Minangkabau
(Terkadang dalam arsip Kolonial ditulis sebagai “Minangcabo”)
Katakan pada ku kawan, apa yang terbayang oleh mu jika mendengar kata Minangkabau? Aha,..aku sudah dapat menebak, pasti Sumatera Barat atau Pagaruyung?! Sebenarnya kau tak salah kawan, aku sependapat dengan Bang Andrea Hirata, dalam hal ini Mentri Pendidikan merupakan orang yang paling bertanggung jawab. Tapi bagiku tidak hanya Mentri Pendidikan akan tetapi media massa semacam televisi dan majalah juga ikut bertanggung jawab. Kawan, pemahaman kalian mengenai Minangkabau selama ini sebenarnya keliru. Marilah aku luruskan….
Benarlah kalau ada yang mengatakan kalau sebagian besar wilayah yang menganut kebudayaan Minangkabau berada dalam wilayah Propinsi Sumatera Barat sekarang. Namun bukan berarti daerah yang tidak termasuk ke dalam Propinsi Sumatera Barat bukan bagian dari Alam Minangkabau. Minangkabau lebih luas dari yang kau bayangkan kawan. Pada tahun 1990-an di daerah Propinsi Riau seperti Teluk Kuantan, Bangkinang, dan daerah-daerah yang berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat masyarakatnya masih mengakui bahwa mereka orang Minangkabau. Begitu juga di Jambi, saudara-saudara kita di Kerinci juga masih mengakui bahwa mereka orang Minangkabau. Entahlah sekarang, kabarnya mereka sudah lebih bangga dengan diri mereka semenjak ditemukannya tulisan rencong dan Kitab Undang-undang Hukum Melayu di daerah mereka.. Propinsi boleh saja berbeda namun asal usul kan tidak. Pembagian wilayah administrasi moderen saat ini sama sekali tidak memperhatikan ruang lingkup kebudayaan di daerah yang mereka bagi.
Bolahkah aku mengenalkan beberapa daerah kerabat kami yang masih memelihara kebudayaan leluhur mereka. Dimana mereka bangga dengan mengaku bahwa mereka menganut "Adat Datuk Parpatiah".Tentu kau pernah mendengar kawan, kalau kami punya kerabat di Tanah Semenanjung (Malaysia) yakni di Negeri Sembilan. Tapi tahukah kau kawan, kalau Meulaboh di Aceh masyarakatnya merupakan keturunan Minangkabau juga. Mereka disebut dengan “Anak Jemu” yang artinya anak tamu. Beberapa keturunan orang Minangkabau juga ada di Barus, yang merupakan kota tertua di Sumatera. Kemudian daerah Muko-muko di Bengkulu, Bahkan Kerajaan Jambi memiliki falasah adat yang sama dengan kami di Minangkabau yakni “Adat Bersendi Syara’, Syara’ Bersendi Kitabullah” dan “ Adat Turun dari Minangkabau, Teliti di Jambi”
Bolahkah aku mengenalkan beberapa daerah kerabat kami yang masih memelihara kebudayaan leluhur mereka. Dimana mereka bangga dengan mengaku bahwa mereka menganut "Adat Datuk Parpatiah".Tentu kau pernah mendengar kawan, kalau kami punya kerabat di Tanah Semenanjung (Malaysia) yakni di Negeri Sembilan. Tapi tahukah kau kawan, kalau Meulaboh di Aceh masyarakatnya merupakan keturunan Minangkabau juga. Mereka disebut dengan “Anak Jemu” yang artinya anak tamu. Beberapa keturunan orang Minangkabau juga ada di Barus, yang merupakan kota tertua di Sumatera. Kemudian daerah Muko-muko di Bengkulu, Bahkan Kerajaan Jambi memiliki falasah adat yang sama dengan kami di Minangkabau yakni “Adat Bersendi Syara’, Syara’ Bersendi Kitabullah” dan “ Adat Turun dari Minangkabau, Teliti di Jambi”