Minggu, 11 Maret 2012

Pusaka Dunia


Al Qur’an: Pedoman Hidup
Oleh: Sutan Paduko Basa

Kisah ini terjadi di kampus saya yaitu Kampus Teknik Matrikulasi Johor. Kisah ini bermula di sebuah kelas perkuliahan diwaktu pagi sebelum perkuliahan dimulai. Saya tiba di ruang kuliah kira-kira lima belas menit lebih awal dan masih sempat untuk mengambil tempat duduk. Kemudian datang seorang kawan kuliah (lelaki) yang ingin duduk di sebelah saya. Dia berasal dari Serawak dan beragama Kristen.
Pertama kali saya melihatnya, dia sering terlihat membawa-bawa sebuah kitab di tangannya. Kemanapun selalu dibawanya, sayapun mulai bertanya “itu buku apakah gerangan?”.
Diapun menjawab “Ini Kitab Injil, hendak membacakah puan?”
Sayapun membalas “Boleh, tak apakah?”
Diapun membalas “Tak apalah..”
Sayapun sebenarnya tidak ingin membaca kitab tersebut, walaupun sebenarnya saya merasa bahwa dia sepertinya hendak mencoba mendakwahkan agamanya kepada saya. Insya Allah, iman saya masih kuat..
Sayapun mulai membaca kitab tersebut, dan perasaan saya mengatakan bahwa segala yang terdapat pada kitab tersebut lebih kurang sama dengan isi kandungan Al Qur’an. Akan tetapi, terdapat juga beberapa yang berlainan. Kemdian sayapun bertanya kepada kawan tersebut “Tuan sudah khatamkah membaca kitab ini?”
Diapun menjawab “Ya, puan hendak membuktikannya..?”
Sayapun membalas “Boleh juga, saya hendak tahu, bagaimana gerangan kisah Nabi Ilyas yang termuat dalam kitab tuan ini?” Diapun menjawab dengan senang hati, jawabannya tepat sekali dengan meberitahukan kepada saya di surat mana tercatat kisah Nabi Ilyas tersebut.

Saya mulai sedikit kagum kepadanya, kemudian saya lanjutkan bertanya “ Lalu bagaimana kiranya kisah terciptanya Adam dan Hawa.?” Kemudian dia kembali menjawab dengan tepat seperti pada jawaban yang pertama.
Untuk kedua kalinya dia membuat saya terkagum. Kemudian saya ajukan lagi pertanyaan yang terakhir “Tuan sudah berapa kalikah menamatkan (khatam) membaca kitab ini?”
Diapun menjawab “Ya.. saya sudah hafal semua isinya dan kira-kira sudah berpuluh kali saya tamatkan membacanya.”
Wah.. saya benar-benar kagum dengan dia karena dia memang sangat taat dengan ajaran agamanya. Kalaulah kita umat Islam sehebat dia, mempu menghafal kitab Al Qur’an, mendalami maknanya, dan mampu menceritakan kembali isi dari kandungan Al Qur’an dengan fasih dan lancar seperti kawan saya yang Kristen ini, tentunya akan sangat baiknya. Dan satu kebiasaan dari dirinya yang saya perhatikan ialah dia selalu membaca kitabnya tersebut sebelum perkuliahan dimulai. Sayapun bertanya kepada kawan-kawan yang seagama dengan dirinya, menurut mereka dia merupakan orang alim  dalam agama mereka.

Teladan apakah kiranya yang dapat kita ambil dari kisah tersebut di atas? Hendaknya kita selalu membaca Al Qur’an. Tetapkan hati kita untuk hidup dengan Al Qur’an dan niat karena Allah Ta’ala.
Satu kisah lagi yang terjadi dimasa keemasan Islam, dimana kaum Yahudi sedang bergelut dengan kekalahan mereka. Dimana mereka sering kehilangan akal, bagaimana caranya untuk menghancurkan Islam.
Kemudian mereka membuat sebuah organisasi yang bertujuan untuk menghancurkan Islam. Pada salah satu pertemuan yang mereka lakukan, salah seorang dari mereka mencoba mengajukan usulan mengenai cara yang jitu untuk menghacurkan Islam. “Menurut pandangan saya, akan lebih baik kita serang diam-diam dan membunuh orang tua, perempuan, dan anak-anak mereka yang tidak akan mampu menghadapi kita”
Usulan ini disanggah oleh pembesar Yahudi lainnya “ Tuan sudah gilakah? Kalau kita kerjakan usulan tuan tersebut maka umat Islam akan mengamuk dan membunuh semua orang Yahudi”
Lalu kemudian muncul pula usulan lainnya “ Aku tahu apa kekuatan mereka selama ini, yaitu ini (sambil menunjuk kepada Al Qur’an)”
“Jadi apa yang sepatutnya kita lakukan untuk menghacurkan umat Islam?” seseorang bertanya.
“Kita bakar saja, kita bakar saja Kitab itu..!” jawab yang lain.
“Tuan sudah gilakah, perkara inipun akan membuat umat Islam akan marah dan mengamuk” seru seorang pembesar.
Kemudian salah seorang dari pemimpin mereka mengajukan sebuah usulan “Kita harus bisa untuk menjauhkan mereka dari benda itu (Al Qur’an)...”
“bagaimana caranya tuan..?” tanya mereka dengan serempak.
“Yaitu dengan memberikan mereka hiburan yang akan melalaikan mereka, beri mereka makanan yang diharamkan oleh agama mereka, dan sibukkan mereka dengan pekerjaan. Sehingga hal tersebut dapat mengalihkan fikiran mereka dan membuat mereka lalai dan bahkan lupa dengan ajaran Al Qur’an” jawab Sang Pemimpin.

Disalin dengan pengubahan seperlunya dari situs jejaring sosial Muslim yang bernama Millatfacebook : http://mymfb.com/blog/44823/iman-kte-o-kristian/ yang dimuat oleh salah seorang kawan asal Malaysia di akun pribadinya.

Juga dimuat di:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 11 Maret 2012

Pusaka Dunia


Al Qur’an: Pedoman Hidup
Oleh: Sutan Paduko Basa

Kisah ini terjadi di kampus saya yaitu Kampus Teknik Matrikulasi Johor. Kisah ini bermula di sebuah kelas perkuliahan diwaktu pagi sebelum perkuliahan dimulai. Saya tiba di ruang kuliah kira-kira lima belas menit lebih awal dan masih sempat untuk mengambil tempat duduk. Kemudian datang seorang kawan kuliah (lelaki) yang ingin duduk di sebelah saya. Dia berasal dari Serawak dan beragama Kristen.
Pertama kali saya melihatnya, dia sering terlihat membawa-bawa sebuah kitab di tangannya. Kemanapun selalu dibawanya, sayapun mulai bertanya “itu buku apakah gerangan?”.
Diapun menjawab “Ini Kitab Injil, hendak membacakah puan?”
Sayapun membalas “Boleh, tak apakah?”
Diapun membalas “Tak apalah..”
Sayapun sebenarnya tidak ingin membaca kitab tersebut, walaupun sebenarnya saya merasa bahwa dia sepertinya hendak mencoba mendakwahkan agamanya kepada saya. Insya Allah, iman saya masih kuat..
Sayapun mulai membaca kitab tersebut, dan perasaan saya mengatakan bahwa segala yang terdapat pada kitab tersebut lebih kurang sama dengan isi kandungan Al Qur’an. Akan tetapi, terdapat juga beberapa yang berlainan. Kemdian sayapun bertanya kepada kawan tersebut “Tuan sudah khatamkah membaca kitab ini?”
Diapun menjawab “Ya, puan hendak membuktikannya..?”
Sayapun membalas “Boleh juga, saya hendak tahu, bagaimana gerangan kisah Nabi Ilyas yang termuat dalam kitab tuan ini?” Diapun menjawab dengan senang hati, jawabannya tepat sekali dengan meberitahukan kepada saya di surat mana tercatat kisah Nabi Ilyas tersebut.

Saya mulai sedikit kagum kepadanya, kemudian saya lanjutkan bertanya “ Lalu bagaimana kiranya kisah terciptanya Adam dan Hawa.?” Kemudian dia kembali menjawab dengan tepat seperti pada jawaban yang pertama.
Untuk kedua kalinya dia membuat saya terkagum. Kemudian saya ajukan lagi pertanyaan yang terakhir “Tuan sudah berapa kalikah menamatkan (khatam) membaca kitab ini?”
Diapun menjawab “Ya.. saya sudah hafal semua isinya dan kira-kira sudah berpuluh kali saya tamatkan membacanya.”
Wah.. saya benar-benar kagum dengan dia karena dia memang sangat taat dengan ajaran agamanya. Kalaulah kita umat Islam sehebat dia, mempu menghafal kitab Al Qur’an, mendalami maknanya, dan mampu menceritakan kembali isi dari kandungan Al Qur’an dengan fasih dan lancar seperti kawan saya yang Kristen ini, tentunya akan sangat baiknya. Dan satu kebiasaan dari dirinya yang saya perhatikan ialah dia selalu membaca kitabnya tersebut sebelum perkuliahan dimulai. Sayapun bertanya kepada kawan-kawan yang seagama dengan dirinya, menurut mereka dia merupakan orang alim  dalam agama mereka.

Teladan apakah kiranya yang dapat kita ambil dari kisah tersebut di atas? Hendaknya kita selalu membaca Al Qur’an. Tetapkan hati kita untuk hidup dengan Al Qur’an dan niat karena Allah Ta’ala.
Satu kisah lagi yang terjadi dimasa keemasan Islam, dimana kaum Yahudi sedang bergelut dengan kekalahan mereka. Dimana mereka sering kehilangan akal, bagaimana caranya untuk menghancurkan Islam.
Kemudian mereka membuat sebuah organisasi yang bertujuan untuk menghancurkan Islam. Pada salah satu pertemuan yang mereka lakukan, salah seorang dari mereka mencoba mengajukan usulan mengenai cara yang jitu untuk menghacurkan Islam. “Menurut pandangan saya, akan lebih baik kita serang diam-diam dan membunuh orang tua, perempuan, dan anak-anak mereka yang tidak akan mampu menghadapi kita”
Usulan ini disanggah oleh pembesar Yahudi lainnya “ Tuan sudah gilakah? Kalau kita kerjakan usulan tuan tersebut maka umat Islam akan mengamuk dan membunuh semua orang Yahudi”
Lalu kemudian muncul pula usulan lainnya “ Aku tahu apa kekuatan mereka selama ini, yaitu ini (sambil menunjuk kepada Al Qur’an)”
“Jadi apa yang sepatutnya kita lakukan untuk menghacurkan umat Islam?” seseorang bertanya.
“Kita bakar saja, kita bakar saja Kitab itu..!” jawab yang lain.
“Tuan sudah gilakah, perkara inipun akan membuat umat Islam akan marah dan mengamuk” seru seorang pembesar.
Kemudian salah seorang dari pemimpin mereka mengajukan sebuah usulan “Kita harus bisa untuk menjauhkan mereka dari benda itu (Al Qur’an)...”
“bagaimana caranya tuan..?” tanya mereka dengan serempak.
“Yaitu dengan memberikan mereka hiburan yang akan melalaikan mereka, beri mereka makanan yang diharamkan oleh agama mereka, dan sibukkan mereka dengan pekerjaan. Sehingga hal tersebut dapat mengalihkan fikiran mereka dan membuat mereka lalai dan bahkan lupa dengan ajaran Al Qur’an” jawab Sang Pemimpin.

Disalin dengan pengubahan seperlunya dari situs jejaring sosial Muslim yang bernama Millatfacebook : http://mymfb.com/blog/44823/iman-kte-o-kristian/ yang dimuat oleh salah seorang kawan asal Malaysia di akun pribadinya.

Juga dimuat di:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar