Minggu, 05 Februari 2012

Milad Muhammad Rasulullah III



Kelahiran Habibullah

Sesungguhnya peringatan Maulid Nabi ini merupakan perkara yang diada-adakan dalam agama atau lazim disebut dengan bid’ah. Namun tidak semua perkara bid’ah itu terlarang, ada juga yang dibolehkan semacam mengumandangkan adzan dengan mickrofon. Hanya Kerajaan Arab Saudi yang hingga kini masih melarang peringatan Maulid Nabi.
Ada beberapa sumber yang menyebutkan kisah yang berlainan perihal asal mula peringatan Maulid Nabi di ranah dunia Islam. Sumber pertama menyebutkan bahwa peringatan Maulid dimulakan oleh Sulthan Salahudin Al Ayyubi. Beliau mengadakan peringatan Maulid serta peringatan beberapa hari besar Islam lainnya, gunanya ialah untuk membangkitkan dan memupukkan semangat juang (jihad) kaum muslimin. Hal ini karena di masa itu, dunia Islam tengah berperang dengan orang-orang Kristen (Perang Salib).

Adapun cerita yang kedua ialah, bahwa yang memulakan peringatan Maulid Nabi ini ialah seorang gubernur dari propinsi Irbil (Irak) dimasa pemerintahan Sulthan Salahuddin. Nama dari gubernur tersebut ialah Abu Said al Qakburi.
Beragam tanggapan terhadap perayaan Maulud, serupa apapun pertentangan yang terjadi dikalangan umat muslim tak akan menjadi masalah. Bukankah kata pepatah orang tua dahulu menyebutkan “bersilang api di dalam tungku, maka api baru hidup”. Begitulah hendaknya, kedewasaan dan kelapangan hati sangat diperlukan dalam silang pendapat yang terjadi. Sebab kalau tidak, jika nafsu yang bertindak, pabila setan yang berkuasa, maka alamat petaka yang akan terjadi. Rusak hubungan perkawanan, renggang hubungan persaudaraan, bertambah juga dosa kita karena merusak tali silaturahim.
Hendaknya bulan maulud ini dirayakan dengan memperbanyak amalan, membuka dan mempelajari lebih dalam sirah nabawiyah. Bukannya pergi membawa anak dan keluarga ke tempat pelancongan, ataupun belanja.

Kelahiran Al Amin
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh binAybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan binYanish bin Syits bin Adam.[1]

Datuknya ialah Abdul Mutthalib merupakan pembesar Suku Quraisy yang amat disegani, sedangkan Abdullah ayahnya merupakan anak kesayangan dari kakeknya. Ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab yang merupakan anak dari keluarga berpengaruh di sukunya Zuhra. Ibu dan ayahnya sebaya ketika dinikahkan yakni sekitar 24 tahun. Sedangkan Muhammad ketika menikah dengan Khadijah (yang ketika itu berusia 40 tahun) berusia 25 tahun.
Ayahnya meninggal ketika berniaga, dia menghembuskan nafasnya di Yastrib[2]. Abdullah meninggal di rumah keluarga ibunya. Nenek Muhammad merupakan orang Madinah, jadi wajar ketika hijrah ke Madinah, dia terima dengan baik sekali oleh penduduk setempat
Ketika ayahnya meninggal, rasulullah baru berusia 3 bulan dalam kandungan ibunya. Tatkala bayi yatim ini lahir, datuknya segera membawa cucunya ke hadapan ka’bah dan disini cucunya diberi nama dengan nama Muhammad. Muhammad atau Ahmad berasal dari huruh MHD, yang dalam bahasa Arab berarti terpuji. Memang begitulah anak ini kelak, menjadi anak yang terpuji, manusia pilihan tuhan, mengubah jalannya sejarah dunia, hingga kini, dia masih tetap merupakan orang yang sangat berpengaruh.
Sesuai dengan adat istiadat bangsa Arab masa itu, setiap bayi yang baru lahir akan disusui oleh para perempuan dari suku badui. Tujuannya ialah supaya anak ini kelak menjadi anak yang kuat, sebab ditempa oleh kehidupan padang pasir, serta fasih bahasa Arabnya, karena dibesarkan oleh orang-orang kampung (badui).[3] Jika kita bandingkan dengan masa sekarang dimana banyak orang-orang Minang yang tidak mau lagi atau merasa malu bercakap dengan menggunakan bahasa Minang di kehidupan sehari-harinya. Mereka lebih suka bercakap dengan menggunakan bahasa Indonesia (terutama dengan anak-anaknya) karena menganggap menggunakan bahasa Indonesia tanda hidup moderen dan tidak ketinggalan zaman.

Ceritera-ceritera Seputar Kelahiran Muhammad
berpadam api biara majusi
runtahlah istan kisra parsi
langit diterangi cahya suci
tanda lahir nabi anak yatim
(salah satu petikan dari lirik lagu Raihan)
Saya tak hendak melanjutkan pembahasan mengenai kisah kehidupan nabi kita ini semenjak masih dalam kandungan hingga menjadi nabi. Tapi marilah kiranya saya kemukakan sebuah cerita yang menggambarkan keadaan dunia ketika Muhammad Rasulullah dilahirkan. Adapun maksud kami mengutarakan beragam cerita seputar kelahiran nabi kita ialah karena masalah ini jarang dibahas atau disebut. Dan juga kami berharap dapat menambah pengetahuan dan keimanan kita sebagai seorang muslim. Hendaknya yang dicermati kehebatan ceritanya saja melainkan kandungan yang terdapat dalam ceritera tersebut.
Berpadamlah Api Biara Majusi
Salah satu kejadian luar biasa tatkala nabi kita dilahirkan ialah, api di negara Parsi yang tidak pernah padam hampir selama seribu tahun telah padam dengan sendirinya. Api tersebut merupakan api sembahan orang-orang Majusi yang mereka anggap sebagai tuhan. Peristiwa itu tentu saja mengejutkan orang Parsi..
Langit Diterangi Cahya Suci
Ketika nabi kita hendak dilahirkan oleh ibundanya Siti Aminah, beliau ditemani oleh dua orang perempuan yang bernama Asiah dan Maryam. Tatkala bayi yang dinanti telah lahir, bunda Siti Aminah melihat cahaya yang keluar dari bayi yang baru dilahirkannya. Cahaya tersebut memancar menyinari hingga ke Istana Busra di Syria. Ia dilihat seolah-olah seperti anak panah yang melesat bagaikan pelangi sehingga dari jauh kota tersebut dapat dilihat. Ada juga yang berpendapat bahwa cahaya itu datang dan menerangi seluruh dunia. Ini dapat dijelaskan oleh sumber-sumber Arab yang paling awal yang menyatakan bahwa suatu cahaya terpancar dari rahim Aminah ketika Nabi Muhammad dilahirkan.
Aminah sendiri melihat bayinya dalam keadaan terbaring dengan dua tangannya mengangkat ke langit seperti seorang yang sedang berdoa. Kemudian Aminah juga melihat awan turun menyelimuti dirinya sehingga beliau mendengar sebuah seruan "Pimpinlah dia mengelilingi bumi Timur dan Barat, supaya mereka tahu dan dialah yang akan menghapuskan segala perkara syirik''.
Selepas itu awan tersebut lenyap daripada pandangan Aminah. Setengah riwayat menyatakan nabi dilahirkan dalam keadaan memandang ke arah langit sambil meletakkan tangannya ke tanah sebagai tanda ketinggian martabatnya daripada semua makhluk.
Berhala yang Berjatuhan
Diriwayatkan juga pada malam kelahiran Nabi Muhammad, berhala-berhala yang terdapat Mekah mengalami kerusakan dan kemusnahan.
Menurut riwayat dari Abdul Mutalib, "Ketika aku sedang berada di Ka’bah, tiba-tiba berhala jatuh dari tempatnya dan sujud kepada Allah. Lalu aku mendengar suara dari dinding Ka’bah berkata" telah lahir nabi pilihan yang akan membinasakan orang kafir dan mensucikanku daripada berhala-berhala ini dan akan memerintahkan penyembahan Yang Maha Mengetahui.''
Runtuhlah Istana Kisra Parsi
Selain itu di tempat yang lain pula terjadi gempa di mahligai Kisra dan menyebabkan mahligai tersebut retak, mengakibatkan empat belas tiang serinya runtuh. Keadaan ini merupakan salah satu pertanda keruntuhan kerajaan tersebut.
Kesaksian Ahli Kitab
Pada malam kelahiran nabi kita, seorang pendeta Yahudi  dari Yastrib (Madinah) melihat kemunculan suatu bintang yang teramat terang dilangit yang belum pernah ial lihat sebelumnya. Dia menceritakan bahwa kemunculan bintang tersebut merupakan pertanda kelahiran seorang nabi besar.
Itulah sekelumit kisah seputar kelahiran nabi kita, semoga kisah-kisah tersebut dapat kita insyafi dan semakin memperkuat keimanan kita. Tentunya percaya saja tentu belumlah cukup, kita juga harus mendalami kisah-kisah tersebut supaya kita tidak mudah diperolok oleh orang fasik dan kafir. Semoga Allah membukakan kepada kita Pintu Ilmu Pengetahuan. Amiin..

Rujukan:



[2] Sebelum dinamai dengan Madinah, kota suci ini dulunya bernama Yastrib. Merupakan salah satu kota dagang di Semenanjung Arabia.
[3] Suku Badui merupakan suku bangsa pengembara di negeri Arab. Mereka hidup dengan mengembala ternak. Merupakan orang-orang yang keras kehidupannya, hidup sederhana (jarang dinatara mereka yang mengenal kemewahan), jarang berbaur dengan orang selain dari golonga mereka. Untuk penafsiran bebasnya, orang badui di Negeri Arab sama kiranya dengan orang kampung di negeri kita. Dimana kita lihat kesamaan mereka yakni hidup sederhana, homogen, dan jarang melakukan interaksi dengan orang-orang atau kelompok di luar golongan mereka. Ketidak samaannya ialah orang badui hidup nomaden, tidak demikian halnya dengan orang kampung di negeri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 05 Februari 2012

Milad Muhammad Rasulullah III



Kelahiran Habibullah

Sesungguhnya peringatan Maulid Nabi ini merupakan perkara yang diada-adakan dalam agama atau lazim disebut dengan bid’ah. Namun tidak semua perkara bid’ah itu terlarang, ada juga yang dibolehkan semacam mengumandangkan adzan dengan mickrofon. Hanya Kerajaan Arab Saudi yang hingga kini masih melarang peringatan Maulid Nabi.
Ada beberapa sumber yang menyebutkan kisah yang berlainan perihal asal mula peringatan Maulid Nabi di ranah dunia Islam. Sumber pertama menyebutkan bahwa peringatan Maulid dimulakan oleh Sulthan Salahudin Al Ayyubi. Beliau mengadakan peringatan Maulid serta peringatan beberapa hari besar Islam lainnya, gunanya ialah untuk membangkitkan dan memupukkan semangat juang (jihad) kaum muslimin. Hal ini karena di masa itu, dunia Islam tengah berperang dengan orang-orang Kristen (Perang Salib).

Adapun cerita yang kedua ialah, bahwa yang memulakan peringatan Maulid Nabi ini ialah seorang gubernur dari propinsi Irbil (Irak) dimasa pemerintahan Sulthan Salahuddin. Nama dari gubernur tersebut ialah Abu Said al Qakburi.
Beragam tanggapan terhadap perayaan Maulud, serupa apapun pertentangan yang terjadi dikalangan umat muslim tak akan menjadi masalah. Bukankah kata pepatah orang tua dahulu menyebutkan “bersilang api di dalam tungku, maka api baru hidup”. Begitulah hendaknya, kedewasaan dan kelapangan hati sangat diperlukan dalam silang pendapat yang terjadi. Sebab kalau tidak, jika nafsu yang bertindak, pabila setan yang berkuasa, maka alamat petaka yang akan terjadi. Rusak hubungan perkawanan, renggang hubungan persaudaraan, bertambah juga dosa kita karena merusak tali silaturahim.
Hendaknya bulan maulud ini dirayakan dengan memperbanyak amalan, membuka dan mempelajari lebih dalam sirah nabawiyah. Bukannya pergi membawa anak dan keluarga ke tempat pelancongan, ataupun belanja.

Kelahiran Al Amin
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh binAybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan binYanish bin Syits bin Adam.[1]

Datuknya ialah Abdul Mutthalib merupakan pembesar Suku Quraisy yang amat disegani, sedangkan Abdullah ayahnya merupakan anak kesayangan dari kakeknya. Ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab yang merupakan anak dari keluarga berpengaruh di sukunya Zuhra. Ibu dan ayahnya sebaya ketika dinikahkan yakni sekitar 24 tahun. Sedangkan Muhammad ketika menikah dengan Khadijah (yang ketika itu berusia 40 tahun) berusia 25 tahun.
Ayahnya meninggal ketika berniaga, dia menghembuskan nafasnya di Yastrib[2]. Abdullah meninggal di rumah keluarga ibunya. Nenek Muhammad merupakan orang Madinah, jadi wajar ketika hijrah ke Madinah, dia terima dengan baik sekali oleh penduduk setempat
Ketika ayahnya meninggal, rasulullah baru berusia 3 bulan dalam kandungan ibunya. Tatkala bayi yatim ini lahir, datuknya segera membawa cucunya ke hadapan ka’bah dan disini cucunya diberi nama dengan nama Muhammad. Muhammad atau Ahmad berasal dari huruh MHD, yang dalam bahasa Arab berarti terpuji. Memang begitulah anak ini kelak, menjadi anak yang terpuji, manusia pilihan tuhan, mengubah jalannya sejarah dunia, hingga kini, dia masih tetap merupakan orang yang sangat berpengaruh.
Sesuai dengan adat istiadat bangsa Arab masa itu, setiap bayi yang baru lahir akan disusui oleh para perempuan dari suku badui. Tujuannya ialah supaya anak ini kelak menjadi anak yang kuat, sebab ditempa oleh kehidupan padang pasir, serta fasih bahasa Arabnya, karena dibesarkan oleh orang-orang kampung (badui).[3] Jika kita bandingkan dengan masa sekarang dimana banyak orang-orang Minang yang tidak mau lagi atau merasa malu bercakap dengan menggunakan bahasa Minang di kehidupan sehari-harinya. Mereka lebih suka bercakap dengan menggunakan bahasa Indonesia (terutama dengan anak-anaknya) karena menganggap menggunakan bahasa Indonesia tanda hidup moderen dan tidak ketinggalan zaman.

Ceritera-ceritera Seputar Kelahiran Muhammad
berpadam api biara majusi
runtahlah istan kisra parsi
langit diterangi cahya suci
tanda lahir nabi anak yatim
(salah satu petikan dari lirik lagu Raihan)
Saya tak hendak melanjutkan pembahasan mengenai kisah kehidupan nabi kita ini semenjak masih dalam kandungan hingga menjadi nabi. Tapi marilah kiranya saya kemukakan sebuah cerita yang menggambarkan keadaan dunia ketika Muhammad Rasulullah dilahirkan. Adapun maksud kami mengutarakan beragam cerita seputar kelahiran nabi kita ialah karena masalah ini jarang dibahas atau disebut. Dan juga kami berharap dapat menambah pengetahuan dan keimanan kita sebagai seorang muslim. Hendaknya yang dicermati kehebatan ceritanya saja melainkan kandungan yang terdapat dalam ceritera tersebut.
Berpadamlah Api Biara Majusi
Salah satu kejadian luar biasa tatkala nabi kita dilahirkan ialah, api di negara Parsi yang tidak pernah padam hampir selama seribu tahun telah padam dengan sendirinya. Api tersebut merupakan api sembahan orang-orang Majusi yang mereka anggap sebagai tuhan. Peristiwa itu tentu saja mengejutkan orang Parsi..
Langit Diterangi Cahya Suci
Ketika nabi kita hendak dilahirkan oleh ibundanya Siti Aminah, beliau ditemani oleh dua orang perempuan yang bernama Asiah dan Maryam. Tatkala bayi yang dinanti telah lahir, bunda Siti Aminah melihat cahaya yang keluar dari bayi yang baru dilahirkannya. Cahaya tersebut memancar menyinari hingga ke Istana Busra di Syria. Ia dilihat seolah-olah seperti anak panah yang melesat bagaikan pelangi sehingga dari jauh kota tersebut dapat dilihat. Ada juga yang berpendapat bahwa cahaya itu datang dan menerangi seluruh dunia. Ini dapat dijelaskan oleh sumber-sumber Arab yang paling awal yang menyatakan bahwa suatu cahaya terpancar dari rahim Aminah ketika Nabi Muhammad dilahirkan.
Aminah sendiri melihat bayinya dalam keadaan terbaring dengan dua tangannya mengangkat ke langit seperti seorang yang sedang berdoa. Kemudian Aminah juga melihat awan turun menyelimuti dirinya sehingga beliau mendengar sebuah seruan "Pimpinlah dia mengelilingi bumi Timur dan Barat, supaya mereka tahu dan dialah yang akan menghapuskan segala perkara syirik''.
Selepas itu awan tersebut lenyap daripada pandangan Aminah. Setengah riwayat menyatakan nabi dilahirkan dalam keadaan memandang ke arah langit sambil meletakkan tangannya ke tanah sebagai tanda ketinggian martabatnya daripada semua makhluk.
Berhala yang Berjatuhan
Diriwayatkan juga pada malam kelahiran Nabi Muhammad, berhala-berhala yang terdapat Mekah mengalami kerusakan dan kemusnahan.
Menurut riwayat dari Abdul Mutalib, "Ketika aku sedang berada di Ka’bah, tiba-tiba berhala jatuh dari tempatnya dan sujud kepada Allah. Lalu aku mendengar suara dari dinding Ka’bah berkata" telah lahir nabi pilihan yang akan membinasakan orang kafir dan mensucikanku daripada berhala-berhala ini dan akan memerintahkan penyembahan Yang Maha Mengetahui.''
Runtuhlah Istana Kisra Parsi
Selain itu di tempat yang lain pula terjadi gempa di mahligai Kisra dan menyebabkan mahligai tersebut retak, mengakibatkan empat belas tiang serinya runtuh. Keadaan ini merupakan salah satu pertanda keruntuhan kerajaan tersebut.
Kesaksian Ahli Kitab
Pada malam kelahiran nabi kita, seorang pendeta Yahudi  dari Yastrib (Madinah) melihat kemunculan suatu bintang yang teramat terang dilangit yang belum pernah ial lihat sebelumnya. Dia menceritakan bahwa kemunculan bintang tersebut merupakan pertanda kelahiran seorang nabi besar.
Itulah sekelumit kisah seputar kelahiran nabi kita, semoga kisah-kisah tersebut dapat kita insyafi dan semakin memperkuat keimanan kita. Tentunya percaya saja tentu belumlah cukup, kita juga harus mendalami kisah-kisah tersebut supaya kita tidak mudah diperolok oleh orang fasik dan kafir. Semoga Allah membukakan kepada kita Pintu Ilmu Pengetahuan. Amiin..

Rujukan:



[2] Sebelum dinamai dengan Madinah, kota suci ini dulunya bernama Yastrib. Merupakan salah satu kota dagang di Semenanjung Arabia.
[3] Suku Badui merupakan suku bangsa pengembara di negeri Arab. Mereka hidup dengan mengembala ternak. Merupakan orang-orang yang keras kehidupannya, hidup sederhana (jarang dinatara mereka yang mengenal kemewahan), jarang berbaur dengan orang selain dari golonga mereka. Untuk penafsiran bebasnya, orang badui di Negeri Arab sama kiranya dengan orang kampung di negeri kita. Dimana kita lihat kesamaan mereka yakni hidup sederhana, homogen, dan jarang melakukan interaksi dengan orang-orang atau kelompok di luar golongan mereka. Ketidak samaannya ialah orang badui hidup nomaden, tidak demikian halnya dengan orang kampung di negeri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar