Kamis, 31 Mei 2012

View in Early Morning



Nature in the morning
Have you seen the view of the nature in the morning. I has, not often but a few time. Very amazing, its beautiful. Remembering us how great the creator of Allah, The Great Creator.
The land, tree, ricefield, dew, water, air, cloud, light, atc. Like touching by an angel..
Yes, in the morning the angels come to earth, give their blessing to human, the human who has praying in the fajar.
______________________________
this picture I take on Nagari Tabek Patah in Luhak Tanah Datar. near from Batusangkar & Pagaruyuang.
this located in West Sumatera, Indonesia.

Rabu, 30 Mei 2012

What is Indonesia


Indonesia tidak Hanya Jakarta
Peta Kota Jakarta
Sudah menjadi kelaziman di Indonesia pada saat sekarang ini menjadikan Jakarta sebagai acuan. Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya populer di Indonesia. Segala peristiwa ataupun kejadian yang menimpa Jakarta menjadi masalah nasional di Indonesia. Mulai dari banjir, macet, kerusuhan, penggusuran, ataupun kriminalitas seperti keganasan gank motor beberapa waktu yang silam.

Tidak hanya itu, karena pusat penyiaran berada di Jakarta. Dimana seluruh televisi nasional milik swasta mengudara dari Jakarta maka pola fikir, sudut pandang (persepsi), ataupun standar nilai yang dipakai ialah standar nilai Jakarta. Perlu juga diingat bahwa segala macam drama televisi atau di Indonesia lazim disebut dengan sineteron mengambil tempat kejadian (setting) di daerah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Begitu Super Powernya Daerah Kota Istimewa Jakarta di Indonesia sehingga kebanyakan masyarakat di daerah kehilangan kepercayaan diri jika berhadapan dengan orang-orang dari Jakarta.

Televisi memanglah efektif untuk perkara propaganda. Karena dengan perantaraan media ini, secara perlahan-lahan rakyat di daerah akan menjadikan gaya hidup Jakarta sebagai acuan. Contohnya ialah pemakaian “bahasa”. Bahasa gaul yang dipakai oleh kebanyakan anak-anak muda Kota Jabodetabek dan menyebar ke beberapa kota besar lainnya di Pulau Jawa telah menjadi standar dari pergaulan anak muda zaman sekarang. Stigma yang melekat pada bahasa ini ialah bahwa pemakainya merupakan anak-anak muda yang tidak ketinggalan zaman. Menggunakan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar merupakan perkara yang memalukan. Sehingga akan sangat jaranglah ditemukan anak-anak muda yang mau memakai Bahasa Indonesia dengan baik di Jakarta. Bahasa ini telah masuk ke rumah-rumah, dipakai tidak hanya pergaulan antara anak muda melainkan juga dengan orang tua ataupun kerabat dekat.

Selasa, 29 Mei 2012

Bahasa Indonesia


Bahasa Persatuan
Cobalah engku renungkan, betapa hebatnya dampak dari perkembangan Bahasa Melayu di Indonesia. Bahasa yang kemudian secara resmi bernama “Bahasa Indonesia” telah mempersatukan anak-anak negeri dari sudut paling timur hingga sudut paling barat dari negara ini, Indonesia. Bahasa Melayu atau sekarang kita sebut sebagai Bahasa Indonesia telah menjembatani beragam perbedaan terutama sekali dalam bercakap-cakap antar pemeluk kebudayaan yang jamak di Indonesia. Tanpa adanya bahasa ini, niscaya Indonesia akan terpecah-pecah dan kacau-balau.
Hal yang sama tampaknya berlainan di negara jiran kita yang juga menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan di Negara mereka. Hal ini karena minat dari generasi muda mereka sangat rendah kepada Bahasa Melayu. Mereka lebih suka berbahasa Inggris ataupun bahasa lain yang menurut mereka lebih dibutuhkan dalam pergaulan.
Bahasa Indonesia pernah menjadi sangat digemari dengan banyaknya negara yang membuka pelajaran Bahasa Indonesia. Yang paling mengejutkan ialah pada bulan Desember tahun 2007, Vietnam menyatakan secara resmi bahwa Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi di negara mereka.
Namun saat ini bahasa ini sedang turun pamor, banyak penyebabnya. Diantaranya ialah:
  1. Negara-negara seperti Cina dan Korea pada saat sekarang ini sedang naik daun, sehingga mengurangi minat dari beberapa negara untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
  2. Anggapan bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang “mudah” telah menurunkan “nilai jual” dari bahasa ini. Hal ini berakibat pada mahasiswa yang memasuki Jurusan Bahasa Indonesia di luar negeri ialah mahasiswa yang tidak diterima di Jurusan Bahasa Inggris, Prancis, ataupun bahasa lain.
  3. Perbedaan antara Bahasa Indonesia yang dipelajari dengan bahasa yang dipraktekkan oleh kebanyakan orang Indonesia. Hal ini berlaku di kota-kota besar Indonesia dimana Bahasa Gaul telah menyebar dan membudaya di kalangan anak muda.
  4. Minat dari orang Indonesia untuk mempelajari Bahasa Indonesia sangat kurang, terlihat dari nilai dari pelajaran Bahasa Indonesia yang lebih rendah dari Bahasa Inggris.

Senin, 28 Mei 2012

BIjaklah dalam menerima suatu faham


 Si Besar Kepala

Setelah dengan HAM (Hak Asasi Manusia), sekarang Islam dihadapkan dengan militerisme. Bagaimana kisahnya engku?

Berawal pada petang hari Ahad tanggal 20 Mei 2012 kami membuka akun facebook. Kebiasaan kami ialah bukan meratap-ratap menulis status melainkan sekedar memeriksa apakah ada pesan masuk, kemudian pemberitahuan, selanjutnya pernyataan permintaan perkawanan (yang ini termasuk jarang kami dapati) dan terakhir memeriksa kabar kawan-kawan melalui status mereka di facebook.
Ketika sedang khusyuk-khusyuknya memeriksa status kawan-kawan, kami tertarik terhadap salah satu postingan yang kawan kami ikut ditag. Sebenarnya kami telah dapat memperkirakan apa gerangan isi postingan tersebut. Namun untuk menuntaskan rasa ingin tahu kami baca juga akhirnya. Isinya ialah FPI vs Lady Gaga. Dapatkah engku menerka, pambahasan seperti apakah yang kami baca pada postingan ini?
Hm.. bagaimana baiknya kami menyampaikannya..
Status yang lebih menyerupai postingan ini dibuat oleh seorang yang berpendidikan. Dia merupakan seorang dosen pada salah satu perguruan tinggi agama di Kota Padang. Cerdas orangnya sebab dia juga memiliki sebuah blog yang selalu diupdatenya tiap hari. Lagipula kalau tak cerdas, mana dapat dia menjadi seorang dosen, bukankah begitu engku?

Dia mencoba menganalisis mengenai sikap militerisme yang ada pada masyarakat Indonesia. Sungguh menarik tulisan yang dimuat karena mengutip tulisan dari salah seorang intelektual terkemuka dari Pulau Jawa, pusatnya Indonesia. Tulisan tersebut berisi sebuah kisah jenaka semasa Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh. Trik yang bagus untuk menarik minat dan simpati pembaca, cara penulisan yang profesional sehingga, tak kentara siapa yang dituju karena begitu halusnya permainan kata-kata.
Bagi ahli propaganda dan penyuka teori konspirasi, tulisan ini tidak bagitu asing, justeru mengasyikkan. Namun bagi orang awam, kemungkinan akan terpengaruh sangat besar. Kebesaran nama si penulis sudah cukup mensugesti pembaca.

Kamis, 24 Mei 2012

Sedikit Mengenai Nagari Bonjol


Melancong Ke Nagari Bonjo[1]
(Negeri Bonjol)
Museum Tuanku Imam Bonjol
Apa yang terbayang dibenak tuan dan engku pabila kami menyebut nama Bonjo atau Bonjol? Tentunya Tuanku Imam Bonjol sang pahlawan Perang Paderi. Tidak banyak yang tahu, terutama orang-orang yang berasal dari luar Minangkabau bahwa nama Bonjol sesungguhnya ialah nama salah satu negeri di pedalaman Minangkabau. Nama negeri ini dinisbatkan pada Peto Syarif yang menjadi Imam atau pemuka agama yang pada saat itu merupakan pucuk tertinggi pimpinan politik di negeri tersebut. Peto Syarif ialah nama aslinya sedangkan Imam Bonjol merupakan nama gelar yang disematkan kepada dirinya.
Negeri ini dilalui oleh Jalan Lintas Sumatera, yakni jalan yang dilalui pabila tuan hendak menuju Sumatera Utara. Terletak 50 km sebelah utara Kota Bukittinggi. Dari Bukittinggi tuan akan melalui jalan berliku membelah Pegunungan Bukit Barisan. Hati-hati tuan, akan jarang tuan temui jalan yang lurus dan datar, namanya juga pegunungan. Namun pemandangan yang disajikan sepadan dengan kesulitan yang tuan hadapi. Berhentilah agak sejenak pada beberapa titik untuk menikmati keindahan pemandangan Alam Minangkabau. Tuan takkan menyesal,..
Di Nagari Bonjo atau Bonjol ini terdapat sebuah museum yang dibuat untuk mengenang perjuangan Tuanku Imam (begitu biasa beliau dipanggil) dalam menegakkan Hukum Syari’at di Tanah Minangkabau. terletak pada lapangan yang cukup luas. Pada kawasan ini juga terdapat sebuah tugu berbentuk bola dunia sebagai penanda batas garis khatulistiwa. Negeri Bonjol dilalui oleh garis khayal khatulistiwa atau equator bahasa Inggrisnya.
Di depan bangunan museum akan tuan temui patung Tuanku Imam sedang menunggang kuda. Pada tugu tersebut tertulis “MONUMEN TUANKU IMAM BONJOL (PETO SYARIF) 1772-1864. PEMIMPIN PERANG PADERI 1821-1837”
Tugu Tuanku Imam Bonjol
Cukup mengherankan juga bahwa di negeri ini terdapat patung Tuanku Imam sebab mengingat dalam ajaran Islam sama sekali tidak diperbolehkan membuat patung. Apakah ini suatu pertanda bahwa tingkat pemahaman Agama Islam pada orang Minangkabau semakin menipis pada masa sekarang? Mungkin juga tidak, sebab tujuan dibuat patung ini tentunya berbeda pula. Apakah benar untuk mengenang perjuangan Tuanku Imam semata? Atau ada alasan lain oleh Pemerintah Daerah? Wallahu’alam..
Keadaan taman dan museum Tuanku Imam boleh dikatakan tidak terawat disaat kami mengunjungi tempat ini. Tuan tengok sendiri pada tugu (monumen) Tuanku Imam, tak patut pula kami terangkan bukan? Museum sedang keadaan tertutup ketika kami sampai di sana, padahal saat itu hari Ahad, hari libur. Keadaan kebersihan juga kurang terjaga, terdapat beberapa kerusakan pada bangunan gedung museum.
Namun yang sangat memprihatinkan ialah kawasan ini juga dijadikan sebagai tempat memadu kasih bagi sebagian anak muda. Walaupun sejauh pemandangan kami tidak melihat adanya hukum syari’at (kalau boleh dikatakan berpacaran tidak bertentangan dengan Hukum Syari’at) yang dilanggar oleh pasangan kekasih yang sedang memadu cinta di kawasan ini. Namun hal tersebut tak urung membuat kami mencela dalam hati. Bukankah ini Negerinya Tuanku Imam Sang Pahlawan Syari’at Islam, terlebih kali ini kawasan museum beliau pula..!

Sabtu, 12 Mei 2012

Ujung Pelangi


Harta di Ujung Pelangi


Pernahkah engku melihat pelangi, tentunya pernah bukan. Melihat pelangi merupakan perkara yang langka, sebab taK muncul tiap harinya. Munculnya pabila hujan turun di kala cuaca cerah atau kata orang kampung bilang ujan paneh. Tidak selalu ada ujan panas, kadang-kadang.
Tahukah engku dalam masyarakat Asia Timur dikenal sebuah legenda yang bernama Siluman Rubah Berekor Sembilan. Konon menurut yang ampunya cerita, pabila hujan dikala hari cerah merupakan suatu pertanda Siluman Rubah sedang menangis. Sungguh cerita rakyat yang menarik.
Namun bukan perkara cerita rakyat dari Asia Timur yang hendak kami bahas pada tulisan kita kali ini. Kami akan mencoba membagi salah satu pengalaman hidup yang jarang kami jumpai. Yakni melihat ujung pelangi, pernahkah engku melihat ujung pelangi?
Pernah ketika kanak-kanak dahulu kami mendapat sebuah cerita dari sebuah majalah kanak-kanak, kalau tak salah nama majalah tersebut ialah “BoBo..”. Ceritanya tentang seorang pemuda dari Negeri Cina yang terkenal akan kepandirannya. Kami tidak begitu dapat mengingat dengan baik kisah tersebut, namun kira-kira begini kisahnya:
Pada suatu masa di Negeri Cina, hiduplah seorang pemuda yang amat sederhana. Selain sederhana dia juga pandir. Pada suatu ketika dia melihat kawannya yang pulang dari merantau, rupanya hidupnya telah makmur dengan harta. Seketika bertanyalah Si Pandir ini kepada kawannya, perihal harta kekayaan yang didapatnya. Sang kawan yang telah maklum akan keadaan Si Pandir, seketika muncul niat usil dalam fikirannya, diapun berkata “Segala harta yang ada pada ku ini, ku dapat dengan mencari emas yang terdapat di ujung pelangi.”
Mendengar hal yang semacam itu maka tercenganglah Si Pandir, kemudian diapun berniat “Pabila nanti pelangi muncul maka akan ku telusuri sampai ke ujungnya..”

Kamis, 31 Mei 2012

View in Early Morning



Nature in the morning
Have you seen the view of the nature in the morning. I has, not often but a few time. Very amazing, its beautiful. Remembering us how great the creator of Allah, The Great Creator.
The land, tree, ricefield, dew, water, air, cloud, light, atc. Like touching by an angel..
Yes, in the morning the angels come to earth, give their blessing to human, the human who has praying in the fajar.
______________________________
this picture I take on Nagari Tabek Patah in Luhak Tanah Datar. near from Batusangkar & Pagaruyuang.
this located in West Sumatera, Indonesia.

Rabu, 30 Mei 2012

What is Indonesia


Indonesia tidak Hanya Jakarta
Peta Kota Jakarta
Sudah menjadi kelaziman di Indonesia pada saat sekarang ini menjadikan Jakarta sebagai acuan. Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya populer di Indonesia. Segala peristiwa ataupun kejadian yang menimpa Jakarta menjadi masalah nasional di Indonesia. Mulai dari banjir, macet, kerusuhan, penggusuran, ataupun kriminalitas seperti keganasan gank motor beberapa waktu yang silam.

Tidak hanya itu, karena pusat penyiaran berada di Jakarta. Dimana seluruh televisi nasional milik swasta mengudara dari Jakarta maka pola fikir, sudut pandang (persepsi), ataupun standar nilai yang dipakai ialah standar nilai Jakarta. Perlu juga diingat bahwa segala macam drama televisi atau di Indonesia lazim disebut dengan sineteron mengambil tempat kejadian (setting) di daerah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Begitu Super Powernya Daerah Kota Istimewa Jakarta di Indonesia sehingga kebanyakan masyarakat di daerah kehilangan kepercayaan diri jika berhadapan dengan orang-orang dari Jakarta.

Televisi memanglah efektif untuk perkara propaganda. Karena dengan perantaraan media ini, secara perlahan-lahan rakyat di daerah akan menjadikan gaya hidup Jakarta sebagai acuan. Contohnya ialah pemakaian “bahasa”. Bahasa gaul yang dipakai oleh kebanyakan anak-anak muda Kota Jabodetabek dan menyebar ke beberapa kota besar lainnya di Pulau Jawa telah menjadi standar dari pergaulan anak muda zaman sekarang. Stigma yang melekat pada bahasa ini ialah bahwa pemakainya merupakan anak-anak muda yang tidak ketinggalan zaman. Menggunakan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar merupakan perkara yang memalukan. Sehingga akan sangat jaranglah ditemukan anak-anak muda yang mau memakai Bahasa Indonesia dengan baik di Jakarta. Bahasa ini telah masuk ke rumah-rumah, dipakai tidak hanya pergaulan antara anak muda melainkan juga dengan orang tua ataupun kerabat dekat.

Selasa, 29 Mei 2012

Bahasa Indonesia


Bahasa Persatuan
Cobalah engku renungkan, betapa hebatnya dampak dari perkembangan Bahasa Melayu di Indonesia. Bahasa yang kemudian secara resmi bernama “Bahasa Indonesia” telah mempersatukan anak-anak negeri dari sudut paling timur hingga sudut paling barat dari negara ini, Indonesia. Bahasa Melayu atau sekarang kita sebut sebagai Bahasa Indonesia telah menjembatani beragam perbedaan terutama sekali dalam bercakap-cakap antar pemeluk kebudayaan yang jamak di Indonesia. Tanpa adanya bahasa ini, niscaya Indonesia akan terpecah-pecah dan kacau-balau.
Hal yang sama tampaknya berlainan di negara jiran kita yang juga menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan di Negara mereka. Hal ini karena minat dari generasi muda mereka sangat rendah kepada Bahasa Melayu. Mereka lebih suka berbahasa Inggris ataupun bahasa lain yang menurut mereka lebih dibutuhkan dalam pergaulan.
Bahasa Indonesia pernah menjadi sangat digemari dengan banyaknya negara yang membuka pelajaran Bahasa Indonesia. Yang paling mengejutkan ialah pada bulan Desember tahun 2007, Vietnam menyatakan secara resmi bahwa Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi di negara mereka.
Namun saat ini bahasa ini sedang turun pamor, banyak penyebabnya. Diantaranya ialah:
  1. Negara-negara seperti Cina dan Korea pada saat sekarang ini sedang naik daun, sehingga mengurangi minat dari beberapa negara untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
  2. Anggapan bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang “mudah” telah menurunkan “nilai jual” dari bahasa ini. Hal ini berakibat pada mahasiswa yang memasuki Jurusan Bahasa Indonesia di luar negeri ialah mahasiswa yang tidak diterima di Jurusan Bahasa Inggris, Prancis, ataupun bahasa lain.
  3. Perbedaan antara Bahasa Indonesia yang dipelajari dengan bahasa yang dipraktekkan oleh kebanyakan orang Indonesia. Hal ini berlaku di kota-kota besar Indonesia dimana Bahasa Gaul telah menyebar dan membudaya di kalangan anak muda.
  4. Minat dari orang Indonesia untuk mempelajari Bahasa Indonesia sangat kurang, terlihat dari nilai dari pelajaran Bahasa Indonesia yang lebih rendah dari Bahasa Inggris.

Senin, 28 Mei 2012

BIjaklah dalam menerima suatu faham


 Si Besar Kepala

Setelah dengan HAM (Hak Asasi Manusia), sekarang Islam dihadapkan dengan militerisme. Bagaimana kisahnya engku?

Berawal pada petang hari Ahad tanggal 20 Mei 2012 kami membuka akun facebook. Kebiasaan kami ialah bukan meratap-ratap menulis status melainkan sekedar memeriksa apakah ada pesan masuk, kemudian pemberitahuan, selanjutnya pernyataan permintaan perkawanan (yang ini termasuk jarang kami dapati) dan terakhir memeriksa kabar kawan-kawan melalui status mereka di facebook.
Ketika sedang khusyuk-khusyuknya memeriksa status kawan-kawan, kami tertarik terhadap salah satu postingan yang kawan kami ikut ditag. Sebenarnya kami telah dapat memperkirakan apa gerangan isi postingan tersebut. Namun untuk menuntaskan rasa ingin tahu kami baca juga akhirnya. Isinya ialah FPI vs Lady Gaga. Dapatkah engku menerka, pambahasan seperti apakah yang kami baca pada postingan ini?
Hm.. bagaimana baiknya kami menyampaikannya..
Status yang lebih menyerupai postingan ini dibuat oleh seorang yang berpendidikan. Dia merupakan seorang dosen pada salah satu perguruan tinggi agama di Kota Padang. Cerdas orangnya sebab dia juga memiliki sebuah blog yang selalu diupdatenya tiap hari. Lagipula kalau tak cerdas, mana dapat dia menjadi seorang dosen, bukankah begitu engku?

Dia mencoba menganalisis mengenai sikap militerisme yang ada pada masyarakat Indonesia. Sungguh menarik tulisan yang dimuat karena mengutip tulisan dari salah seorang intelektual terkemuka dari Pulau Jawa, pusatnya Indonesia. Tulisan tersebut berisi sebuah kisah jenaka semasa Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh. Trik yang bagus untuk menarik minat dan simpati pembaca, cara penulisan yang profesional sehingga, tak kentara siapa yang dituju karena begitu halusnya permainan kata-kata.
Bagi ahli propaganda dan penyuka teori konspirasi, tulisan ini tidak bagitu asing, justeru mengasyikkan. Namun bagi orang awam, kemungkinan akan terpengaruh sangat besar. Kebesaran nama si penulis sudah cukup mensugesti pembaca.

Kamis, 24 Mei 2012

Sedikit Mengenai Nagari Bonjol


Melancong Ke Nagari Bonjo[1]
(Negeri Bonjol)
Museum Tuanku Imam Bonjol
Apa yang terbayang dibenak tuan dan engku pabila kami menyebut nama Bonjo atau Bonjol? Tentunya Tuanku Imam Bonjol sang pahlawan Perang Paderi. Tidak banyak yang tahu, terutama orang-orang yang berasal dari luar Minangkabau bahwa nama Bonjol sesungguhnya ialah nama salah satu negeri di pedalaman Minangkabau. Nama negeri ini dinisbatkan pada Peto Syarif yang menjadi Imam atau pemuka agama yang pada saat itu merupakan pucuk tertinggi pimpinan politik di negeri tersebut. Peto Syarif ialah nama aslinya sedangkan Imam Bonjol merupakan nama gelar yang disematkan kepada dirinya.
Negeri ini dilalui oleh Jalan Lintas Sumatera, yakni jalan yang dilalui pabila tuan hendak menuju Sumatera Utara. Terletak 50 km sebelah utara Kota Bukittinggi. Dari Bukittinggi tuan akan melalui jalan berliku membelah Pegunungan Bukit Barisan. Hati-hati tuan, akan jarang tuan temui jalan yang lurus dan datar, namanya juga pegunungan. Namun pemandangan yang disajikan sepadan dengan kesulitan yang tuan hadapi. Berhentilah agak sejenak pada beberapa titik untuk menikmati keindahan pemandangan Alam Minangkabau. Tuan takkan menyesal,..
Di Nagari Bonjo atau Bonjol ini terdapat sebuah museum yang dibuat untuk mengenang perjuangan Tuanku Imam (begitu biasa beliau dipanggil) dalam menegakkan Hukum Syari’at di Tanah Minangkabau. terletak pada lapangan yang cukup luas. Pada kawasan ini juga terdapat sebuah tugu berbentuk bola dunia sebagai penanda batas garis khatulistiwa. Negeri Bonjol dilalui oleh garis khayal khatulistiwa atau equator bahasa Inggrisnya.
Di depan bangunan museum akan tuan temui patung Tuanku Imam sedang menunggang kuda. Pada tugu tersebut tertulis “MONUMEN TUANKU IMAM BONJOL (PETO SYARIF) 1772-1864. PEMIMPIN PERANG PADERI 1821-1837”
Tugu Tuanku Imam Bonjol
Cukup mengherankan juga bahwa di negeri ini terdapat patung Tuanku Imam sebab mengingat dalam ajaran Islam sama sekali tidak diperbolehkan membuat patung. Apakah ini suatu pertanda bahwa tingkat pemahaman Agama Islam pada orang Minangkabau semakin menipis pada masa sekarang? Mungkin juga tidak, sebab tujuan dibuat patung ini tentunya berbeda pula. Apakah benar untuk mengenang perjuangan Tuanku Imam semata? Atau ada alasan lain oleh Pemerintah Daerah? Wallahu’alam..
Keadaan taman dan museum Tuanku Imam boleh dikatakan tidak terawat disaat kami mengunjungi tempat ini. Tuan tengok sendiri pada tugu (monumen) Tuanku Imam, tak patut pula kami terangkan bukan? Museum sedang keadaan tertutup ketika kami sampai di sana, padahal saat itu hari Ahad, hari libur. Keadaan kebersihan juga kurang terjaga, terdapat beberapa kerusakan pada bangunan gedung museum.
Namun yang sangat memprihatinkan ialah kawasan ini juga dijadikan sebagai tempat memadu kasih bagi sebagian anak muda. Walaupun sejauh pemandangan kami tidak melihat adanya hukum syari’at (kalau boleh dikatakan berpacaran tidak bertentangan dengan Hukum Syari’at) yang dilanggar oleh pasangan kekasih yang sedang memadu cinta di kawasan ini. Namun hal tersebut tak urung membuat kami mencela dalam hati. Bukankah ini Negerinya Tuanku Imam Sang Pahlawan Syari’at Islam, terlebih kali ini kawasan museum beliau pula..!

Sabtu, 12 Mei 2012

Ujung Pelangi


Harta di Ujung Pelangi


Pernahkah engku melihat pelangi, tentunya pernah bukan. Melihat pelangi merupakan perkara yang langka, sebab taK muncul tiap harinya. Munculnya pabila hujan turun di kala cuaca cerah atau kata orang kampung bilang ujan paneh. Tidak selalu ada ujan panas, kadang-kadang.
Tahukah engku dalam masyarakat Asia Timur dikenal sebuah legenda yang bernama Siluman Rubah Berekor Sembilan. Konon menurut yang ampunya cerita, pabila hujan dikala hari cerah merupakan suatu pertanda Siluman Rubah sedang menangis. Sungguh cerita rakyat yang menarik.
Namun bukan perkara cerita rakyat dari Asia Timur yang hendak kami bahas pada tulisan kita kali ini. Kami akan mencoba membagi salah satu pengalaman hidup yang jarang kami jumpai. Yakni melihat ujung pelangi, pernahkah engku melihat ujung pelangi?
Pernah ketika kanak-kanak dahulu kami mendapat sebuah cerita dari sebuah majalah kanak-kanak, kalau tak salah nama majalah tersebut ialah “BoBo..”. Ceritanya tentang seorang pemuda dari Negeri Cina yang terkenal akan kepandirannya. Kami tidak begitu dapat mengingat dengan baik kisah tersebut, namun kira-kira begini kisahnya:
Pada suatu masa di Negeri Cina, hiduplah seorang pemuda yang amat sederhana. Selain sederhana dia juga pandir. Pada suatu ketika dia melihat kawannya yang pulang dari merantau, rupanya hidupnya telah makmur dengan harta. Seketika bertanyalah Si Pandir ini kepada kawannya, perihal harta kekayaan yang didapatnya. Sang kawan yang telah maklum akan keadaan Si Pandir, seketika muncul niat usil dalam fikirannya, diapun berkata “Segala harta yang ada pada ku ini, ku dapat dengan mencari emas yang terdapat di ujung pelangi.”
Mendengar hal yang semacam itu maka tercenganglah Si Pandir, kemudian diapun berniat “Pabila nanti pelangi muncul maka akan ku telusuri sampai ke ujungnya..”