Sabtu, 28 Januari 2012

Menghadapi Penghujat Agama


Mundurlah agak Selangkah

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena nanti mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka, kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia Memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.
QS Al An’am: 108)

Petikan ayat Al Qur’an di atas mengajarkan kepada kita supaya dalam bergaul dengan orang-orang kafir (bahasa halusnya non-muslim) janganlah hendaknya melampaui batas. Manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda, dalam memberitakan kebenaran perihal ajaran Islam hendaknya disampaikan dengan santun.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai, terutama sekali di internet, seseorang ataupun sekelompok orang atas nama agama melakukan penghujatan terhadap agama lain. Mulai dari masalah yang sepele hingga ke yang besar-besar. Hal ini sesungguhnya akan semakin menyuburkan rasa ketidak senangan, kebencian, dan antipati kepada agama lain di lingkungan masyarakat kita.


Memang sesungguhnya agama kita mengajarkan untuk bersikap saling menghargai (toleransi), akan tetapi bukan toleransi ala Kaum Munafik Sepilis. Ayat di atas telah mengajarkan salah satunya, bagaimana cara bertoleransi dengan pemeluk agama lain. Kalaupun seandainya kita hendak melakukan debat, diskusi, atau dialog sebaiknya dilakukan di forum resmi yang terhormat. Di Forum, dimana nilai-nilai keadilan dijunjung tinggi. Dan tentunya diisi dan diikuti oleh oleh orang-orang yang telah siap dengan segala bentuk perdebatan. Berkepala dingin dalam menyikapi suatu persoalan ataupun pernyataan dari lawan bicara, dan lain sebagainya.

Adalah sesuatu yang wajar jika muncul rasa antipati terhadap pemeluk agama lain. Namun sebaiknya, perasaan semacam itu janganlah terlalu diperturutkan. Karena akan merusak jiwa dan iman kita. Jika kita memelihara kebencian dalam diri kita, berarti kita telah membiarkan setan merasuki jiwa yang seharusnya kita sucikan dengan amal ibadah kepada Allah.

Berdakwah merupakan suatu pekerjaan yang sulit dan membutuhkan kesabaran. Jadi janganlah kita berputus asa dan kemudian melakukan tindakan keras seperti, menghujat ataupun memaki agama lain. Bagi manusia yang mengetahui mereka akan diam, namun bagi yang pendek akalnya maka dia akan membalas suatu perbuatan atau ucapan yang kasar dengan perbuatan dan ucapan yang lebih kasar lagi. Begitulah tabiat manusia sekarang, bagi mereka diam berarti lemah.

Jadi, marilah kita tunjukkan bahwa Islam merupakan agama orang terdidik, agama intelek, dan agama orang beradab. Melawan para penghujat Islam hanya akan semakin merusak diri kita, hati semakin tak tenang, dan perlahan-lahan kebencian mulai merayap ke dalam diri. Dan akhirnya, setan laknatullah meraih kendali diri dari seorang muslim. Nau’uzubillah, janganlah hal semacam itu sampai terjadi.


Sumber foto: Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 28 Januari 2012

Menghadapi Penghujat Agama


Mundurlah agak Selangkah

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena nanti mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka, kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia Memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.
QS Al An’am: 108)

Petikan ayat Al Qur’an di atas mengajarkan kepada kita supaya dalam bergaul dengan orang-orang kafir (bahasa halusnya non-muslim) janganlah hendaknya melampaui batas. Manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda, dalam memberitakan kebenaran perihal ajaran Islam hendaknya disampaikan dengan santun.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai, terutama sekali di internet, seseorang ataupun sekelompok orang atas nama agama melakukan penghujatan terhadap agama lain. Mulai dari masalah yang sepele hingga ke yang besar-besar. Hal ini sesungguhnya akan semakin menyuburkan rasa ketidak senangan, kebencian, dan antipati kepada agama lain di lingkungan masyarakat kita.


Memang sesungguhnya agama kita mengajarkan untuk bersikap saling menghargai (toleransi), akan tetapi bukan toleransi ala Kaum Munafik Sepilis. Ayat di atas telah mengajarkan salah satunya, bagaimana cara bertoleransi dengan pemeluk agama lain. Kalaupun seandainya kita hendak melakukan debat, diskusi, atau dialog sebaiknya dilakukan di forum resmi yang terhormat. Di Forum, dimana nilai-nilai keadilan dijunjung tinggi. Dan tentunya diisi dan diikuti oleh oleh orang-orang yang telah siap dengan segala bentuk perdebatan. Berkepala dingin dalam menyikapi suatu persoalan ataupun pernyataan dari lawan bicara, dan lain sebagainya.

Adalah sesuatu yang wajar jika muncul rasa antipati terhadap pemeluk agama lain. Namun sebaiknya, perasaan semacam itu janganlah terlalu diperturutkan. Karena akan merusak jiwa dan iman kita. Jika kita memelihara kebencian dalam diri kita, berarti kita telah membiarkan setan merasuki jiwa yang seharusnya kita sucikan dengan amal ibadah kepada Allah.

Berdakwah merupakan suatu pekerjaan yang sulit dan membutuhkan kesabaran. Jadi janganlah kita berputus asa dan kemudian melakukan tindakan keras seperti, menghujat ataupun memaki agama lain. Bagi manusia yang mengetahui mereka akan diam, namun bagi yang pendek akalnya maka dia akan membalas suatu perbuatan atau ucapan yang kasar dengan perbuatan dan ucapan yang lebih kasar lagi. Begitulah tabiat manusia sekarang, bagi mereka diam berarti lemah.

Jadi, marilah kita tunjukkan bahwa Islam merupakan agama orang terdidik, agama intelek, dan agama orang beradab. Melawan para penghujat Islam hanya akan semakin merusak diri kita, hati semakin tak tenang, dan perlahan-lahan kebencian mulai merayap ke dalam diri. Dan akhirnya, setan laknatullah meraih kendali diri dari seorang muslim. Nau’uzubillah, janganlah hal semacam itu sampai terjadi.


Sumber foto: Internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar