Jumat, 16 Maret 2012

Keluarga Sakinah


Ucapkanlah Selamat atas Kematian Isteri Ku
Oleh: Anis Adilla*

Ini adalah kisah dari seorang lelaki yang telah membina hubungan rumah tangga dengan perempuan shaleha. Mereka dikaruniai beberapa orang anak laki-laki dan perempuan. Kehidupan mereka sekeluarga sungguh bahagia dan sejahtera. Sang Isteri semasa hidupnya merupakan seorang perempuan  yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia dan rajin beribadah. Dia juga adalah isteri yang setia dan taat kepada suaminya, seorang ibu yang penyayang dan sebaik-baik pendidik kepada anak-anaknya.
Rumah tangga yang indah ini berjalan selama 22 tahun, hingga sang isteri meninggal dunia. Setelah jenazah sang isteri diurus dengan sempurna, dishalatkan dan kemudian dikebumikan, semua ahli keluarga, sanak keluarga, dan kaum kerabat berhimpun di rumah sang suami untuk bertakziah. Kesemua yang hadir hendak mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan, mengurangi rasa pilu dan kesedihan pada sang suami karena kehilangan isteri yang paling dikasihi dan dicintai.
Namun demikian sebelum ada yang sempat berkata-kata, si suami berucap “Semoga tidak ada seorangpun dari tuan-tuan dan puan-puan yang mengucapkan rasa belasungkawa kepada ku, sebaliknya duhai saudara-saudara ku kaum muslimin sekalian, dengarkanlah kata-kata ku ini”
Semua yang hadir pada saat itupun terkejut dan terdiam mendengar ucapan si suami. Kemudian dia meneruskan wasiatnya kepada kaum muslimin yang hadir “Demi Allah, tiada tuhan yang berhak disembah selain diriNya. Sesungguhnya hari ini merupakan hari yang paling membahagiakan dan gembira bagi ku. Lebih dari kebahagiaan dan kegembiraan yang ku rasakan pada malam pertama bersama almarhumah isteri ku”

Dia melanjutkan “Maha Suci Allah Ta’ala, sesungguhnya isteri ku itu adalah sebaik-baik perempuan dan pendamping bagi ku. Karena ia senantiasa menta’ati ku, mengurus diri ku dan anak-anak kami dengan sebaik-baiknya. Dan juga ia telah mendidik anak-anak kami dengan sempurna. Aku senantiasa bercita-cita untuk membalas segala jasa baik yang dilakukannya kepada diri ku”
“Ketika dia meninggal dunia, aku teringat akan sebuah hadist dari junjungan kita Muhammad Rasulullah: Jikalau terdapat seorang perempuan meninggal dunia sedangkan suaminya redha akan dirinya maka niscaya dia akan masuk syurga. Tatkala aku meletakkan jenazahnya di dalam liang lahad, akupun telah meletakkan tangan ku pada kepalanya dan berkata: Wahai Tuhan ku, sesungguhnya aku redha akan dirinya, maka mohon Engkau redhakanlah dia. Ku ulang-ulangi ucapan ku tersebut, sehingga tenang dan puaslah hati ku.”
“Ketahuilah duhai kaum muslimin sekalian, sesungguhnya aku di saat ini amat berbahagia dan bergembira. Tidak dapat aku gambarkan kepada kalian betapa hebatnya rasa bahagia dan gembiranya diri ku ini. Maka barang siapa diantara kalian berkeinginan untuk mengucapkan rasa belasungkawa kepada diri ku atas kematian isteri ku, maka segera urungkanlah niat tuan dan puan tersebut. Sebaliknya ucapkanlah “Selamat” atas diri ku, karena isteri yang teramat ku kasihi ini telah meninggal dunia dalam keadaan aku redha akan dirinya. Semoga Allah Ta’ala menerima isteri ku dengan keredhaanNya. Amin”

sumber foto: internet
*  Seorang gadis asal Malaysia yang memiliki akun di Situs Jejaring Sosial Muslim Millatfacebook: http://mymfb.com/blog/44822/tahniah-atas-kematian-isteriku/

Tulisan ini kami salin dengan pengubahan seperlunya dari situs jejaring Sosial Muslim Millatfacebook. Silahkan mendaftar dan bergabung denga situs tersebut. Dengan mengetik URL: http://www.millatfacebook.com

juga dimuat di:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 16 Maret 2012

Keluarga Sakinah


Ucapkanlah Selamat atas Kematian Isteri Ku
Oleh: Anis Adilla*

Ini adalah kisah dari seorang lelaki yang telah membina hubungan rumah tangga dengan perempuan shaleha. Mereka dikaruniai beberapa orang anak laki-laki dan perempuan. Kehidupan mereka sekeluarga sungguh bahagia dan sejahtera. Sang Isteri semasa hidupnya merupakan seorang perempuan  yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia dan rajin beribadah. Dia juga adalah isteri yang setia dan taat kepada suaminya, seorang ibu yang penyayang dan sebaik-baik pendidik kepada anak-anaknya.
Rumah tangga yang indah ini berjalan selama 22 tahun, hingga sang isteri meninggal dunia. Setelah jenazah sang isteri diurus dengan sempurna, dishalatkan dan kemudian dikebumikan, semua ahli keluarga, sanak keluarga, dan kaum kerabat berhimpun di rumah sang suami untuk bertakziah. Kesemua yang hadir hendak mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan, mengurangi rasa pilu dan kesedihan pada sang suami karena kehilangan isteri yang paling dikasihi dan dicintai.
Namun demikian sebelum ada yang sempat berkata-kata, si suami berucap “Semoga tidak ada seorangpun dari tuan-tuan dan puan-puan yang mengucapkan rasa belasungkawa kepada ku, sebaliknya duhai saudara-saudara ku kaum muslimin sekalian, dengarkanlah kata-kata ku ini”
Semua yang hadir pada saat itupun terkejut dan terdiam mendengar ucapan si suami. Kemudian dia meneruskan wasiatnya kepada kaum muslimin yang hadir “Demi Allah, tiada tuhan yang berhak disembah selain diriNya. Sesungguhnya hari ini merupakan hari yang paling membahagiakan dan gembira bagi ku. Lebih dari kebahagiaan dan kegembiraan yang ku rasakan pada malam pertama bersama almarhumah isteri ku”

Dia melanjutkan “Maha Suci Allah Ta’ala, sesungguhnya isteri ku itu adalah sebaik-baik perempuan dan pendamping bagi ku. Karena ia senantiasa menta’ati ku, mengurus diri ku dan anak-anak kami dengan sebaik-baiknya. Dan juga ia telah mendidik anak-anak kami dengan sempurna. Aku senantiasa bercita-cita untuk membalas segala jasa baik yang dilakukannya kepada diri ku”
“Ketika dia meninggal dunia, aku teringat akan sebuah hadist dari junjungan kita Muhammad Rasulullah: Jikalau terdapat seorang perempuan meninggal dunia sedangkan suaminya redha akan dirinya maka niscaya dia akan masuk syurga. Tatkala aku meletakkan jenazahnya di dalam liang lahad, akupun telah meletakkan tangan ku pada kepalanya dan berkata: Wahai Tuhan ku, sesungguhnya aku redha akan dirinya, maka mohon Engkau redhakanlah dia. Ku ulang-ulangi ucapan ku tersebut, sehingga tenang dan puaslah hati ku.”
“Ketahuilah duhai kaum muslimin sekalian, sesungguhnya aku di saat ini amat berbahagia dan bergembira. Tidak dapat aku gambarkan kepada kalian betapa hebatnya rasa bahagia dan gembiranya diri ku ini. Maka barang siapa diantara kalian berkeinginan untuk mengucapkan rasa belasungkawa kepada diri ku atas kematian isteri ku, maka segera urungkanlah niat tuan dan puan tersebut. Sebaliknya ucapkanlah “Selamat” atas diri ku, karena isteri yang teramat ku kasihi ini telah meninggal dunia dalam keadaan aku redha akan dirinya. Semoga Allah Ta’ala menerima isteri ku dengan keredhaanNya. Amin”

sumber foto: internet
*  Seorang gadis asal Malaysia yang memiliki akun di Situs Jejaring Sosial Muslim Millatfacebook: http://mymfb.com/blog/44822/tahniah-atas-kematian-isteriku/

Tulisan ini kami salin dengan pengubahan seperlunya dari situs jejaring Sosial Muslim Millatfacebook. Silahkan mendaftar dan bergabung denga situs tersebut. Dengan mengetik URL: http://www.millatfacebook.com

juga dimuat di:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar