Jumat, 10 Februari 2012

Pemberontakan Orang Minang III


Ultimatum Padang

Bulan Februari tercatat dalam Sejarah Minangkabau sebagai bulan penuh gejolak. Tanggal 10 Februari merupakan salah satu tanggal penuh gejolak, karena pada tanggal ini orang Minang dengan kurang ajarnya berani meultimatum Jakarta. Suatu perkara yang amat terlarang dalam budaya sentralisme Jawa. Dalam adat Jawa, pemimpin adalah pengayom yang wajib dita’ati perintahnya. Sedangkan di Minangkabau tidak demikian halnya.
Ultimatum di keluarkan di Padang dan disiarkan melalui radio. Lebih dikenal dengan nama Ultimatum Padang. Diucapkan oleh Ahmad Hussein sang pemimpin perlawanan. Ahmad Hussein yang seorang kolonel, pejuang kemerdekaan yang telah berhasil mempertahankan berkibarnya merah-putih di Sumatera Timur dengan  prajuritnya dari Devisi IX Banteng.

Begini kira-kira bunyi ultimatumnya:
1). Bubarkan Kabinet Djuanda dan kembalikan mandatnya ke Presiden,
2). Bentuk zaken kabinet nasional di bawah suatu panitia pimpinan M Hatta dan Hamengkubuwono IX,
3). Beri kabinet baru mandat sepenuhnya untuk bekerja sampai pemilu mendatang,
4). Presiden Soekarno/Pj. Presiden agar membatasi diri menurut konstitusi.
5). Bila tuntutannya tak dipenuhi dalam tempo 5×24 jam, Dewan Perjuangan akan mengambil kebijaksanaan sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 10 Februari 2012

Pemberontakan Orang Minang III


Ultimatum Padang

Bulan Februari tercatat dalam Sejarah Minangkabau sebagai bulan penuh gejolak. Tanggal 10 Februari merupakan salah satu tanggal penuh gejolak, karena pada tanggal ini orang Minang dengan kurang ajarnya berani meultimatum Jakarta. Suatu perkara yang amat terlarang dalam budaya sentralisme Jawa. Dalam adat Jawa, pemimpin adalah pengayom yang wajib dita’ati perintahnya. Sedangkan di Minangkabau tidak demikian halnya.
Ultimatum di keluarkan di Padang dan disiarkan melalui radio. Lebih dikenal dengan nama Ultimatum Padang. Diucapkan oleh Ahmad Hussein sang pemimpin perlawanan. Ahmad Hussein yang seorang kolonel, pejuang kemerdekaan yang telah berhasil mempertahankan berkibarnya merah-putih di Sumatera Timur dengan  prajuritnya dari Devisi IX Banteng.

Begini kira-kira bunyi ultimatumnya:
1). Bubarkan Kabinet Djuanda dan kembalikan mandatnya ke Presiden,
2). Bentuk zaken kabinet nasional di bawah suatu panitia pimpinan M Hatta dan Hamengkubuwono IX,
3). Beri kabinet baru mandat sepenuhnya untuk bekerja sampai pemilu mendatang,
4). Presiden Soekarno/Pj. Presiden agar membatasi diri menurut konstitusi.
5). Bila tuntutannya tak dipenuhi dalam tempo 5×24 jam, Dewan Perjuangan akan mengambil kebijaksanaan sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar