Sabtu, 29 Oktober 2011

Dari Koran Lama



Soeara Boemi Poetera.S.S
Tahun ke II

 21 Janoeari 1926


Satu hal yang tidak salah kalau dikatakan ajaib, baru ini telah  terjadi, yalah seorang tukang kebon nama Amat yang bekerja tiap hari membersihkan pekarangan sekolah M.u.l.o di Padang, waktu pada satu hari orang akan mengadakan examen[1] buat kleinambtenaar, tukang kebun si Amat itu mintak permisi kepada induk semangnya lamanya tiga hari tersebab satu urusan.

Tetapi apakah sudah terjadi?
Kiranya dalam kumpulan candidaat-candidaat yang akan membikin kleinambtenaarsexamen itu kedapatan si Amat Tukang Kebon, sehingga menjadi suatu keheranan amat besar sekali kepada tuan Directeur dari sekolah M.u.l.o kerna sebegitu lama si kebun dikenal oleh tuan tersebut , belum pernah ia berbicara dalam bahasa Belanda dengan siapa juga dan walaupun barang sepatah.

Kesudahan examen itu ia telah maju dengan selamat  dengan cijfers[2] 6 (voldoende[3]). Sedang kebanyakan orang yang lain mendapat 5.


Surat diplomanya dari kleinambtenaarsexamen itu disaksikan oleh segala murid-murid M.u.l.o di Padang, dan iapun diberi selamat oleh guru-guru Belanda (kita juga turut memberi selamat pada si Amat tersebut) Tetapi sampai pula sekarang, ia masih saja tinggal di dalam titel tukang kebon dengan senang hati.

Keadaan yang terjadi seperti tersebut di atas ini kita tarik conclusie[4]:
  1. Janganlah orang sampai meninggikan diri sehingga lupa pada bangsa dan tanah airnya tersebab pandai Bahasa Belanda, karena lihatlah diploma semacam itu dapat juga diperoleh oleh seorang tukang kebon saja, dengan tidak merobah keadaan tabi’at hidupnya.
  2. Percayakah engku-engku sekarang, bahwa kemajuan untuk itu tidak memiliki bangsa, kaya atau kemegahan? Inilah pula akan menjadi suatu sebab pada kita, supaya segira juga hendanya kita dapat mendirikan satu H.I.S particulier[5], kerna akhirnya anak-anak tukang rem, tukang wiessel, stationbeamte, dan lain-lain, mempunyai juga diploma seperti si Amat tukang kebon itu hendaknya.
  3. Tunduklah hei sekalian manusia, atas keadilan Allah!




[1] Ujian
[2] Angka atau dalam hal ini “mendapat nilai”
[3] Cukup
[4] Kesimpulan
[5] Swasta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 29 Oktober 2011

Dari Koran Lama



Soeara Boemi Poetera.S.S
Tahun ke II

 21 Janoeari 1926


Satu hal yang tidak salah kalau dikatakan ajaib, baru ini telah  terjadi, yalah seorang tukang kebon nama Amat yang bekerja tiap hari membersihkan pekarangan sekolah M.u.l.o di Padang, waktu pada satu hari orang akan mengadakan examen[1] buat kleinambtenaar, tukang kebun si Amat itu mintak permisi kepada induk semangnya lamanya tiga hari tersebab satu urusan.

Tetapi apakah sudah terjadi?
Kiranya dalam kumpulan candidaat-candidaat yang akan membikin kleinambtenaarsexamen itu kedapatan si Amat Tukang Kebon, sehingga menjadi suatu keheranan amat besar sekali kepada tuan Directeur dari sekolah M.u.l.o kerna sebegitu lama si kebun dikenal oleh tuan tersebut , belum pernah ia berbicara dalam bahasa Belanda dengan siapa juga dan walaupun barang sepatah.

Kesudahan examen itu ia telah maju dengan selamat  dengan cijfers[2] 6 (voldoende[3]). Sedang kebanyakan orang yang lain mendapat 5.


Surat diplomanya dari kleinambtenaarsexamen itu disaksikan oleh segala murid-murid M.u.l.o di Padang, dan iapun diberi selamat oleh guru-guru Belanda (kita juga turut memberi selamat pada si Amat tersebut) Tetapi sampai pula sekarang, ia masih saja tinggal di dalam titel tukang kebon dengan senang hati.

Keadaan yang terjadi seperti tersebut di atas ini kita tarik conclusie[4]:
  1. Janganlah orang sampai meninggikan diri sehingga lupa pada bangsa dan tanah airnya tersebab pandai Bahasa Belanda, karena lihatlah diploma semacam itu dapat juga diperoleh oleh seorang tukang kebon saja, dengan tidak merobah keadaan tabi’at hidupnya.
  2. Percayakah engku-engku sekarang, bahwa kemajuan untuk itu tidak memiliki bangsa, kaya atau kemegahan? Inilah pula akan menjadi suatu sebab pada kita, supaya segira juga hendanya kita dapat mendirikan satu H.I.S particulier[5], kerna akhirnya anak-anak tukang rem, tukang wiessel, stationbeamte, dan lain-lain, mempunyai juga diploma seperti si Amat tukang kebon itu hendaknya.
  3. Tunduklah hei sekalian manusia, atas keadilan Allah!




[1] Ujian
[2] Angka atau dalam hal ini “mendapat nilai”
[3] Cukup
[4] Kesimpulan
[5] Swasta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar