Perempuan Nyinyir
“Bagaimana kiranya jika kawan menghadapi orang pencemas dan penggamang?” tanya salah seorang kawan kami tatkala kami sedang khusyuk-khusyuknya memainkan jari di atas keyboard. Kami tersenyum mendengar pertanyaan darinya. Kami pandangi mukanya, rupanya sedang kusut masam sedang memikirkan sesauatu.
Kami paham bahwa pertanyaan semacam ini tidak muncul begitu saja. Pasti ada penyebabnya, pastia dia baru saja mengalami suatu kejadian yang tak menyenangkan hatinya. Kawan kami ini memang jenis orang yang selalu memikirkan segala sesuatu terlalu mendalam. Kata orang sekarang to serius, to sensitive, dificult for him to take comunication with other people.
Kamipun mencoba menyelidiki “Entahlah kawan, mungkin akan awak biarkan dia sekehendak hatinya. Pabila dilawan kita pula nan tabao rendong. Kalau tak dapat masalah dari dirinya, maka dari orang lain yang berhubungan dirinyalah kita akan mendapat masalah..”
“Ah..sayangnya aku melawannya, takajuik awak tadi kawan. Takajuik dek suaranya dan tanggapan yang diberikannya..” jelasnya.
“Apa dia seorang perempuan..?” terka ku.
“Benar kata orang rupanya, kaum perempuan itu lebih mendahulukan perasaannya, perasa, dan pencemas. Akal mereka tak berjalan pabila sedang berada dalam suatu keadaan yang menurut mereka mengancam diri mereka..” jelasnya.
Hm.. pertanyaan kami tak dijawab, tapi malah berkeluh kesah. Tapi tak apa kami senang jika ada kawan yang berkeluh kesah kepada kami. Merupakan suatu pertanda bahwa kami merupakan orang yang terpercaya. Kami pernah pada suatu ketika berada dalam keadaan dimana semua orang menaruh rahasia terhadap kami. Ditanya tak dijawab, mengalihkan percakapan kepada perkara lain yang sama sekali tak berhubungan. Sungguh tertekan jiwa kami ketika itu.
“Tak semua kawan, ada juga beberapa perempuan yang bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan yang menimpa dirinya. Semuanya kembali kepada orang tersebut, setidaknya sikap yang diperlihatkannya mencerminkan kepribadian dirinya. Ada apa kiranya kawan, tiba-taba saja engkau bercakap macam tu. Pastilah telah terjadi suatu perkara yang tak menyenangkan hati?” balas kami.