Selasa, 26 Juli 2011

Si Ceroboh

 
Pernah kau dalam salah satu keadaan kawan, keadaan dimana kalian seperti orang bodoh? Kawan, marilah aku bercerita mengenai seorang kawan ku yang sebenarnya pandai namun langkahnya selalu diiringi berbagai keadaan yang justeru membuat dirinya terlihat bodoh. Dia satu kantor dengan ku, jadi tak heranlah jika aku agak sedikit banyak mengetahui mengenai kisah bodohnya ini.


Kawan ku ini sebenarnya baik, tak ada yang aneh-aneh diperbuatnya. Kata orang niat baik tidak selalu berakhir baik, kadangkala berakhir tragis, menyedihkan bukan kawan? Baru-baru ini dia mengalami suatu kejadian yang menyedihkan sekaligus membuat ku geleng-geleng kepala. Berawal dari niat baiknya untuk memperbaiki komputer salah seorang kawan kami yang diserang virus ganas sehingga anti virusnya menjadi nakal tak mau distop, exit, atau disable. Tentu saja kawan kami ini agak sedikit repot dan mengeluh mengenai keadaan komputernya. Dia memang tak terlalu paham perkara komputer, jadi kawan ku ini merasa kasihan dan berusaha menolong.

Setelah melihat perkembangan komputer kawan kami ini, dia memutuskan untuk meremove anti virus nakal ini. Kemudian dia menggantinya dengan anti virus baru yang diharapkan akan dapat membasmi virus-virus durjana ini. Tapi apa hendak dikata, komputernya malah merajuk, tak mau menampakkan berbagai icon di toolbar dan tombol start yang biasa ada di kiri bawah pun ikut merajuk. Tentu saja dia panik, berbagai usaha ditempuh namun akhirnya gagal. Sampailah pada sebuah kesimpulan bahwa komputer ini harus di install ulang.

Dengan dibantu seorang kawan dia menginstal ulang komputer. Berhasilkah? Tentu kawan, komputer berhasil diinstall ulang, berbagai program dasarpun diinstal, tak lupa anti viruspun diinstall pula. Namun apa hendak dikata, muncul masalah baru, CD Server dkemudian diketahui telah menghilang tak tentu rimaba. Ditanya sana-sini tak ada yang tahu, atau tak ada yang mau memberi tahu. Maklum kawan, sifat masing-masing orang bermacam-macam, malah ada yang lebih kejam dari binatang.

Itu baru masalah pertama, masalah kedua ialah microsoft office tak dapatpula diinstall. Ya ampun, malang niat nasib kawan ku ini. Seharian dia berusaha memperbaiki komputer terkutuk ini namun hasilnya masih zero kawan. Sang pemilik komputer tentunya bertambah kesal, walaupun tidak diperlihatkannya dihadapan kami. Namun sempat terlepas ucapan dari mulutnya yang manis itu bahwa sebelumnya keadaan komputernya tidaklah begitu mengganggu. Nak kok???

Kawan ku hanya diam, aku tak tahu bagaimana perasaannya, dia memang agak perasa, jadi aku hanya bisa mengira-ngira. Sebenarnya dia sendiri merasa bersalah, aku yakin itu. Dan dia sudah berusaha keras memperbaiki kesalahannya.

Akhirnya diapun berkisah, bahwa ini bukanlah pertama kalinya niat baiknya berujung petaka. Kemarin ketika dia pulang kampung, dia membantu ayahnya bekerja namun bukannya meringankan pekerjaan ayahnya justeru sebaliknya. Sebenarnya dia merasa kasian melihat diusia yang sudah lebih setengah abad ayahnya masih harus banting tulang bekerja. Tentunya sebagai anak sulung dia merasa bersalah karena hingga kini belum bisa membahagiakan orangtuanya. Tapi sekali lagi kawan, niat baik tak selalu berakhir manis,…

Diapun mengisahkan nasib malang yang serupa dengan yang dialaminya kini. Sebelumnya ketika hendak mengurus NPWP di kantor pajak dia juga mengalami nasib yang serupa. Ceritanya, ada salah seorang pengunjung yang kebingungan karena petugas di meja tunggu menghilang tak nampak batang hidungnya. Kemudian pengunjung ini melihat ke sekeliling, kebetulan kawan ku ini dan beberapa orang kawan yang ikut bersamanya memakai seragam PNS. Orang ini mengira kawan ku ini merupakan petugas pajak jadi dia memandang kawan ku dengan pandangan minta tolong. Kawan ku yang bengak ini merasa terpanggil dan kemudian pergi kemeja tunggu dan membantu menggambilkan formulir yang dibutuhkan. Namun apa hendak dikata, ketika dia sedang khusuknya melayani masyarakat pihak yang berwenang langsung muncul. Dia marah karena ada orang bengak yang mengacak-acak kerjanya, kawan ku pun dimarahi. Dia diam dan hanya bisa tersenyum, kawan-kawan yang ikut bersamanya bukannya memberi dukungan malah ikut-ikut menyalahkan sikapnya tersebut. Dan sekali lagi dia diam, diam tampaknya merupakan kawan terbaiknya.

Ketika ku tanyakan kenapa kok dia sampai terpanggil menolong orang yang kemudian malah tidak mengucapkan terimakasih kepadanya. Sebab ketika dia dimarahi, orang yang dibantunya malah terkesan tak peduli, dia hanya peduli dengan urusannya. Karena melihat sikap dari orang yang dibantunya ini maka muncullah rasa penyesalan karena telah membantu dalam hatinya. Dia bahkan sempat berjanji dalam hatinya bahwa tidak akan membantu orang lagi dikemudian hari kelak. Dan aku tahu kalau dia sama sekali tidak menepati janjinya tersebut.

Dia menjawab pertanyaan ku, bahwa sebelumnya dia melihat salah seorang kawan kami melakukan hal yang serupa dengannya. Bedanya ialah kawan kami tidak ketahuan sedangkan kawan ku ini malah ketahuan.

Ketika mendengar kisahnya ini, aku teringat akan potongan cerita namun aku tak ingat apakah itu novel, cerpen, komik, atau filem. Namun yang pasti ada efek de javu yang ku rasakan ketika dia berkisah. Aku berharap niat baiknya menyelamatkan dirinya, karena aku yakin Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Aku yakin ini semacam ujian bagi dirinya, selalu ada hikmah dibalik semuanya. Kalau tak salah itu yang dikatakan guru mengaji ku dulu. Bagaimana dengan kalian kawan, adakah kalian mengalami hal yang serupa?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 26 Juli 2011

Si Ceroboh

 
Pernah kau dalam salah satu keadaan kawan, keadaan dimana kalian seperti orang bodoh? Kawan, marilah aku bercerita mengenai seorang kawan ku yang sebenarnya pandai namun langkahnya selalu diiringi berbagai keadaan yang justeru membuat dirinya terlihat bodoh. Dia satu kantor dengan ku, jadi tak heranlah jika aku agak sedikit banyak mengetahui mengenai kisah bodohnya ini.


Kawan ku ini sebenarnya baik, tak ada yang aneh-aneh diperbuatnya. Kata orang niat baik tidak selalu berakhir baik, kadangkala berakhir tragis, menyedihkan bukan kawan? Baru-baru ini dia mengalami suatu kejadian yang menyedihkan sekaligus membuat ku geleng-geleng kepala. Berawal dari niat baiknya untuk memperbaiki komputer salah seorang kawan kami yang diserang virus ganas sehingga anti virusnya menjadi nakal tak mau distop, exit, atau disable. Tentu saja kawan kami ini agak sedikit repot dan mengeluh mengenai keadaan komputernya. Dia memang tak terlalu paham perkara komputer, jadi kawan ku ini merasa kasihan dan berusaha menolong.

Setelah melihat perkembangan komputer kawan kami ini, dia memutuskan untuk meremove anti virus nakal ini. Kemudian dia menggantinya dengan anti virus baru yang diharapkan akan dapat membasmi virus-virus durjana ini. Tapi apa hendak dikata, komputernya malah merajuk, tak mau menampakkan berbagai icon di toolbar dan tombol start yang biasa ada di kiri bawah pun ikut merajuk. Tentu saja dia panik, berbagai usaha ditempuh namun akhirnya gagal. Sampailah pada sebuah kesimpulan bahwa komputer ini harus di install ulang.

Dengan dibantu seorang kawan dia menginstal ulang komputer. Berhasilkah? Tentu kawan, komputer berhasil diinstall ulang, berbagai program dasarpun diinstal, tak lupa anti viruspun diinstall pula. Namun apa hendak dikata, muncul masalah baru, CD Server dkemudian diketahui telah menghilang tak tentu rimaba. Ditanya sana-sini tak ada yang tahu, atau tak ada yang mau memberi tahu. Maklum kawan, sifat masing-masing orang bermacam-macam, malah ada yang lebih kejam dari binatang.

Itu baru masalah pertama, masalah kedua ialah microsoft office tak dapatpula diinstall. Ya ampun, malang niat nasib kawan ku ini. Seharian dia berusaha memperbaiki komputer terkutuk ini namun hasilnya masih zero kawan. Sang pemilik komputer tentunya bertambah kesal, walaupun tidak diperlihatkannya dihadapan kami. Namun sempat terlepas ucapan dari mulutnya yang manis itu bahwa sebelumnya keadaan komputernya tidaklah begitu mengganggu. Nak kok???

Kawan ku hanya diam, aku tak tahu bagaimana perasaannya, dia memang agak perasa, jadi aku hanya bisa mengira-ngira. Sebenarnya dia sendiri merasa bersalah, aku yakin itu. Dan dia sudah berusaha keras memperbaiki kesalahannya.

Akhirnya diapun berkisah, bahwa ini bukanlah pertama kalinya niat baiknya berujung petaka. Kemarin ketika dia pulang kampung, dia membantu ayahnya bekerja namun bukannya meringankan pekerjaan ayahnya justeru sebaliknya. Sebenarnya dia merasa kasian melihat diusia yang sudah lebih setengah abad ayahnya masih harus banting tulang bekerja. Tentunya sebagai anak sulung dia merasa bersalah karena hingga kini belum bisa membahagiakan orangtuanya. Tapi sekali lagi kawan, niat baik tak selalu berakhir manis,…

Diapun mengisahkan nasib malang yang serupa dengan yang dialaminya kini. Sebelumnya ketika hendak mengurus NPWP di kantor pajak dia juga mengalami nasib yang serupa. Ceritanya, ada salah seorang pengunjung yang kebingungan karena petugas di meja tunggu menghilang tak nampak batang hidungnya. Kemudian pengunjung ini melihat ke sekeliling, kebetulan kawan ku ini dan beberapa orang kawan yang ikut bersamanya memakai seragam PNS. Orang ini mengira kawan ku ini merupakan petugas pajak jadi dia memandang kawan ku dengan pandangan minta tolong. Kawan ku yang bengak ini merasa terpanggil dan kemudian pergi kemeja tunggu dan membantu menggambilkan formulir yang dibutuhkan. Namun apa hendak dikata, ketika dia sedang khusuknya melayani masyarakat pihak yang berwenang langsung muncul. Dia marah karena ada orang bengak yang mengacak-acak kerjanya, kawan ku pun dimarahi. Dia diam dan hanya bisa tersenyum, kawan-kawan yang ikut bersamanya bukannya memberi dukungan malah ikut-ikut menyalahkan sikapnya tersebut. Dan sekali lagi dia diam, diam tampaknya merupakan kawan terbaiknya.

Ketika ku tanyakan kenapa kok dia sampai terpanggil menolong orang yang kemudian malah tidak mengucapkan terimakasih kepadanya. Sebab ketika dia dimarahi, orang yang dibantunya malah terkesan tak peduli, dia hanya peduli dengan urusannya. Karena melihat sikap dari orang yang dibantunya ini maka muncullah rasa penyesalan karena telah membantu dalam hatinya. Dia bahkan sempat berjanji dalam hatinya bahwa tidak akan membantu orang lagi dikemudian hari kelak. Dan aku tahu kalau dia sama sekali tidak menepati janjinya tersebut.

Dia menjawab pertanyaan ku, bahwa sebelumnya dia melihat salah seorang kawan kami melakukan hal yang serupa dengannya. Bedanya ialah kawan kami tidak ketahuan sedangkan kawan ku ini malah ketahuan.

Ketika mendengar kisahnya ini, aku teringat akan potongan cerita namun aku tak ingat apakah itu novel, cerpen, komik, atau filem. Namun yang pasti ada efek de javu yang ku rasakan ketika dia berkisah. Aku berharap niat baiknya menyelamatkan dirinya, karena aku yakin Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Aku yakin ini semacam ujian bagi dirinya, selalu ada hikmah dibalik semuanya. Kalau tak salah itu yang dikatakan guru mengaji ku dulu. Bagaimana dengan kalian kawan, adakah kalian mengalami hal yang serupa?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar