Sabtu, 04 Februari 2012

Milad Muhammad Rasulullah II


Maulid
Perayaan, Hari Libur, atau Peringatan

Hampir dalam beberapa kali perayaan maulid di Indonesia selalu diiringi dengan isu bid’ah ataupun sesat. Hal ini mendapat beragam tanggapan di kalangan umat muslim Indonesia. Ada yang acuh, ada yang ragu, ada yang diam, ada yang setuju, ada pula yang menolak, ada yang mencaci dengan mengatakan orang yang berpendapat demikian sebagai radikal, fundamentalis ataupun wahabi. Sebagian kecil mulai meninggalkan perayaan maulid, sebagian lain mulai diresapi keraguan, dan sebagian lainnya tetap kukuh dengan pendirian.
Sebenarnya hampir semua muslim di dunia merayakan perayaan Maulid Nabi. Hampir semua negara Islam ataupun negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kecuali satu negara yakni Kerajaan Saudi, dimana di negara ini pengaruh dari ulama wahabi sangat kuat.
Terlepas dari permasalahan yang muncul, hampir seluruh ulama di Indonesia sepakat bahwa Maulid Nabi merupakan hari besar Islam yang patut untuk dihormati dan dirayakan. Hanya saja umat muslim di Indonesia memiliki beragam cara dalam memperingati Maulid Nabi.

Pada hakikatnya tidak ada yang salah pada peringatan Maulid ini. Yang membuat sebagian umat Islam merasa terbakar hatinya pabila perayaan kelahiran nabi ini telah bercampur dengan perayaan paganisme, perbuatan-perbuatan syirik yang dijadikan sebagai bagian dari perayaan hari besar Islam. Sehingga orang yang tak mengetahui atau minim pengetahuan agamanya, beranggapan bahwa perbuatan tersebut merupakan kepercayaan Islam.
Alangkah eloknya jika hari besar Islam semacam Maulid dirayakan dengan membuka kembali sirah nabawiyah.[1] Mempelajari kembali kisah hidup Muhammad Rasulullah, mengambil teladannya, sambil memperdalam ilmu agama. Karena pada masa sekarang banyak orang-orang fasik yang menyebarkan cerita-cerita bohong perihal kehidupan nabi kita. Gerakan kaum anti-Islam ini semakin merajalela di ranah dunia maya, dimana antara fitnah dan kebenaran sangat sulit untuk dibedakan.
Janganlah hendaknya hari besar semacam kelahiran nabi kita ini dirayakan dengan membuat sesajen. Atau melakukan ritual-ritual yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama kita. Kalaupun ada, itu sengaja diada-adakan supaya mendapat legalitas agar hal tersebut dapat terus berlangsung. Dan parahnya lagi ialah sebagian orang fasik di negara ini berusaha mempertahankan hal semacam itu dengan dalih “melestarikan budaya, dapat meningkatkan kunjungan turis ke daerah” begitu dalih mereka. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un…
Hendaknya pada acara hari besar Islam, kita kembali membuka kitab sejarah, pelajari, fahami, dan maknai. Kita harus tahu dulu kenapa tanggal sekian dijadikan hari itu. Seperti saat ini, kita harus tahu kenapa tanggal 12 Rabiul Awwal dijadikan hari Maulid, kenapa bukan tanggal 17? Bukankah ada sebagian muslim yang merayakan maulid pada tanggal 17 Rabiul Awwal? Kapan pertama kali perayaan maulid ini dirayakan? dan beragam pertanyaan lain yang patut kita ajukan untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan agama kita.
Namun tidak demikian yang terjadi saat ini, beragam cara umat muslim menyikapi Maulid Nabi. Walaupun telah ditetapkan sebagai hari besar dan untuk menghormatinya maka ditetapkan sebagai tanggal merah. Namun hampir mayoritas umat muslim di negara ini basipakak banak saja terhadap peristiwa Maulid Nabi Muhammad. Sebagian besar dari mereka-karena dijadikan sebagai hari libur-memilih untuk menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga, ataupun melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan keagamaan. Hanya sebagian kecil saja dari umat muslim yang memperingati kelahiran nabi mereka, sebagian kecil dan itupun hanya dengan mendengarkan ceramah yang itu ke itu saja temanya. Namun hal tersebut jauh lebih baik dari pada tidak.
Demikianlah hendaknya kita dapat menarik hikmah dari perayaan maulid ini. Karena sesungguhnya banyak teladan dan ilmu yang dapat kita ambil dengan mempelajari kisah hidup nabi kita Muhammad bin Abdullah Rasulullah. Tulisan ini berawal dari kegelisahan hati melihat sikap sebagian besar umat muslim dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad. Hampir sebagian besar tidak mengetahui sejarah perayaan maulid, bagaimana maulid diperingati, dan bahkan ada yang tidak tahu kisah hidup nabi.



[1] Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 04 Februari 2012

Milad Muhammad Rasulullah II


Maulid
Perayaan, Hari Libur, atau Peringatan

Hampir dalam beberapa kali perayaan maulid di Indonesia selalu diiringi dengan isu bid’ah ataupun sesat. Hal ini mendapat beragam tanggapan di kalangan umat muslim Indonesia. Ada yang acuh, ada yang ragu, ada yang diam, ada yang setuju, ada pula yang menolak, ada yang mencaci dengan mengatakan orang yang berpendapat demikian sebagai radikal, fundamentalis ataupun wahabi. Sebagian kecil mulai meninggalkan perayaan maulid, sebagian lain mulai diresapi keraguan, dan sebagian lainnya tetap kukuh dengan pendirian.
Sebenarnya hampir semua muslim di dunia merayakan perayaan Maulid Nabi. Hampir semua negara Islam ataupun negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kecuali satu negara yakni Kerajaan Saudi, dimana di negara ini pengaruh dari ulama wahabi sangat kuat.
Terlepas dari permasalahan yang muncul, hampir seluruh ulama di Indonesia sepakat bahwa Maulid Nabi merupakan hari besar Islam yang patut untuk dihormati dan dirayakan. Hanya saja umat muslim di Indonesia memiliki beragam cara dalam memperingati Maulid Nabi.

Pada hakikatnya tidak ada yang salah pada peringatan Maulid ini. Yang membuat sebagian umat Islam merasa terbakar hatinya pabila perayaan kelahiran nabi ini telah bercampur dengan perayaan paganisme, perbuatan-perbuatan syirik yang dijadikan sebagai bagian dari perayaan hari besar Islam. Sehingga orang yang tak mengetahui atau minim pengetahuan agamanya, beranggapan bahwa perbuatan tersebut merupakan kepercayaan Islam.
Alangkah eloknya jika hari besar Islam semacam Maulid dirayakan dengan membuka kembali sirah nabawiyah.[1] Mempelajari kembali kisah hidup Muhammad Rasulullah, mengambil teladannya, sambil memperdalam ilmu agama. Karena pada masa sekarang banyak orang-orang fasik yang menyebarkan cerita-cerita bohong perihal kehidupan nabi kita. Gerakan kaum anti-Islam ini semakin merajalela di ranah dunia maya, dimana antara fitnah dan kebenaran sangat sulit untuk dibedakan.
Janganlah hendaknya hari besar semacam kelahiran nabi kita ini dirayakan dengan membuat sesajen. Atau melakukan ritual-ritual yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama kita. Kalaupun ada, itu sengaja diada-adakan supaya mendapat legalitas agar hal tersebut dapat terus berlangsung. Dan parahnya lagi ialah sebagian orang fasik di negara ini berusaha mempertahankan hal semacam itu dengan dalih “melestarikan budaya, dapat meningkatkan kunjungan turis ke daerah” begitu dalih mereka. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un…
Hendaknya pada acara hari besar Islam, kita kembali membuka kitab sejarah, pelajari, fahami, dan maknai. Kita harus tahu dulu kenapa tanggal sekian dijadikan hari itu. Seperti saat ini, kita harus tahu kenapa tanggal 12 Rabiul Awwal dijadikan hari Maulid, kenapa bukan tanggal 17? Bukankah ada sebagian muslim yang merayakan maulid pada tanggal 17 Rabiul Awwal? Kapan pertama kali perayaan maulid ini dirayakan? dan beragam pertanyaan lain yang patut kita ajukan untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan agama kita.
Namun tidak demikian yang terjadi saat ini, beragam cara umat muslim menyikapi Maulid Nabi. Walaupun telah ditetapkan sebagai hari besar dan untuk menghormatinya maka ditetapkan sebagai tanggal merah. Namun hampir mayoritas umat muslim di negara ini basipakak banak saja terhadap peristiwa Maulid Nabi Muhammad. Sebagian besar dari mereka-karena dijadikan sebagai hari libur-memilih untuk menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga, ataupun melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan keagamaan. Hanya sebagian kecil saja dari umat muslim yang memperingati kelahiran nabi mereka, sebagian kecil dan itupun hanya dengan mendengarkan ceramah yang itu ke itu saja temanya. Namun hal tersebut jauh lebih baik dari pada tidak.
Demikianlah hendaknya kita dapat menarik hikmah dari perayaan maulid ini. Karena sesungguhnya banyak teladan dan ilmu yang dapat kita ambil dengan mempelajari kisah hidup nabi kita Muhammad bin Abdullah Rasulullah. Tulisan ini berawal dari kegelisahan hati melihat sikap sebagian besar umat muslim dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad. Hampir sebagian besar tidak mengetahui sejarah perayaan maulid, bagaimana maulid diperingati, dan bahkan ada yang tidak tahu kisah hidup nabi.



[1] Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar