tapi malah berkeluh kesah. Tapi tak apa kami senang jika ada kawan yang berkeluh kesah kepada kami. Merupakan suatu pertanda bahwa kami merupakan orang yang terpercaya. Kami pernah pada suatu ketika berada dalam keadaan dimana semua orang menaruh rahasia terhadap kami. Ditanya tak dijawab, mengalihkan percakapan kepada perkara lain yang sama sekali tak berhubungan. Sungguh tertekan jiwa kami ketika itu.

“Tak semua kawan, ada juga beberapa perempuan yang bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan yang menimpa dirinya. Semuanya kembali kepada orang tersebut, setidaknya sikap yang diperlihatkannya mencerminkan kepribadian dirinya. Ada apa kiranya kawan, tiba-taba saja engkau bercakap macam tu. Pastilah telah terjadi suatu perkara yang tak menyenangkan hati?” balas kami.

Minggu, 24 Juni 2012

moon at te night


Moon Light
 

This night in my city, the moon is shining. It’s a beautiful night. If every night like this, it could be fun. The moon is not completely full yet, may be two or three night later. I wish in that time the sky will be clear like this. No cloud or may be a few of cloud in the sky can make the night more beautiful. Its good for you who want make the great momen in your life.

A few of star was decorating the sky with their light. Allah is The Great, how can be the man who say that no god in this life, in this world. Who make all of this? Have they think not just with their head but also with use their heart?

This arrogant people who blind with their power in money and science said that religion was a nonsene. How can they think like this.

Every day, every hour, every time we life with mercy of the god.
May Allah blessing us my friend. Insya Allah..

picture: internet

Sabtu, 16 Juni 2012

Dunia Pariwisata Bukittinggi


De Mooi Fort de Kock

foto: Erison J.Kambari
Beberapa hari yang lalu terdengar kabar dari kampung oleh kami duhai tuan. Rupanya rumah kami nan buruk di kampung dikunjungi oleh saudara kami dari jauh, Tanah Semenanjung. Alangkah senangnya hati keluarga kami, sebab sudah lama tak bersua. Memanglah senang hati kedua orang tua kami, sebab mereka tak dapat berkunjung menziarahi dunsanak kami di sana. Maka sebagai gantinya, merekalah yang datang ke kampung kami membawa serta anak-anaknya.

Ibu kami sangat senang sekali, jauh-jauh hari telah dikabarkan kepada kami. Tatkala pulang kampung kampipun sibuk membantu beliau mempersiapkan bilik yang akan ditempati oleh tamu kami tersebut. Layaknya akan kedatangan tamu penting, bilik-bilik inipun dibersihkan dan dipercantik. Supaya tamu kami merasa nyaman menempatinya selama berkunjung.

Beberapa hari mereka tiba di kampung, mamak kami membawa mereka ke tempat-tempat pelancongan yang ada di negeri kita, Minangkabau. Negeri kita yang selama ini terkenal karena keelokan alamnya memang telah lama menjadi buah bibir kemana-mana. Banyak memang para pelancong yang datang untuk mengunjunginya. Sebab negeri mereka taklah sindah negeri kita. Alhamdulillah..

Namun ada satu hal yang menimbulkan kekhawatiran pada diri kami duhai tuan. Yaitu orang kita yang terkenal asal-asalan dan tidan profesional dalam mengelola tempat-tempat pelancongan tersebut. Tempat atau fasilitas yang disediakan ialah apa adanya, namun cukai yang diambil dari tempat tersebut sangatlah besar. Sebut saja cukai parkir dan cukai jamban, hanya di negeri kita saja duhai tuan, kalau orang ke jamban kena cukai pula.

Kamipun mendapat kabar, kalau beberapa hari yang lalu ibu kami beserta sanak keluarga lain di kampung membawa mereka berjalan-jalan ke Jam Gadang yang sangat terkenal itu. Kata orang, pada masa sekarang di bawah Jam Gadang sudah dipercantik orang. Tempat untuk berjalan-jalan sudah diperluas sehingga banyak orang dapat di tampung. Namun sayangnya, selain diramaikan oleh orang-orang yang berkunjung, tempat itu juga diramaikan oleh pedagang kaki lima yang berdagang. Mereka berdagang mengalahi tempat orang berjalan-jalan. Dan perkara semacam itu diabaikan oleh pemerintah di sana.

Kamis, 14 Juni 2012

Kisah di Pagi Hari


Mencari Rezki yang Halal

Terkadang kami merasa malu sendiri pabila melihat orang-orang yang berjualan keliling perkampungan dipagi hari. Kami yang telah diberi kemudahan dalam mencari rezki masih sering merasa malas dalam bekerja. Pabila terdapat hal yang disukai maka semangat kami dalam bekerja akan menurun. Selain itu kami juga boros dalam pengeluaran, setiap hari, ada saja pengeluaran yang tak perlu yang kami lakukan. Walau sudah berusaha mengendalikannya, akan tetapi selalu saja terdapat kesilapan semacam itu.

Dipagi hari, mulai pukul setengah tujuh hingga setengah delapan. Orang-orang ini sudah mencoba mengais rezeki. Pada hal dalam waktu itu sebagian dari penduduk negeri sedang asyiknya terlelap tidur. Melalaikan kewajiban mereka sebagai seorang muslim yakni Shalat Subuh. Sungguh suatu kejadian yang bertolak belakang, seandainya saja setiap muslim merupakan orang-orang yang berfikir, tentunya mereka dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yang mereka temui dalam hidup ini.

Selasa, 12 Juni 2012

Mendidik Anak


Masjid, kanak-kanak, & Jum’at

Pernah suatu ketika pada masa yang telah lalu kami mendengar ada orang berkata “Sesungguhnya menjadi orang tua itu tidaklah mudah..” dalam hati kami mengamini perkataan orang tersebut. Sebab walaupun belum pernah menjadi orang tua, kami sendiri menyaksikan dan dapat pula merasakan bahwa sangatlah berat beban yang harus ditanggung oleh para orang tua. Membiayai segala  kebutuhan, mulai dari makan, pakaian, serta kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun yang terberat dari itu semua ialah mendidik anak. Kami hanya sekedar tahu dan bersimpati, namun belum dapat merasakannya sebab kami belumlah menikah.


Namun perlahan-lahan tabir itu mulai tersingkap tatkala kami diminta oleh seorang kawan untuk membawa serta anak lelakinya yang beru berumur sekitar lima tahun untuk ikut Shalat Jum’at. Itulah pengalaman pertama kami dalam membawa seorang kanak-kanak ke masjid. Sungguh suatu perkara yang tidaklah mudah.

Adalah sudah menjadi tabi’at dari anak-anak yang tidak mudah diam. Mereka selalu lasak dan nyinyir. Tidak dapat tenang pabila disuruh berdiam untuk duduk, ataupun tak dapat diam pabila disuruh berhenti bercakap-cakap. Mereka sangat mudah sekali untuk bosan kemudian merengek.

Maka taklah mengherankan pabila dalam masjid mereka suka membuat ulah, berjalan ataupun berlari diantara shaf sehingga membuat para jama’ah tidak tenang. Merengek-rengek kepada orang tua mereka. Ataupun bergelut bercanda-ria dengan anak-anak seumur mereka. Perkara itu memang perkara wajar bagi anak-anak, akan tetapi bukan berarti mereka harus dibiarkan saja. Disinilah pendidikan itu dimulai, bukan begitu engku.

Kalaupun engku tak sanggup untuk mendidik mereka maka janganlah engku bikin anak. Maaf engku, maksud kami janganlah engku bawa mereka ke masjid. Sebab hal itu dapat mengganggu orang lain dalam beribadah. Sebab pabila seorang anak lasak di dalam masjid maka orang tuanya jugalah yang akan disalahkan orang.

Tetapi syukur engku, anak dari kawan ini tidaklah selasak yang kami kira. Dia cukup dapat disuruh diam, sebab anaknya memang agak penurut sedikit. Walau beberapa kali larangan kami dikerjakannya kembali, namun syukur tidak sampai mengganggu para jama’ah yang sedang menunaikan ibadah. Tak lama kiranya setelah duduk selepas melaksanakan Shalat Tahyatul Masjid, dia bernyanyi-nyanyi kecil mengusir kebosanan. Kami suruh diam dan diapun tersenyum dan diam. Beberapa saat kemudian, diulanginya kembali kelakuannya tersebut. Kamipun kembali menyuruh diam, dan diapun diam dan tersenyum kembali kepada kami. Hal yang sama berlaku kembali beberapa saat kemudian engku.

Minggu, 10 Juni 2012

Jihad & Pedang


JIHAD
Apabila kamu menemui suatu kemungkaran, maka cegahlah ia dengan kekuatan, kalau tak dapat, cegahlah dengan lisan, dan pabila engkau tak juga mampu melakukannya, maka cegahlah ia dengan hati. Sesungguhnya itu ialah selemah-lemah  iman.


Islam di sebarkan dengan perantaraan kalam bukan pedang. Begitulah kira-kira makna dari bunyi petikan untaian kalimat pada halaman awal salah satu novel yang dibuat oleh anak salah seorang pemimpin politik di Indonesia. Kami terkejut membacanya, apalagi yang menulis ialah anak dari tidak hanya tokoh politik melainkan juga tokoh cendikiawan muslim di Indonesia. Namun kami tak begitu heran tatkala merenungkan kembali perkara ini. kalau kami tak salah ingat, sang anak ini dahulunya bersekolah di Singapura dan dengan kedua orangtuanya terbiasa bercakap bahasa Inggris. Terlalu dangkal memang pabila hal ini kami jadikan bahan pertimbangan. Namun selain yang dua tersebut kami juga masih memiliki pertimbangan lain. Yakni sosok sang ayah yang menuntut Ilmu Politik di Amerika, serta keengganan ayahnya mengubah haluan partai yang didirikan dan dipimpinnya kala itu menjadi berasaskan Islam.

Kami memperbincangkan dengan kawan di kantor kami mengenai pernyataan tersebut. Kawan kami yang kami kira kuat pendiriannya perihal syari’at ini ternyata membenarkan pendapat tersebut. Alangkah terkejutnya kami sebab hal tersebut diluar perkiraan kami. Tapi kemudian kami mencoba memahami, memang beginilah keadaan umat Islam sekarang buta dengan agamanya sendiri. Amatlah sangat banyak umat muslim di INDonesia yang tak memahami agamanya dengan benar. Sangat sedikit yang memahami hukum fiqih, sehingga banyak terjadi kesalahan dalam beramal.

Sabtu, 09 Juni 2012

Kritislah Terhadap Media


Melawan Arus

Melawan arus atau berfikir melawan arus, apa yang engku tangkap dari perkataan ini? Bukan engku, sekali bukan. Kami paham maksud engku, pastinya pola berfikir seperti yang dipertontonkan oleh ­agen-agen zionis di negara kita bukan? Para SEPILIS yang berusaha menghancurkan akidah dan keyakinan umat beragama di negara ini. Berfikir bebas, menghujat agama dan keyakinan, mendobrak tradisi, mengerjakan yang terpantangkan selama ini di tengah-tengah masyrakat kita.


Bukan engku, sekali lagi bukan. Yang kami maksudkan dengan berfikir melawan arus ialah suatu pola berfikir yang bertolak belakang dengan yang dilakukan oleh banyak orang (masyarakat awam). Tahukak engku, para ilmuwan telah mengelompokkan cara berfikir manusia kepada dua kelompok yakni cara berfikir awam (commonsense) dan ilmiah (scientific). Sebenarnya ada satu lagi yakni cara berfikir filosofis yang merupakan cara berfikir paling hebat. Namun sayangnya kami belum dapat memahaminya dengan baik. Oleh karena itu kita hanya akan membahas kedua cara berfikir yang tersebut di atas.

Cara berfikir awam atau bahasa kerennya ialah commonsense, merupakan cara berfikir masyarakat kebanyakan. Maksudnya ialah suatu cara berfikir yang tidak mendasari pendapat ataupun kesimpulan yang didapat pada penyidikan atas suatu kejadian (fenomena) yang disaksikan. Orang-orang yang berfikir semacam ini selalu mengambil suatu kesimpulan tanpa perenungan ataupun penyidikan mendalam atas fenomena ataupun permasalahan yang mereka hadapi. Mereka mempercayai begitu saja atas suatu informasi yang mereka dapat, kalaupun dilakukan penyidikan maka hanya sebatas membandingkan dengan satu atau dua sumber lainnya.

Akhirnya fikiran semacam itu melahirkan gagasan-gagasan umum yang kemudian menjadi lazim dan dapat diterima ditengah-tengah masyarakat. Intinya mereka mempercayai karena mereka tidak pernah menemukan dan memang mereka tidak pernah berusaha untuk menemukannya. Contoh sederhananya ialah seperti ini: Sudah menjadi kelaziman dalam masyarakat di negara ini apabila terjadi suatu tindaka terorisme seperti pengeboman pada tempat-tempat umum maka tuduhan akan segera mengarah kepada Kaum Radikalis yang cirikhas mereka ialah berjenggot, bergamis, dan memperjuangkan tegaknya Syari’at Islam di negara ini. Hal ini diberitakan dengan luas oleh media, hampir setiap media, apakah itu televisi, radio, koran, maupun internet menyuarakan hal serupa. Dan masyarakat awam pada umumnya percaya, percaya begitu saja atas informasi yang disampaikan. Walaupun mereka mengetahui dengan pasti ajaran agama mereka bahwa suatu tindakan semacam itu juga dilarang oleh agama mereka, namun mereka tetap percaya. Fikiran mereka telah teralihkan, sudah tidak merdeka lagi, telah dijajah oleh orang(kelompok orang) yang menguasai media.

Lalu bagaimana dengan cara berfikir ilmiah, duhai engku? Tatkala masih kuliah dahulu, salah seorang dosen kami pernah berujar “Tahukah engku, bagaimana ilmu itu dapat wujud sampai dihadapan kita..?”

Kamis, 07 Juni 2012


Hati Seorang Perempuan

Siapa kiranya diantara engku-engku yang dapat menerka apa gerangan yang ada dalam benak seorang perempuan? Tak tahukah engku? Sama awak engku, kamipun tak dapat menerka. Bahkan Bapak Ilmu Psikologi Moderen yang bernama Tuan Sigmund Freud pun tak dapat menjelaskan. Bahkan diakhir hayatnya beliau meninggalkan satu pertanyaan sederhana namun tak dapat dipecahkan oleh ahli-ahli yang datang sesudah beliau. “What woman things?” begitulah kira-kira bunyi pertanyaan sederhana itu engku.


Perempuan sejati ialah perempuan yang sabar, tabah, tekun, dan teliti dalam menghadapi segala macam perkara. Pikiran mereka tajam, daya ingat mereka kuat (jadi engku jangan coba-coba berbuat serong, takkan pernah dilupa..) serta gigih dalam berjuang. Sangatlah tak mudah mematahkan semangat mereka. Mungkin adakalanya mereka akan menuruti perkataan kita, namun bukan berarti mereka setuju ataupun kalah dalam mempertahankan pendapat di hadapan kita engku. Melainkan mereka sedang bersabar, mananti saat yang tepat untuk menjalankan kehendaknya.

Seorang perempuan sejati merupakan seorang motivator ulung. Dorongan semangat mereka sangat berarti, lebih besar dari dukungan yang diberikan oleh beberapa orang lelaki. Cobalah engku tengok, dibelakang sosok nabi kita Muhammad Rasulullah terdapat sosok Siti Khadijah yang mendorong dan mendukung beliau untuk berdakwah. Segenap jiwa, raga, dan harta beliau persembahkan untuk sang suami. Sehingga ketika kematian memisahkan mereka, nabi kita merasa sangat terpukul.
Coba juga engku tengok, dibelakang Julius Caesar, politikus besar dari Romawi. Terdapat seorang perempuan jelita yang telah menaklukan hati beberapa lelaki, Cleopatra. Betapa hebatnya semangat yang ditanamkan oleh Cleopatra pada Julius Caesar. Sehingga Julius meluaskan pengaruh politiknya.

Dalam masa perang dunia kedua, seorang diktator Italia yakni Benitto Mussolini. Dibelakang dirinya terdapat sosok sang kekasih. Sehingga dikala kejatuhan dirinya dari tampuk kekuasaan. Dirinya dan sang kekasih menjadi sasaran kemarahan rakyatnya. Berdua meraka dipukuli dan digantung dihadapan khalayak.

Minggu, 03 Juni 2012

Manusia Welas Asih


 Si Besar Kepala

Setelah dengan HAM (Hak Asasi Manusia), sekarang Islam dihadapkan dengan militerisme. Bagaimana kisahnya engku?


Berawal pada petang hari Ahad tanggal 20 Mei 2012 kami membuka akun facebook. Kebiasaan kami ialah bukan meratap-ratap menulis status melainkan sekedar memeriksa apakah ada pesan masuk, kemudian pemberitahuan, selanjutnya pernyataan permintaan perkawanan (yang ini termasuk jarang kami dapati) dan terakhir memeriksa kabar kawan-kawan melalui status mereka di facebook.

Ketika sedang khusyuk-khusyuknya memeriksa status kawan-kawan, kami tertarik terhadap salah satu postingan yang kawan kami ikut ditag. Sebenarnya kami telah dapat memperkirakan apa gerangan isi postingan tersebut. Namun untuk menuntaskan rasa ingin tahu kami baca juga akhirnya. Isinya ialah FPI vs Lady Gaga. Dapatkah engku menerka, pambahasan seperti apakah yang kami baca pada postingan ini?
Hm.. bagaimana baiknya kami menyampaikannya..

Status yang lebih menyerupai postingan ini dibuat oleh seorang yang berpendidikan. Dia merupakan seorang dosen pada salah satu perguruan tinggi agama di Kota Padang. Cerdas orangnya sebab dia juga memiliki sebuah blog yang selalu diupdatenya tiap hari. Lagipula kalau tak cerdas, mana dapat dia menjadi seorang dosen, bukankah begitu engku?

Dia mencoba menganalisis mengenai sikap militerisme yang ada pada masyarakat Indonesia. Sungguh menarik tulisan yang dimuat karena mengutip tulisan dari salah seorang intelektual terkemuka dari Pulau Jawa, pusatnya Indonesia. Tulisan tersebut berisi sebuah kisah jenaka semasa Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh. Trik yang bagus untuk menarik minat dan simpati pembaca, cara penulisan yang profesional sehingga, tak kentara siapa yang dituju karena begitu halusnya permainan kata-kata.

Sabtu, 02 Juni 2012

Haters


Hate
Has you feel hate? Or be hating?
Be hating, its mean you would be killing..
They don’t like you, want you disapear from their face.
Or maybe they didn’t, keep smile on you, say helo to you, talking with you, or even joking with you.
But, deep in side their heart. They hate you so much.
They will beat you when they get the moment.
Beating you without mercy, together they would be your nightmare.
They want you disappear from the earth.
Cruel than you? yes its.
This is life my friend, people say life is cruel.
But, never punish them, don’t be the demon to kill the demon.
Its never make you feel better. It worst, that feeling can killing on you.
What you feel about this my friend..?
picture from internet.

Jumat, 01 Juni 2012

Adu Domab Sunni-Syi'ah


Tragedi Houla

Beberapa hari ini kita dikejutkan dengan kabar mengerikan yang datang dari Timur Tengah tepatnya dari Suriah atau Syiria. Kabar mengerikan tersebut ialah pembantaian terhadap sejumlah penduduk sebuah kota yang bernama Houla di Propinsi Homs Suriah Tengah. Apa gerangan yang tengah terjadi duhai engku?


Suriah ialah sebuah negara yang beribu negerikan Damaskus. Sebuah kota tua peninggalan zaman keemasan Islam. Di kota inilah pusat kekuasaan Daulah Umayyah setelah pendiri dinasti mereka yakni Umayyah bin Abi Sofyan merebut kekuasaan dari tangan keturunan Ali bin Abi Thalib yang semenjak masa nabi hingga Khulafurasyidin memusatkan pemerintahan di Kota Madinah yang pada saat sekarang terletak di Negara Arab Saudi.

Sudah semenjak lama Negara Suriah dipimpin oleh sebuah dinasti pemerintahan yang berhaluan sosialis. Boleh dikatakan tak ada kehidupan demokrasi di negara tersebut. Presidennya sekarang ialah Bashar al Ashad yang naik tahta setelah kematian ayahnya, sang pendiri negara. Pemerintahannya didukung oleh kaum Syiah di negara tersebut. Oleh sebab itu dapatlah kiranya kita memahami kenapa hubungan kedua negara ini begitu erat.

Pada saat sekarang ini, Negara Suriah sedang bergolak. Seiring dengan jatuhnya kekuasaan para diktator Arab di Timur Tengah, dimana Revolusi Arab dimulai dari Tunisia, sebuah negara Arab di Benua Afrika bagian Utara. Revolusi ini terus menyebar ke Mesir, Libya, Yaman, Suriah, Bahrain, Arab Saudi, Yordania, dan beberapa negara Arab lainnya. Revolusi ini telah berhasil di Tunisia, Libya, Mesir, dan Yaman. Sekarang Revolusi Suriah sedang menunggu waktu.

Keadaan tiap-tiap negara dimana revolusi ini berjalan berbeda-beda. Ada yang pemerintahannya merupakan sekutu dekat Amerika & Israel. Namun ada pula yang menjadi penentang kedua negara laknat ini. Namun cirikhasnya tetaplah sama yakni pemerintahan yang diktator dan mengekang kehidupan segenap rakyatnya.

Suriah merupakan negara yang menentang kekuasaan Amerika & Israel di Timur Tengah. Peran mereka di Libanon sempat membuat Amerika dan sekutunya kalang-kabut. Di Libanon, Suriah membantu perjuangan Hizbullah dalam melawan Kaum Kristen di negara tersebut. Hingga pada sekitar tahun 2003, pasukan Suriah angkat kaki dari Negara Libanon.