Senin, 15 Oktober 2012

Pertikaian beragam kekuatan


Perang yang Tak Kunjung Usai
  
Huru-hara yang terjadi di Suriah belum juga usai, hampir setiap hari terdengar kabar pembunuhan, penyerangan, ataupun penghancuran. Entah itu yang dilakukan oleh fihak Pemerintah Bashar al Asad ataupun yang dilakukan oleh fihak pemberontak. Sesungguhnya huru-hara yang terjadi dalam negeri Suriah ini bukanlah hanya pertikain antara rakyat melawan pemimpin di negara mereka melainkan peperangan antara beberapa kekuatan yang hendak berebut pengaruh di Timur Tengah. Kasihan rakyat Suriah, mereka terperangkap dalam perang diantara dua kekuatan yang sedang berebut kuasa. Banyak yang memutuskan meninggalkan rumah tempat tinggal mereka, pindah ke tempat yang mereka kira akan lebih aman.
Salah satu kawasan yang menjadi tujuan untuk mencari keselamatan oleh rakyat Suriah ialah sebuah propinsi terletak dalam Negara Turki, tepatnya di bagian selatan dari negara tersebut. Hatay nama propinsi tersebut dengan penduduknya kebanyakan berbahasa Arab. Sebab sebagian besar dari mereka merupakan orang-orang Arab dan secara budaya mereka juga Arab. Sedangkan Turki merupakan negara yang beretnis Mongol dan telah mengalami percampuran dengan kawasan disekitarnya terutama Eropa.
Sudah lama Suriah menyangka bahwa para pemberontak menjadikan kawasan selatan Turki sebagai tempat berlindung mereka. Karena banyak dari serangan, apakah itu serangan roket maupun kelompok bersenjata berasal dari selatan Turki. Akhirnya Suriah kesal dan melancarkan serangan ke selatan Turki, namun apa hendak dikata, serangan Suriah tidak tepat sasaran sebab menewaskan lima orang penduduk sipil Turki.
Serangan ini membut Turki marah, maka terjadilah serangan balasan ke Suriah. Parlemen Turki telah memberikan izin bagi angkatan bersenjata Turki untuk melakukan tindakan militer yang lebih masif terhada Suriah. Berikutnya terjadi beberapa insiden yang masih berbau konflik, seperti penangkapan pesawat sipil Suriah oleh Turki dan sebaliknya. Yang terakhir di dengar ialah diberlakukannya kawasan larangan terbang di wilayah selatan oleh Turki terhadap pesawat-pesawat sipil Suriah.

Seperti yang telah kami sebutkan di awal tulisan ini bahwa pertikaian ini bukan semata masalah antara rakyat dan para pemimpinnya di Suriah. Melainkan juga pertikaian kekuatan-kekuatan lain yang hendak berebut pengaruh di Timur Tengah. Beberapa penguasa yang memusuhi ataupun berkawan baik dengan Barat telah runtuh di Timur Tengah. Adapun ciri-ciri dari para penguasa ini ialah hampir semua dari mereka merupakan pemimpin yang keras, kejam, (dikatator), menyalahgunakan kekuasaan, mengekang kebebasan rakyatnya, terlalu berkuasa di bidang pemerintahan (eksekutif, legislatif, & yudikatif), dan lain sebagainya.
Suriah merupakan negara yang selama ini menentang Amerika dan sekutunya. Bersama dengan Iran mereka merupakan kawan erat, pasalnya selain sebagai sama-sama negara yang menentang Barat, keluarga Asad yang merupakan penguasa Suriah merupakan keluarga Syi’ah. Selain itu seperti yang kita ketahui bahwa Timur Tengah merupakan ladang minyak dunia, jadi semua fihak merasa berkepentingan. Namun berbeda dengan kasus Irak, Afghanistan hampir sepuluh tahun yang lalu, ataupun dengan kasus Libya pada beberapa bulan yang telah lalu. Barat tidak dapat sesuka hati ikut campur dalam urusan Suriah, sebab dua negara kuat yakni Rusia dan Cina dengan setia mendukung Suriah.
Sesungguhnya rezim Suriah bukan pula rezin yang baik, sebab mereka seorang diktator dan mereka juga tidak segan membunuhi rakyatnya. Banyak negara Arab dan dunia Islam mendukung gerakan perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Suriah yang kebanyakan berasal dari kalangan Sunni. Arab Saudi, Qatar, dan beberapa negara Arab memberikan bantuan berupa uang dan peralatan perang kepada para pejuang. Sedangkan Suriah mendapat sokongan dari Rusia dan Cina dalam hal dukungan politik internasional dan Iran serta Hizbullah di Libanon dalam hal persenjataan. Selain dari yang telah kami sebutkan di atas, Iran juga memberikan bantuan dalam hal propaganda melalui saluran televisi berbahasa Inggris milik Iran, Press TV.
Namun daripada itu, sokongan yang diberikan Barat pada gerakan perlawanan di Suriah perlu diwaspadai. Sebab dukungan mereka bukannya tanpa alasan, seperti kata pepatah orang Barat: tidak ada makan siang gratis. Maka perlu rasanya umat Islam untuk berhati-hati, Afganistan, Irak, Libya, dan beberapa negara lainnya telah menjadi contoh yang nyata. Dalam sejarah di republik ini kitapun sudah melihat, bagaimana bantuan dari orang kulit putih (di masa lalu) justeru mendatangkan bencana yang lebih besar kepada kita. Orang bijak pernah berkata, hanya keledai dungulah yang terperosok ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Serangan terhadap selatan Turki telah menguntungkan Barat, Turki dipaksa secara tidak langsung untuk menyerang Suriah. Seperti yang telah dikatakan oleh Komandan NATO bahwa mereka akan melakukan segala upaya untuk membela anggota mereka. Dalam hal ini Turki merupakan anggota dari Nato. Apakah ini semua sudah dirancanga oleh Barat, atau hanyalah kejadian yang memang sudah sepatutnya terjadi?
Kita tentunya tidak suka dengan kesewenang-wenangan keluarga Asad di Suriah namun kita tidak pula suka dengan campur tangan orang Barat atau kafir dalam dunia Islam. Namun disisi lain Dunia Islam tanpaknya terdiam, Organisasi Konfrensi Islam atau OKI tidak jua bersuara, Liga Arabpun tidak berdaya, sedangkan perpecahan dalam dunia Islam semakin nyata. Bilakah rasanya kita umat Islam akan bersatu?



sumber gambar: internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 15 Oktober 2012

Pertikaian beragam kekuatan


Perang yang Tak Kunjung Usai
  
Huru-hara yang terjadi di Suriah belum juga usai, hampir setiap hari terdengar kabar pembunuhan, penyerangan, ataupun penghancuran. Entah itu yang dilakukan oleh fihak Pemerintah Bashar al Asad ataupun yang dilakukan oleh fihak pemberontak. Sesungguhnya huru-hara yang terjadi dalam negeri Suriah ini bukanlah hanya pertikain antara rakyat melawan pemimpin di negara mereka melainkan peperangan antara beberapa kekuatan yang hendak berebut pengaruh di Timur Tengah. Kasihan rakyat Suriah, mereka terperangkap dalam perang diantara dua kekuatan yang sedang berebut kuasa. Banyak yang memutuskan meninggalkan rumah tempat tinggal mereka, pindah ke tempat yang mereka kira akan lebih aman.
Salah satu kawasan yang menjadi tujuan untuk mencari keselamatan oleh rakyat Suriah ialah sebuah propinsi terletak dalam Negara Turki, tepatnya di bagian selatan dari negara tersebut. Hatay nama propinsi tersebut dengan penduduknya kebanyakan berbahasa Arab. Sebab sebagian besar dari mereka merupakan orang-orang Arab dan secara budaya mereka juga Arab. Sedangkan Turki merupakan negara yang beretnis Mongol dan telah mengalami percampuran dengan kawasan disekitarnya terutama Eropa.
Sudah lama Suriah menyangka bahwa para pemberontak menjadikan kawasan selatan Turki sebagai tempat berlindung mereka. Karena banyak dari serangan, apakah itu serangan roket maupun kelompok bersenjata berasal dari selatan Turki. Akhirnya Suriah kesal dan melancarkan serangan ke selatan Turki, namun apa hendak dikata, serangan Suriah tidak tepat sasaran sebab menewaskan lima orang penduduk sipil Turki.
Serangan ini membut Turki marah, maka terjadilah serangan balasan ke Suriah. Parlemen Turki telah memberikan izin bagi angkatan bersenjata Turki untuk melakukan tindakan militer yang lebih masif terhada Suriah. Berikutnya terjadi beberapa insiden yang masih berbau konflik, seperti penangkapan pesawat sipil Suriah oleh Turki dan sebaliknya. Yang terakhir di dengar ialah diberlakukannya kawasan larangan terbang di wilayah selatan oleh Turki terhadap pesawat-pesawat sipil Suriah.

Seperti yang telah kami sebutkan di awal tulisan ini bahwa pertikaian ini bukan semata masalah antara rakyat dan para pemimpinnya di Suriah. Melainkan juga pertikaian kekuatan-kekuatan lain yang hendak berebut pengaruh di Timur Tengah. Beberapa penguasa yang memusuhi ataupun berkawan baik dengan Barat telah runtuh di Timur Tengah. Adapun ciri-ciri dari para penguasa ini ialah hampir semua dari mereka merupakan pemimpin yang keras, kejam, (dikatator), menyalahgunakan kekuasaan, mengekang kebebasan rakyatnya, terlalu berkuasa di bidang pemerintahan (eksekutif, legislatif, & yudikatif), dan lain sebagainya.
Suriah merupakan negara yang selama ini menentang Amerika dan sekutunya. Bersama dengan Iran mereka merupakan kawan erat, pasalnya selain sebagai sama-sama negara yang menentang Barat, keluarga Asad yang merupakan penguasa Suriah merupakan keluarga Syi’ah. Selain itu seperti yang kita ketahui bahwa Timur Tengah merupakan ladang minyak dunia, jadi semua fihak merasa berkepentingan. Namun berbeda dengan kasus Irak, Afghanistan hampir sepuluh tahun yang lalu, ataupun dengan kasus Libya pada beberapa bulan yang telah lalu. Barat tidak dapat sesuka hati ikut campur dalam urusan Suriah, sebab dua negara kuat yakni Rusia dan Cina dengan setia mendukung Suriah.
Sesungguhnya rezim Suriah bukan pula rezin yang baik, sebab mereka seorang diktator dan mereka juga tidak segan membunuhi rakyatnya. Banyak negara Arab dan dunia Islam mendukung gerakan perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Suriah yang kebanyakan berasal dari kalangan Sunni. Arab Saudi, Qatar, dan beberapa negara Arab memberikan bantuan berupa uang dan peralatan perang kepada para pejuang. Sedangkan Suriah mendapat sokongan dari Rusia dan Cina dalam hal dukungan politik internasional dan Iran serta Hizbullah di Libanon dalam hal persenjataan. Selain dari yang telah kami sebutkan di atas, Iran juga memberikan bantuan dalam hal propaganda melalui saluran televisi berbahasa Inggris milik Iran, Press TV.
Namun daripada itu, sokongan yang diberikan Barat pada gerakan perlawanan di Suriah perlu diwaspadai. Sebab dukungan mereka bukannya tanpa alasan, seperti kata pepatah orang Barat: tidak ada makan siang gratis. Maka perlu rasanya umat Islam untuk berhati-hati, Afganistan, Irak, Libya, dan beberapa negara lainnya telah menjadi contoh yang nyata. Dalam sejarah di republik ini kitapun sudah melihat, bagaimana bantuan dari orang kulit putih (di masa lalu) justeru mendatangkan bencana yang lebih besar kepada kita. Orang bijak pernah berkata, hanya keledai dungulah yang terperosok ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Serangan terhadap selatan Turki telah menguntungkan Barat, Turki dipaksa secara tidak langsung untuk menyerang Suriah. Seperti yang telah dikatakan oleh Komandan NATO bahwa mereka akan melakukan segala upaya untuk membela anggota mereka. Dalam hal ini Turki merupakan anggota dari Nato. Apakah ini semua sudah dirancanga oleh Barat, atau hanyalah kejadian yang memang sudah sepatutnya terjadi?
Kita tentunya tidak suka dengan kesewenang-wenangan keluarga Asad di Suriah namun kita tidak pula suka dengan campur tangan orang Barat atau kafir dalam dunia Islam. Namun disisi lain Dunia Islam tanpaknya terdiam, Organisasi Konfrensi Islam atau OKI tidak jua bersuara, Liga Arabpun tidak berdaya, sedangkan perpecahan dalam dunia Islam semakin nyata. Bilakah rasanya kita umat Islam akan bersatu?



sumber gambar: internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar