Selasa, 16 Oktober 2012

Suka Cita pada Permulaan


Harapan yang Besar
Tanggung Jawab yang Berat

Hari ini Senin tanggal 15 Oktober 2012 telah dilantik gubernur baru hasil dari pemilihan yang dilakukan oleh rakyat Jakarta pada beberapa waktu yang lalu. Suatu pemilihan yang sngat emosional, diiringi dengan pertarungan sengit dan penuh intrik antara masing-masing pasangan calon. Namun rakyat Jakarta telah menentukan pilihannya, Joko Widodo dan Basuki cahya Purnama (A Hok) muncul sebagai pemenang. Orang yang sama sekali asing dan baru bagi Jakarta. Sang Gubernur merupakan mantan Walikota Solo dan wakilnya merupakan mantan Bupati Bangka.


Tampaknya seluruh orang berbahagia dan bersuka ria pada pengangkatan gubernur baru ini. beberapa stasiun televisi menyiarkan secara langsung pelantikan gubernur Jakarta. Penuh harap dan kebahagian, itulah yang tertangkap pada pelantikan gubernur baru hasil pemilihan rakyat. Orang bijak pernah berujar, kualitas seorang pemimpin merupakan cerminan bagi rakyat yang dipimpinnya. Itulah cerminan orang Jakarta.

Hampir seluruh pendapat yang disiarkan oleh media pada masa pemilihan yang lampau mencerminkan pendapat yang baik mengenai Jokowi, dia adalah seorang pemimpin yang berhasil. Dan itu pulalah harapan orang Jakarta, hendaknya dia juga berhasil di daerah baru yang dipimpinnya. Walauada ada beberapa kekhawatiran yang disuarakan, namun itu luput atau tenggelam dalam berita yang lebih condong ke arah sisi baik yang disiarkan oleh media.

Senin, 15 Oktober 2012

Pertikaian beragam kekuatan


Perang yang Tak Kunjung Usai
  
Huru-hara yang terjadi di Suriah belum juga usai, hampir setiap hari terdengar kabar pembunuhan, penyerangan, ataupun penghancuran. Entah itu yang dilakukan oleh fihak Pemerintah Bashar al Asad ataupun yang dilakukan oleh fihak pemberontak. Sesungguhnya huru-hara yang terjadi dalam negeri Suriah ini bukanlah hanya pertikain antara rakyat melawan pemimpin di negara mereka melainkan peperangan antara beberapa kekuatan yang hendak berebut pengaruh di Timur Tengah. Kasihan rakyat Suriah, mereka terperangkap dalam perang diantara dua kekuatan yang sedang berebut kuasa. Banyak yang memutuskan meninggalkan rumah tempat tinggal mereka, pindah ke tempat yang mereka kira akan lebih aman.
Salah satu kawasan yang menjadi tujuan untuk mencari keselamatan oleh rakyat Suriah ialah sebuah propinsi terletak dalam Negara Turki, tepatnya di bagian selatan dari negara tersebut. Hatay nama propinsi tersebut dengan penduduknya kebanyakan berbahasa Arab. Sebab sebagian besar dari mereka merupakan orang-orang Arab dan secara budaya mereka juga Arab. Sedangkan Turki merupakan negara yang beretnis Mongol dan telah mengalami percampuran dengan kawasan disekitarnya terutama Eropa.
Sudah lama Suriah menyangka bahwa para pemberontak menjadikan kawasan selatan Turki sebagai tempat berlindung mereka. Karena banyak dari serangan, apakah itu serangan roket maupun kelompok bersenjata berasal dari selatan Turki. Akhirnya Suriah kesal dan melancarkan serangan ke selatan Turki, namun apa hendak dikata, serangan Suriah tidak tepat sasaran sebab menewaskan lima orang penduduk sipil Turki.
Serangan ini membut Turki marah, maka terjadilah serangan balasan ke Suriah. Parlemen Turki telah memberikan izin bagi angkatan bersenjata Turki untuk melakukan tindakan militer yang lebih masif terhada Suriah. Berikutnya terjadi beberapa insiden yang masih berbau konflik, seperti penangkapan pesawat sipil Suriah oleh Turki dan sebaliknya. Yang terakhir di dengar ialah diberlakukannya kawasan larangan terbang di wilayah selatan oleh Turki terhadap pesawat-pesawat sipil Suriah.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Dari Koran Lama


Dari Masa Dahulu


Berikut ini kami sajikan suatu petikan di salah satu bagian pada salah satu majalah lama yang terbit di Sumatera Barat. Nama majalah tersebut ialah “Pengantar”, diterbitkan di Sawahlunto. Petikan yang kami sajikan terbit pada Bulan Agustus tahun 1939, yang merupakan tahun keempat dari penerbitan majalah ini.


Kami merasa sangat perlu sekali menyajikan salah satu petikan dari salah satu isi dari majalah ini. Untuk mempermudah bagi tuan memahaminya maka isi kolom "Adakh Tuan Ketahui Bahwa" dapat kita samakan dengan kolom serba-serbi, tips, pengetahuan, atau Tahukah Anda? pada koran ataupun majalah masa sekarang. Sebagai anak Melayu, kami sudah lama kagum dengan bahasa yang digunakan oleh datuk-datuk kita pada masa dahulu. Sungguh halus dan dalam makna perkataan mereka. Bagi orang sekarang, bahasa orang dahulu tentulah lawak dan menggelikan. Sehingga tak jarang beberapa anak muda menjadikan bahasa lama sebagai bahan olok-olokan.

Kami adalah pengagum sastera Melayu Lama, dan oleh karena itulah maka hati kami semakin berat rasanya untuk menerbitkan tulisan ini dalam blog kami ini. Tentunya kami telah melakukan beberapa penyesuaian, yakni dalam penulisan huruf. Kami menyesuaikan penulisan dengan keadaan pembaca pada masa sekarang. Sebab jika kami gunakan huruf dengan ejaan lama maka kemungkinan pembaca sekarang akan mengalami kesusahan. Sedangkan dalam segi isi masih sama, tidak kami ubah.

Kami harap tulisan ini dapat menambah pengetahuan kita perihal kearifan kehidupan orang pada masa dahulu. Selamat menikmati..

Selasa, 09 Oktober 2012

Revolusikah..?


 Bersilat dihadapan Negeri

Peristiwa yang terjadi pada Jum’at malam tanggal lima Oktober kemarin menjadi bahan perbincangan yang tak ada habisnya di republik ini. Ada yang mengatakan ini merupakan People Power di Indonesia namun ada juga yang mengatakan kalau ini “Cicak Vs Buaya Jilid II”. Apapun itu tampaknya suara kebanyakan rakyat di republik ini berada di belakang KPK. Namun apa sesungguhnya yang terjadi pada Jum’at malam tersebut?


Alkisah di negeri yang katanya negeri paling demokratis ketiga di dunia ini tengah berlangsung perang terhadap tindak korupsi. Korupsi yang empat balas tahun lalu hendak dimusnahkan melalui gerakan yang bernama “reformasi”. Namun apalah daya, keadaan yang berlaku justeru sebaliknya. Korupsi di negeri ini semakin menjadi-jadi dan dilakukan terang-terangan, tak ada takut apalagi malu. Rakyat di negeri ini rupanya sudah kesal dan tak puas dengan keadaan negeri mereka. Semua dihargai dengan uang, jangankan “pelayanan” negara kepada rakyatnya, bahkan untuk buang hajatpun mereka harus membayar. Suatu kejadian yang tak berlaku di negara lain.

Seharusnya semua tindak kejahatan ini sudah dapat dimusnahkan oleh alat negara yang bernama “Kepolisian”. Namun apalah daya, semuanya tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Apa pasal tuan? Ah, nantilah kami jelaskan. Namun yang pasti akibat dari tidak berjalannya fungsi Kepolisian ini maka lahirlah lembaga baru yang bernama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Ketua KPK pertama ialah Antasari Azhar, seorang mantan jaksa. Dia banyak menanggkapi orang-orang yang terlibat korupsi. Apakah itu dari kalangan politisi ataupun birokrasi, hakim, ataupun jaksa. Namun firasat orang-orang tampaknya benar, di tengah-tengah negeri yang tengah dikuasai oleh setan besar yang bernama Korupsi, pastilah orang ini akan mendapat masalah nantinya. Rupanya benar, Antasari Azhar ditangkap dan dpenjarakan dengan tuduhan pembunuhan.

Selepas itu, para pemimpin KPK yang lain juga ikut diserang, dengan alasan tindak pelanggaran hukum tentunya. Yang maju kedepan dalam menghadapi KPK ialah Institusi Kepolisian, taklah mengherankan tuan. Ketika itu Komjen Susno Duaji yang menjadi “panglima perangnya”. Dari mulut komisaris inilah muncul istilah “Cicak” untuk KPK dan “Buaya” untuk Kepolisian pun muncul. Maka masyhurlah nama Cicak VS Buaya di negeri ini.

Senin, 01 Oktober 2012

PKI, 1965, & Komunis


 Mencoba Merenungi Negeri


Hari Kesaktian Pancasila, apa gerangan yang terfikirkan oleh tuan? Komunis dan para jendral yang dibantai dan lebih dikenal sebagai Jendral Revolusi di republik ini? atau Komunis yang katanya hendak merebut kekuasaan? Atau kami lebih berpendapat “ingin menyelamatkan dominasi mereka atas pemerintahan Soekarno saat itu”. Bisa juga tuan berpendapat: suatu dongeng pelelap sebelum tidur yang dibacakan oleh Soeharto, kudeta terselubung, campur tangan Amerika, dan lain sebagainya.


Bagi kami orang Minangkabau dan kamipun yakin seluruh umat Islam yang beriman sependapat dengan kami bahwa peristiwa yang terjasdi tahun 1965 tersebut telah mendatangkan berkah bagi kami. Sebab sebelumnya, komunis sangat merajalela di negeri kami. Melecehkan agama dan adat kami orang Minang. Mereka kaum anti tuhan, keras kepala, dan berkelakuan kasar layaknya orang yang belum menyentuh peradaban.

Teori resmi dari pemerintah yang hingga kini masih belum jua dirubah walau keadaan politik telah berubah menyebutkan bahwa pada malam 30 September 1965, sekelompok tentara misterius yang digerakkan oleh PKI menculik 7 orang jenderal yang kemudian membantai mereka di Lubang Buaya. Usaha itu mereka lakukan karena ketujuh jendral tersebut merupakan jendral-jendral anti Komunis.

Selasa, 16 Oktober 2012

Suka Cita pada Permulaan


Harapan yang Besar
Tanggung Jawab yang Berat

Hari ini Senin tanggal 15 Oktober 2012 telah dilantik gubernur baru hasil dari pemilihan yang dilakukan oleh rakyat Jakarta pada beberapa waktu yang lalu. Suatu pemilihan yang sngat emosional, diiringi dengan pertarungan sengit dan penuh intrik antara masing-masing pasangan calon. Namun rakyat Jakarta telah menentukan pilihannya, Joko Widodo dan Basuki cahya Purnama (A Hok) muncul sebagai pemenang. Orang yang sama sekali asing dan baru bagi Jakarta. Sang Gubernur merupakan mantan Walikota Solo dan wakilnya merupakan mantan Bupati Bangka.


Tampaknya seluruh orang berbahagia dan bersuka ria pada pengangkatan gubernur baru ini. beberapa stasiun televisi menyiarkan secara langsung pelantikan gubernur Jakarta. Penuh harap dan kebahagian, itulah yang tertangkap pada pelantikan gubernur baru hasil pemilihan rakyat. Orang bijak pernah berujar, kualitas seorang pemimpin merupakan cerminan bagi rakyat yang dipimpinnya. Itulah cerminan orang Jakarta.

Hampir seluruh pendapat yang disiarkan oleh media pada masa pemilihan yang lampau mencerminkan pendapat yang baik mengenai Jokowi, dia adalah seorang pemimpin yang berhasil. Dan itu pulalah harapan orang Jakarta, hendaknya dia juga berhasil di daerah baru yang dipimpinnya. Walauada ada beberapa kekhawatiran yang disuarakan, namun itu luput atau tenggelam dalam berita yang lebih condong ke arah sisi baik yang disiarkan oleh media.

Senin, 15 Oktober 2012

Pertikaian beragam kekuatan


Perang yang Tak Kunjung Usai
  
Huru-hara yang terjadi di Suriah belum juga usai, hampir setiap hari terdengar kabar pembunuhan, penyerangan, ataupun penghancuran. Entah itu yang dilakukan oleh fihak Pemerintah Bashar al Asad ataupun yang dilakukan oleh fihak pemberontak. Sesungguhnya huru-hara yang terjadi dalam negeri Suriah ini bukanlah hanya pertikain antara rakyat melawan pemimpin di negara mereka melainkan peperangan antara beberapa kekuatan yang hendak berebut pengaruh di Timur Tengah. Kasihan rakyat Suriah, mereka terperangkap dalam perang diantara dua kekuatan yang sedang berebut kuasa. Banyak yang memutuskan meninggalkan rumah tempat tinggal mereka, pindah ke tempat yang mereka kira akan lebih aman.
Salah satu kawasan yang menjadi tujuan untuk mencari keselamatan oleh rakyat Suriah ialah sebuah propinsi terletak dalam Negara Turki, tepatnya di bagian selatan dari negara tersebut. Hatay nama propinsi tersebut dengan penduduknya kebanyakan berbahasa Arab. Sebab sebagian besar dari mereka merupakan orang-orang Arab dan secara budaya mereka juga Arab. Sedangkan Turki merupakan negara yang beretnis Mongol dan telah mengalami percampuran dengan kawasan disekitarnya terutama Eropa.
Sudah lama Suriah menyangka bahwa para pemberontak menjadikan kawasan selatan Turki sebagai tempat berlindung mereka. Karena banyak dari serangan, apakah itu serangan roket maupun kelompok bersenjata berasal dari selatan Turki. Akhirnya Suriah kesal dan melancarkan serangan ke selatan Turki, namun apa hendak dikata, serangan Suriah tidak tepat sasaran sebab menewaskan lima orang penduduk sipil Turki.
Serangan ini membut Turki marah, maka terjadilah serangan balasan ke Suriah. Parlemen Turki telah memberikan izin bagi angkatan bersenjata Turki untuk melakukan tindakan militer yang lebih masif terhada Suriah. Berikutnya terjadi beberapa insiden yang masih berbau konflik, seperti penangkapan pesawat sipil Suriah oleh Turki dan sebaliknya. Yang terakhir di dengar ialah diberlakukannya kawasan larangan terbang di wilayah selatan oleh Turki terhadap pesawat-pesawat sipil Suriah.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Dari Koran Lama


Dari Masa Dahulu


Berikut ini kami sajikan suatu petikan di salah satu bagian pada salah satu majalah lama yang terbit di Sumatera Barat. Nama majalah tersebut ialah “Pengantar”, diterbitkan di Sawahlunto. Petikan yang kami sajikan terbit pada Bulan Agustus tahun 1939, yang merupakan tahun keempat dari penerbitan majalah ini.


Kami merasa sangat perlu sekali menyajikan salah satu petikan dari salah satu isi dari majalah ini. Untuk mempermudah bagi tuan memahaminya maka isi kolom "Adakh Tuan Ketahui Bahwa" dapat kita samakan dengan kolom serba-serbi, tips, pengetahuan, atau Tahukah Anda? pada koran ataupun majalah masa sekarang. Sebagai anak Melayu, kami sudah lama kagum dengan bahasa yang digunakan oleh datuk-datuk kita pada masa dahulu. Sungguh halus dan dalam makna perkataan mereka. Bagi orang sekarang, bahasa orang dahulu tentulah lawak dan menggelikan. Sehingga tak jarang beberapa anak muda menjadikan bahasa lama sebagai bahan olok-olokan.

Kami adalah pengagum sastera Melayu Lama, dan oleh karena itulah maka hati kami semakin berat rasanya untuk menerbitkan tulisan ini dalam blog kami ini. Tentunya kami telah melakukan beberapa penyesuaian, yakni dalam penulisan huruf. Kami menyesuaikan penulisan dengan keadaan pembaca pada masa sekarang. Sebab jika kami gunakan huruf dengan ejaan lama maka kemungkinan pembaca sekarang akan mengalami kesusahan. Sedangkan dalam segi isi masih sama, tidak kami ubah.

Kami harap tulisan ini dapat menambah pengetahuan kita perihal kearifan kehidupan orang pada masa dahulu. Selamat menikmati..

Selasa, 09 Oktober 2012

Revolusikah..?


 Bersilat dihadapan Negeri

Peristiwa yang terjadi pada Jum’at malam tanggal lima Oktober kemarin menjadi bahan perbincangan yang tak ada habisnya di republik ini. Ada yang mengatakan ini merupakan People Power di Indonesia namun ada juga yang mengatakan kalau ini “Cicak Vs Buaya Jilid II”. Apapun itu tampaknya suara kebanyakan rakyat di republik ini berada di belakang KPK. Namun apa sesungguhnya yang terjadi pada Jum’at malam tersebut?


Alkisah di negeri yang katanya negeri paling demokratis ketiga di dunia ini tengah berlangsung perang terhadap tindak korupsi. Korupsi yang empat balas tahun lalu hendak dimusnahkan melalui gerakan yang bernama “reformasi”. Namun apalah daya, keadaan yang berlaku justeru sebaliknya. Korupsi di negeri ini semakin menjadi-jadi dan dilakukan terang-terangan, tak ada takut apalagi malu. Rakyat di negeri ini rupanya sudah kesal dan tak puas dengan keadaan negeri mereka. Semua dihargai dengan uang, jangankan “pelayanan” negara kepada rakyatnya, bahkan untuk buang hajatpun mereka harus membayar. Suatu kejadian yang tak berlaku di negara lain.

Seharusnya semua tindak kejahatan ini sudah dapat dimusnahkan oleh alat negara yang bernama “Kepolisian”. Namun apalah daya, semuanya tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Apa pasal tuan? Ah, nantilah kami jelaskan. Namun yang pasti akibat dari tidak berjalannya fungsi Kepolisian ini maka lahirlah lembaga baru yang bernama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Ketua KPK pertama ialah Antasari Azhar, seorang mantan jaksa. Dia banyak menanggkapi orang-orang yang terlibat korupsi. Apakah itu dari kalangan politisi ataupun birokrasi, hakim, ataupun jaksa. Namun firasat orang-orang tampaknya benar, di tengah-tengah negeri yang tengah dikuasai oleh setan besar yang bernama Korupsi, pastilah orang ini akan mendapat masalah nantinya. Rupanya benar, Antasari Azhar ditangkap dan dpenjarakan dengan tuduhan pembunuhan.

Selepas itu, para pemimpin KPK yang lain juga ikut diserang, dengan alasan tindak pelanggaran hukum tentunya. Yang maju kedepan dalam menghadapi KPK ialah Institusi Kepolisian, taklah mengherankan tuan. Ketika itu Komjen Susno Duaji yang menjadi “panglima perangnya”. Dari mulut komisaris inilah muncul istilah “Cicak” untuk KPK dan “Buaya” untuk Kepolisian pun muncul. Maka masyhurlah nama Cicak VS Buaya di negeri ini.

Senin, 01 Oktober 2012

PKI, 1965, & Komunis


 Mencoba Merenungi Negeri


Hari Kesaktian Pancasila, apa gerangan yang terfikirkan oleh tuan? Komunis dan para jendral yang dibantai dan lebih dikenal sebagai Jendral Revolusi di republik ini? atau Komunis yang katanya hendak merebut kekuasaan? Atau kami lebih berpendapat “ingin menyelamatkan dominasi mereka atas pemerintahan Soekarno saat itu”. Bisa juga tuan berpendapat: suatu dongeng pelelap sebelum tidur yang dibacakan oleh Soeharto, kudeta terselubung, campur tangan Amerika, dan lain sebagainya.


Bagi kami orang Minangkabau dan kamipun yakin seluruh umat Islam yang beriman sependapat dengan kami bahwa peristiwa yang terjasdi tahun 1965 tersebut telah mendatangkan berkah bagi kami. Sebab sebelumnya, komunis sangat merajalela di negeri kami. Melecehkan agama dan adat kami orang Minang. Mereka kaum anti tuhan, keras kepala, dan berkelakuan kasar layaknya orang yang belum menyentuh peradaban.

Teori resmi dari pemerintah yang hingga kini masih belum jua dirubah walau keadaan politik telah berubah menyebutkan bahwa pada malam 30 September 1965, sekelompok tentara misterius yang digerakkan oleh PKI menculik 7 orang jenderal yang kemudian membantai mereka di Lubang Buaya. Usaha itu mereka lakukan karena ketujuh jendral tersebut merupakan jendral-jendral anti Komunis.